BCA Revisi Target Pertumbuhan Kredit
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merevisi target pertumbuhan kreditnya dari target di awal tahun sebesar 10% menjadi sebesar 10,5-11% sampai akhir tahun 2016.
Hingga bulan Mei 2016, pertumbuhan kredit di setiap sektor masih tumbuh melambat dibandingkan realisasi akhir tahun 2015.
Namun demikian, perseroan meyakini di semester II 2016 nanti, akselerasi kredit bisa terdorong oleh permintaan dari sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), menyusul kebijakan Bank Indonesia dengan penaikkan aturan LTV yang membuat biaya uang muka turun jadi 15%, dari sebelumnya 20%.
Direktur Konsumer BCA, Henry Koenafi mengatakan, pelonggaran LTV tersebut akan menopang pertumbuhan kredit di segmen KPR, bahkan kebijakan LTV ini dapat meningkatkan permintaan KPR.
"Pelonggaran rasio LTV ini sudah pas dengan kondisi saat ini. Tapi ya semoga dengan pelonggaran LTV ini jangan terlalu dalam, karena dapat memicu risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)," kata Henry di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Dia melanjutkan, di tahun ini pertumbuhan kredit diperkirakan bisa meningkat karena pengaruh KPR.
Akan tetapi, perseroan tidak terlalu banyak berharap dari pertumbuhan KPR. Pasalnya, sektor ini semakin besar basisnya sehingga tidak bisa beprengaruh terlalu besar ke saluran kredit. Ke depan, pihaknya akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit di segmen KPR.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menambahkan, perseroan memproyeksikan KPR akan tumbuh lebih dari 10% hingga akhir tahun. Menurut dia, dengan pelonggaran LTV yang dilakukan BI, BCA akan mendapat tambahan realisasi KPR sebesar Rp4 triliun.
Sementara, KPR menyumbang 12% atau sekitar Rp60 triliun dari Rp370 triliun total kredit BCA. Dia juga memperkirakan, sektor KKB masih akan prospektif, dimana salah satu faktor yakni adanya keyakinan bahwa pemulihan ekonomi akan membawa perbaikan terhadap daya beli masyarakat.
Pada tahun ini, BCA akan mengambil langkah-langkah aktif dalam memanfaatkan tren perkembangan perbankan dan teknologi yang dinamis guna meningkatkan efisiensi operasional jangka panjang serta untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Basis BCA yang kokoh memungkinkan Bank untuk menangkap berbagai peluang usaha dalam menopang pertumbuhan di masa mendatang.
Hingga bulan Mei 2016, pertumbuhan kredit di setiap sektor masih tumbuh melambat dibandingkan realisasi akhir tahun 2015.
Namun demikian, perseroan meyakini di semester II 2016 nanti, akselerasi kredit bisa terdorong oleh permintaan dari sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), menyusul kebijakan Bank Indonesia dengan penaikkan aturan LTV yang membuat biaya uang muka turun jadi 15%, dari sebelumnya 20%.
Direktur Konsumer BCA, Henry Koenafi mengatakan, pelonggaran LTV tersebut akan menopang pertumbuhan kredit di segmen KPR, bahkan kebijakan LTV ini dapat meningkatkan permintaan KPR.
"Pelonggaran rasio LTV ini sudah pas dengan kondisi saat ini. Tapi ya semoga dengan pelonggaran LTV ini jangan terlalu dalam, karena dapat memicu risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL)," kata Henry di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Dia melanjutkan, di tahun ini pertumbuhan kredit diperkirakan bisa meningkat karena pengaruh KPR.
Akan tetapi, perseroan tidak terlalu banyak berharap dari pertumbuhan KPR. Pasalnya, sektor ini semakin besar basisnya sehingga tidak bisa beprengaruh terlalu besar ke saluran kredit. Ke depan, pihaknya akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit di segmen KPR.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menambahkan, perseroan memproyeksikan KPR akan tumbuh lebih dari 10% hingga akhir tahun. Menurut dia, dengan pelonggaran LTV yang dilakukan BI, BCA akan mendapat tambahan realisasi KPR sebesar Rp4 triliun.
Sementara, KPR menyumbang 12% atau sekitar Rp60 triliun dari Rp370 triliun total kredit BCA. Dia juga memperkirakan, sektor KKB masih akan prospektif, dimana salah satu faktor yakni adanya keyakinan bahwa pemulihan ekonomi akan membawa perbaikan terhadap daya beli masyarakat.
Pada tahun ini, BCA akan mengambil langkah-langkah aktif dalam memanfaatkan tren perkembangan perbankan dan teknologi yang dinamis guna meningkatkan efisiensi operasional jangka panjang serta untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Basis BCA yang kokoh memungkinkan Bank untuk menangkap berbagai peluang usaha dalam menopang pertumbuhan di masa mendatang.
(ven)