Dua Investor Jepang Ekspansi Bisnis ke RI Rp725 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Dua perusahaan asal Jepang akan memperluas usahanya di Indonesia dengan mengajukan rencana perluasan investasi sebesar USUSD54,5 juta, atau sekitar Rp725 miliar (kurs Rp13.300/USD).
Dua perusahaan tersebut bergerak di bidang sparepart automotif dan industri mesin sistem automasi (robot) serta industri minuman ringan, industri farmasi, dan industi kemasan.
Investor pertama akan mengembangkan kapasitas produksi sparepart automotif senilai USD10 juta sampai USD20 juta, sementara investor kedua akan melakukan perluasan di bidang usaha makanan (roti dan kue) dengan rencana investasi USD34,5 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa pihaknya merespons positif rencana perluasan investasi yang disampaikan oleh dua existing investor asal Jepang tersebut.
"Perluasan yang dilakukan investor Jepang tersebut menunjukkan investasi yang dilakukan di Indonesia cukup berhasil dan berkembang," ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (14/3).
Franky menjelaskan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan perusahaan terkait rencana perluasan yang dilakukan. "Beberapa hal yang dikomunikasik di antaranya akan skema bisnis yang akan ditempuh oleh perusahaan. Ini akan kami koordinasikan dengan kementerian teknis terkait," kata dia.
Selain itu, investor industri minuman ringan juga menyampaikan beberapa concern terkait operasional yang dilakukan. "Investor menyampaikan tiga hal yakni terkait lokasi tata ruang mereka yang belum berada di zona kawasan industri, pendaftaran produk, serta terkait ketenagakerjaan," ungkapnya.
Problem-problem yang telah disampaikan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, BPOM serta Pemda terkait.
"Tentu dari sisi investor kami mendapatkan informasinya tinggal dikomunikasikan dengan instansi dan lembaga yang berwenang terhadap hal ini. Prinsipnya BKPM akan berada di samping investor untuk membantu mereka merealisasikan investasinya," jelas Franky.
Dua perusahaan tersebut bergerak di bidang sparepart automotif dan industri mesin sistem automasi (robot) serta industri minuman ringan, industri farmasi, dan industi kemasan.
Investor pertama akan mengembangkan kapasitas produksi sparepart automotif senilai USD10 juta sampai USD20 juta, sementara investor kedua akan melakukan perluasan di bidang usaha makanan (roti dan kue) dengan rencana investasi USD34,5 juta.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyampaikan bahwa pihaknya merespons positif rencana perluasan investasi yang disampaikan oleh dua existing investor asal Jepang tersebut.
"Perluasan yang dilakukan investor Jepang tersebut menunjukkan investasi yang dilakukan di Indonesia cukup berhasil dan berkembang," ujar dia dalam rilisnya, Sabtu (14/3).
Franky menjelaskan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan perusahaan terkait rencana perluasan yang dilakukan. "Beberapa hal yang dikomunikasik di antaranya akan skema bisnis yang akan ditempuh oleh perusahaan. Ini akan kami koordinasikan dengan kementerian teknis terkait," kata dia.
Selain itu, investor industri minuman ringan juga menyampaikan beberapa concern terkait operasional yang dilakukan. "Investor menyampaikan tiga hal yakni terkait lokasi tata ruang mereka yang belum berada di zona kawasan industri, pendaftaran produk, serta terkait ketenagakerjaan," ungkapnya.
Problem-problem yang telah disampaikan akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait di antaranya Kementerian Tenaga Kerja, BPOM serta Pemda terkait.
"Tentu dari sisi investor kami mendapatkan informasinya tinggal dikomunikasikan dengan instansi dan lembaga yang berwenang terhadap hal ini. Prinsipnya BKPM akan berada di samping investor untuk membantu mereka merealisasikan investasinya," jelas Franky.
(izz)