IHSG dan Pasar Asia Terpukul USD
A
A
A
JAKARTA - Mengakhiri perdagangan pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir rontok 0,59% atau 28,74 poin ke level 4.848,06, pada Jumat (10/6/2016). Melesunya indeks sejalan dengan pasar Asia yang melemah akibat rebound dolar Amerika Serikat (USD) terhadap mata uang Asia.
Sebelumnya pada pagi tadi, IHSG dibuka naik tipis 0,13% atau 6,18 poin ke level 4.882,98. Namun pada perdagangan sesi I, indeks berbalik melemah 0,32% atau 15,63 poin ke level 4.861,16.
Bloomberg mencatat pasar Asia tersandung pada Jumat (10/6/2016), imbas dari kuatnya rebound dolar Amerika Serikat (USD) sehingga menekan harga komoditas.
Menguatnya indeks USD membuat harga minyak mereda setelah tiga hari beruntun berlari dan emas turun. Indeks saham acuan mayoritas di Asia jatuh, Topix Jepang turun 0,50% ke 1.330,72. Hang Seng Hong Kong turun 255,24 poin ke 21.042,64, merupakan penurunan tertinggi dalam 10 hari ini.
Sementara, CNBC, Jumat (10/6/2016) menulis tersandungnya pasar Asia karena menguatnya indeks dolar menjelang pertemuan The Fed dan pertemuan BOJ (Bank of Japan). Di Australia, ASX 200 ditutup turun 49,33 poin atau 0,92% ke 5.312,60 yang dipimpin oleh penurunan saham keuangan—dimana The Big Four bank: ANZ, Commonwealth Bank of Australia, Westpac dan NAB berakhir turun antara 0,86% dan 1,29%--dan penurunan saham energi.
Pukulan terhadap harga komoditas sebagai akibat dari USD yang lebih kuat. Pasalnya harga komoditas dalam USD, sementara bank-bank besar Australia memiliki eksposur ke sektor sumber daya.
Jepang Nikkei 225 ditutup turun 67,05 poin atau 0,4% di level 16.601.36, karena yen dipertahankan kuat terhadap USD. Banyak analis memperkirakan setelah pertemuan BOJ berakhir pekan depan pada 16 Juni, bank sentral kemungkinan mengumumkan pelonggaran lebih lanjut mencakup pembelian obligasi pemerintah Jepang (JGB).
Melintasi Selat Korea, Kospi turun 6,54 poin atau 0,32% ke 2.017,63. Di Hong Kong, pasar kembali ke perdagangan setelah ditutup pada hari Kamis, dengan indeks Hang Seng turun 1,07%.
Sementara itu, di bursa Indonesia, pada penutupan hari ini mencatat Rp5,26 triliun dari 10,2 miliar saham yang diperdagangkan. Dari 395 saham yang diperjualbelikan, terdapat 109 saham naik, 180 turun, dan 106 stabil. Sektor saham aneka industri mengalami tekanan paling dalam sebesar minus 2,25% diikuti sektor manufaktur negatif 1,01%.
Saham-saham pencetak laba pada akhir pekan ini adalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Saham top lossers adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), dan PT Indospring Tbk (INDS).
Sebelumnya pada pagi tadi, IHSG dibuka naik tipis 0,13% atau 6,18 poin ke level 4.882,98. Namun pada perdagangan sesi I, indeks berbalik melemah 0,32% atau 15,63 poin ke level 4.861,16.
Bloomberg mencatat pasar Asia tersandung pada Jumat (10/6/2016), imbas dari kuatnya rebound dolar Amerika Serikat (USD) sehingga menekan harga komoditas.
Menguatnya indeks USD membuat harga minyak mereda setelah tiga hari beruntun berlari dan emas turun. Indeks saham acuan mayoritas di Asia jatuh, Topix Jepang turun 0,50% ke 1.330,72. Hang Seng Hong Kong turun 255,24 poin ke 21.042,64, merupakan penurunan tertinggi dalam 10 hari ini.
Sementara, CNBC, Jumat (10/6/2016) menulis tersandungnya pasar Asia karena menguatnya indeks dolar menjelang pertemuan The Fed dan pertemuan BOJ (Bank of Japan). Di Australia, ASX 200 ditutup turun 49,33 poin atau 0,92% ke 5.312,60 yang dipimpin oleh penurunan saham keuangan—dimana The Big Four bank: ANZ, Commonwealth Bank of Australia, Westpac dan NAB berakhir turun antara 0,86% dan 1,29%--dan penurunan saham energi.
Pukulan terhadap harga komoditas sebagai akibat dari USD yang lebih kuat. Pasalnya harga komoditas dalam USD, sementara bank-bank besar Australia memiliki eksposur ke sektor sumber daya.
Jepang Nikkei 225 ditutup turun 67,05 poin atau 0,4% di level 16.601.36, karena yen dipertahankan kuat terhadap USD. Banyak analis memperkirakan setelah pertemuan BOJ berakhir pekan depan pada 16 Juni, bank sentral kemungkinan mengumumkan pelonggaran lebih lanjut mencakup pembelian obligasi pemerintah Jepang (JGB).
Melintasi Selat Korea, Kospi turun 6,54 poin atau 0,32% ke 2.017,63. Di Hong Kong, pasar kembali ke perdagangan setelah ditutup pada hari Kamis, dengan indeks Hang Seng turun 1,07%.
Sementara itu, di bursa Indonesia, pada penutupan hari ini mencatat Rp5,26 triliun dari 10,2 miliar saham yang diperdagangkan. Dari 395 saham yang diperjualbelikan, terdapat 109 saham naik, 180 turun, dan 106 stabil. Sektor saham aneka industri mengalami tekanan paling dalam sebesar minus 2,25% diikuti sektor manufaktur negatif 1,01%.
Saham-saham pencetak laba pada akhir pekan ini adalah PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Saham top lossers adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI), PT Astra International Tbk (ASII), PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), dan PT Indospring Tbk (INDS).
(ven)