USD Keok Lawan Yen, Rupiah Berakhir Perkasa
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup membaik atau berada di zona hijau di tengah melemahnya USD terhadap yen ke posisi terendah dalam dua pekan.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah hari ini berakhir di level Rp13.645/USD dengan kisaran harian Rp13.645-Rp13.695/USD. Posisi penutupan hari ini menguat 15 poin dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.660/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg pada hari ini berakhir pada level Rp13.643/USD dengan kisaran Rp13.633-Rp13.705/USD. Posisi itu tercatat menguat jika dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.661/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada sore ini ada di posisi Rp13.647/USD atau menguat dari penutupan sebelumnya di level Rp13.662/USD, atau melemah 10 poin.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah terkapar ke level Rp13.695/USD. Posisi ini tercatat semakin tidak berdaya dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.671/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (2/6/2016), USD mencapai level terendah dalam dua pekan terhadap yen. Hal ini terbebani oleh ketidakpastian apakah Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga pada Juni atau Juli.
Greenback menguat ke level tertinggi dua bulan terhadap beberapa mata uang pada awal pekan ini, setelah Ketua The Fed Janet Yellen berkomentar bahwa kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Tetapi sejak kehilangan sekitar 1% dengan investor skeptis harga dalam hanya peluang 20% kenaikan pada Juni.
USD turun 50% terhadap yen ke level 108,99, setelah sebelumnya menyentuh level 108,825, terendah selama dua pekan. Angka tersebut sekitar 2,5% lebih lemah dari posisi tinggi satu bulan di level 111,455.
Euro naik 0,3% menjadi USD1,1221, tertinggi dalam sembilan hari, terangkat oleh ekspektasi pasar bahwa ECB akan menaikkan pertumbuhan dan prakiraan inflasi, langkah positif bahkan menekankan risiko negatif yang terus-menerus dan kesiapan untuk memberikan rangsangan lebih.
"Tanggapan langsung di euro/USD akan tergantung pada dampak dari pertemuan ECB. Melemahnya potensi risiko bisa memicu beberapa posisi short mengkuadratkan dan membantu euro," tulis Credit Agricole dalam sebuah catatan penelitian.
Berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah hari ini berakhir di level Rp13.645/USD dengan kisaran harian Rp13.645-Rp13.695/USD. Posisi penutupan hari ini menguat 15 poin dari penutupan kemarin yang berada di level Rp13.660/USD.
Posisi rupiah menurut data Bloomberg pada hari ini berakhir pada level Rp13.643/USD dengan kisaran Rp13.633-Rp13.705/USD. Posisi itu tercatat menguat jika dibanding penutupan sebelumnya di level Rp13.661/USD.
Menurut data Sindonews bersumber dari Limas, rupiah pada sore ini ada di posisi Rp13.647/USD atau menguat dari penutupan sebelumnya di level Rp13.662/USD, atau melemah 10 poin.
Di sisi lain, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah terkapar ke level Rp13.695/USD. Posisi ini tercatat semakin tidak berdaya dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.671/USD.
Dilansir Reuters, Kamis (2/6/2016), USD mencapai level terendah dalam dua pekan terhadap yen. Hal ini terbebani oleh ketidakpastian apakah Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga pada Juni atau Juli.
Greenback menguat ke level tertinggi dua bulan terhadap beberapa mata uang pada awal pekan ini, setelah Ketua The Fed Janet Yellen berkomentar bahwa kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini. Tetapi sejak kehilangan sekitar 1% dengan investor skeptis harga dalam hanya peluang 20% kenaikan pada Juni.
USD turun 50% terhadap yen ke level 108,99, setelah sebelumnya menyentuh level 108,825, terendah selama dua pekan. Angka tersebut sekitar 2,5% lebih lemah dari posisi tinggi satu bulan di level 111,455.
Euro naik 0,3% menjadi USD1,1221, tertinggi dalam sembilan hari, terangkat oleh ekspektasi pasar bahwa ECB akan menaikkan pertumbuhan dan prakiraan inflasi, langkah positif bahkan menekankan risiko negatif yang terus-menerus dan kesiapan untuk memberikan rangsangan lebih.
"Tanggapan langsung di euro/USD akan tergantung pada dampak dari pertemuan ECB. Melemahnya potensi risiko bisa memicu beberapa posisi short mengkuadratkan dan membantu euro," tulis Credit Agricole dalam sebuah catatan penelitian.
(izz)