Buka Impor Pangan, Jokowi Klaim Jaga Pasokan Jelang Ramadhan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim bahwa langkah pemerintah untuk membuka keran importasi beberapa komoditas pangan pokok sebagai komitmen pemerintah menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan jelang Ramadhan. Pemerintah juga terus berupaya agar harga pangan, khususnya daging sapi dan bawang merah tidak melonjak tinggi.
Dia mengatakan, kebijakan impor bawang merah yang saat ini dilakukan, untuk mencukupi ketersediaan bibit bawang yang sekitar satu atau dua bulan ke depan akan dibutuhkan para petani.
"Kita melakukan impor bawang itu untuk mencukupi bibit yang kurang lebih sebulan atau dua bulan lagi dibutuhkan petani. Karena, kita lihat harga bibitnya saat ini sekitar Rp42 ribu sampai Rp43 ribu. Jadi, impor bawang merah itu titik beratnya ada di bibit bawang. Sehingga, sekarang petani punya kesempatan menyimpan bibit yang akan dikeluarkan," katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Sementara, terkait kebijakan impor daging sapi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menerangkan bahwa saat ini masih dalam proses pengiriman. Jokowi berharap pada pekan pertama Ramadhan, stok daging tersebut dapat segera didistribusikan. Semua itu dilakukan untuk menjaga harga bahan pangan tetap terjangkau di kalangan masyarakat.
"Yang kita harapkan harga turun. Satu, harga bawang harus turun. Kedua, harga gula turun. Ketiga, harga daging turun, dan keempat beras juga harus turun," tambah dia.
Presiden menjelaskan bahwa alasan pemerintah membuka keran impor untuk beberapa komoditas pangan dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar yang menjelang Ramadhan selalu meningkat. Dia juga akan terus memantau perkembangan harga daging sapi di pasar untuk mencapai target yang diinginkan, yaitu Rp80 ribu per kg.
"Menteri pasti sudah menghitung supply dan demand-nya. Saya kira kalau permintaannya banyak sementara kemampuan produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan, maka harus ditutup dengan impor," tandasnya.
Sekadar informasi, pemerintah memutuskan untuk membuka keran impor untuk sejumlah bahan kebutuhan pokok, di antaranya 27.400 ton daging sapi, gula mentah (raw sugar) 381 ribu ton, dan bawang merah 2.500 ton.
Dia mengatakan, kebijakan impor bawang merah yang saat ini dilakukan, untuk mencukupi ketersediaan bibit bawang yang sekitar satu atau dua bulan ke depan akan dibutuhkan para petani.
"Kita melakukan impor bawang itu untuk mencukupi bibit yang kurang lebih sebulan atau dua bulan lagi dibutuhkan petani. Karena, kita lihat harga bibitnya saat ini sekitar Rp42 ribu sampai Rp43 ribu. Jadi, impor bawang merah itu titik beratnya ada di bibit bawang. Sehingga, sekarang petani punya kesempatan menyimpan bibit yang akan dikeluarkan," katanya seperti dalam rilis yang diterima Sindonews di Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Sementara, terkait kebijakan impor daging sapi, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menerangkan bahwa saat ini masih dalam proses pengiriman. Jokowi berharap pada pekan pertama Ramadhan, stok daging tersebut dapat segera didistribusikan. Semua itu dilakukan untuk menjaga harga bahan pangan tetap terjangkau di kalangan masyarakat.
"Yang kita harapkan harga turun. Satu, harga bawang harus turun. Kedua, harga gula turun. Ketiga, harga daging turun, dan keempat beras juga harus turun," tambah dia.
Presiden menjelaskan bahwa alasan pemerintah membuka keran impor untuk beberapa komoditas pangan dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar yang menjelang Ramadhan selalu meningkat. Dia juga akan terus memantau perkembangan harga daging sapi di pasar untuk mencapai target yang diinginkan, yaitu Rp80 ribu per kg.
"Menteri pasti sudah menghitung supply dan demand-nya. Saya kira kalau permintaannya banyak sementara kemampuan produksinya masih belum dapat memenuhi jumlah permintaan, maka harus ditutup dengan impor," tandasnya.
Sekadar informasi, pemerintah memutuskan untuk membuka keran impor untuk sejumlah bahan kebutuhan pokok, di antaranya 27.400 ton daging sapi, gula mentah (raw sugar) 381 ribu ton, dan bawang merah 2.500 ton.
(izz)