Ini Alasan Harga Daging Sapi Tak Bisa Tembus Rp80 Ribu/Kg
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia menegaskan tidak mungkin harga daging sapi berada di angka Rp80 ribu/kg, seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini karena harga sapi hidup di tingkat feedloter (broker) sudah mencapai Rp42 ribu.
"Presiden mau harga daging sapi Rp80 ribu, itu tidak mungkin. Dihitung dengan ahli matematika juga tidak akan ketemu. Karena feedloter atau broker menjual sapi hidup per kg sampai Rp42 ribu," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, dalam diskusi di Core Indonesia, Selasa (14/6/2016).
Dia mengemukakan, kondisi terakhir misalnya, harga daging ditimbang Rp42 ribu, kemudian daging tersebut menjadi daging karkas yang bobotnya menjadi 50% dari bobot sapi hidup. Penghitungannya menjadi dua kali lipat, yakni Rp84 ribu.
"Itu setelah dikeluarkan tulang, lemak, tetelan dan lainnya, bobot menjadi 70% dari yang semula 250kg. Kalau sapi hidupnya kan 500 kg misalnya, karkasnya 250kg. Dari situ yang bagus hanya 70%," jelasnya.
Ngadiran melanjutkan dari 70% kualitas yang bagus total dagingnya 150 kg. Sebanyak 75 kg merupakan tulang dan tetelan. Selain itu, yang bisa memengaruhi harga sapi ada kepala, jeroan, kulit, dan lainnya.
"Sehingga modal kawan-kawan pedagang itu paling enggak Rp109 ribu, karena ketika feedloter jual itu sudah di atas Rp80 ribu. Itu belum sama margin-marginnya. Rp109 ribu itu sudah dengan margin. Bagaimana mau jual Rp80 ribu? Jual Rp100 ribu saja sudah rugi. Bahkan ada yang jual Rp120 ribu karena pengaruh transportasi," katanya.
Sebab itu, pemerintah diminta untuk memikirkan kembali soal kemungkinan harga daging sapi Rp80 ribu dengan segala ketidakmungkinan yang ada di lapangan.
"Jika diminta turunkan Rp80 ribu, maka datang saja ke Feedloter. Tanyakan ke mereka, sanggup harus sekilo Rp32.500 untuk yang hidup terus karkas Rp65 ribu. Itu nanti jadi dagingnya kira-kira Rp79 ribu. Sehingga bisa jual Rp80 ribu," tandasnya.
"Presiden mau harga daging sapi Rp80 ribu, itu tidak mungkin. Dihitung dengan ahli matematika juga tidak akan ketemu. Karena feedloter atau broker menjual sapi hidup per kg sampai Rp42 ribu," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran, dalam diskusi di Core Indonesia, Selasa (14/6/2016).
Dia mengemukakan, kondisi terakhir misalnya, harga daging ditimbang Rp42 ribu, kemudian daging tersebut menjadi daging karkas yang bobotnya menjadi 50% dari bobot sapi hidup. Penghitungannya menjadi dua kali lipat, yakni Rp84 ribu.
"Itu setelah dikeluarkan tulang, lemak, tetelan dan lainnya, bobot menjadi 70% dari yang semula 250kg. Kalau sapi hidupnya kan 500 kg misalnya, karkasnya 250kg. Dari situ yang bagus hanya 70%," jelasnya.
Ngadiran melanjutkan dari 70% kualitas yang bagus total dagingnya 150 kg. Sebanyak 75 kg merupakan tulang dan tetelan. Selain itu, yang bisa memengaruhi harga sapi ada kepala, jeroan, kulit, dan lainnya.
"Sehingga modal kawan-kawan pedagang itu paling enggak Rp109 ribu, karena ketika feedloter jual itu sudah di atas Rp80 ribu. Itu belum sama margin-marginnya. Rp109 ribu itu sudah dengan margin. Bagaimana mau jual Rp80 ribu? Jual Rp100 ribu saja sudah rugi. Bahkan ada yang jual Rp120 ribu karena pengaruh transportasi," katanya.
Sebab itu, pemerintah diminta untuk memikirkan kembali soal kemungkinan harga daging sapi Rp80 ribu dengan segala ketidakmungkinan yang ada di lapangan.
"Jika diminta turunkan Rp80 ribu, maka datang saja ke Feedloter. Tanyakan ke mereka, sanggup harus sekilo Rp32.500 untuk yang hidup terus karkas Rp65 ribu. Itu nanti jadi dagingnya kira-kira Rp79 ribu. Sehingga bisa jual Rp80 ribu," tandasnya.
(dmd)