Indeks Dibuka Melemah Seiring Bursa Asia
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (9/6/2016) dibuka layu 0,06% atau 3,05 poin ke level 4.913,01 pada pukul 08.55 WIB.
Melemahnya IHSG dipicu oleh mayoritas pasar Asia diperdagangkan lebih rendah pada Kamis ini, akibat melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) terhadap yen yang membebani saham Jepang dan saham Korea Selatan.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, indeks terpeleset 0,36% atau 17,93 poin ke level 4.916,06 pada pukul 16.00 WIB.
Dikutip dari Bloomberg pada Kamis ini, pernyaatan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga secara prematur, alhasil penundaan kenaikan suku bunga AS membuat yen terus bergerak naik dan ini akan berdampak bagi bursa Jepang.
Mengutip kabar dari CNBC, Kamis (9/6/2016), Nikkei 225 terhentak dua sesi berturut-turut, jatuh 0,82% karena melemahnya USD mendorong yen dan menempatkan saham di bawah tekanan. Yen diperdagangkan pada 106,61 terhadap dolar pada 9:20 HK/SIN, turun dari tingkat dekat 107,80 awal pekan ini.
Di Korea Selatan, Bank of Korea mengejutkan pasar dengan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin ke rekor rendah 1,25%. Indeks Kospi naik 0,17% pada level 2.030,45 pada 9:34 HK/SIN.
Australia ASX 200 goyah antara positif dan negatif sebelum tergelincir 0,33% dengan sebagian besar sektor tertinggal. Harga komoditas yang biasanya dalam mata uang dolar mendapatkan dorongan dari melemahnya greenback.
Di bursa Indonesia, pada pembukaan perdagangan Kamis ini, transaksi bersih asing mencapai Rp557 juta dimana aksi jual asing Rp13,36 miliar berbanding aksi beli asing Rp13,92 miliar.
Dari 45 saham yang diperdagangkan, 23 naik, 8 turun dan 14 stabil. Mayoritas sektor saham mengalami tekanan dengan saham infrastruktur yang turun 1,71%. Sementara saham-saham yang menguat pagi ini adalah PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII). Saham yang dibuka melemah ialah PT Unilever Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Melemahnya IHSG dipicu oleh mayoritas pasar Asia diperdagangkan lebih rendah pada Kamis ini, akibat melemahnya dolar Amerika Serikat (USD) terhadap yen yang membebani saham Jepang dan saham Korea Selatan.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Rabu kemarin, indeks terpeleset 0,36% atau 17,93 poin ke level 4.916,06 pada pukul 16.00 WIB.
Dikutip dari Bloomberg pada Kamis ini, pernyaatan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang mengatakan tidak akan menaikkan suku bunga secara prematur, alhasil penundaan kenaikan suku bunga AS membuat yen terus bergerak naik dan ini akan berdampak bagi bursa Jepang.
Mengutip kabar dari CNBC, Kamis (9/6/2016), Nikkei 225 terhentak dua sesi berturut-turut, jatuh 0,82% karena melemahnya USD mendorong yen dan menempatkan saham di bawah tekanan. Yen diperdagangkan pada 106,61 terhadap dolar pada 9:20 HK/SIN, turun dari tingkat dekat 107,80 awal pekan ini.
Di Korea Selatan, Bank of Korea mengejutkan pasar dengan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin ke rekor rendah 1,25%. Indeks Kospi naik 0,17% pada level 2.030,45 pada 9:34 HK/SIN.
Australia ASX 200 goyah antara positif dan negatif sebelum tergelincir 0,33% dengan sebagian besar sektor tertinggal. Harga komoditas yang biasanya dalam mata uang dolar mendapatkan dorongan dari melemahnya greenback.
Di bursa Indonesia, pada pembukaan perdagangan Kamis ini, transaksi bersih asing mencapai Rp557 juta dimana aksi jual asing Rp13,36 miliar berbanding aksi beli asing Rp13,92 miliar.
Dari 45 saham yang diperdagangkan, 23 naik, 8 turun dan 14 stabil. Mayoritas sektor saham mengalami tekanan dengan saham infrastruktur yang turun 1,71%. Sementara saham-saham yang menguat pagi ini adalah PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Paninvest Tbk (PNIN), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII). Saham yang dibuka melemah ialah PT Unilever Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
(ven)