Dirjen Bea Cukai Pilih Mudik ke Bondowoso Hindari Brexit
A
A
A
JAKARTA - Setahun tidak mudik, rasa kangen melekat pada diri Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi akan kampung halamannya, Bondowoso, Jawa Timur. Ingin melepas kerinduan akan tempatnya berasal, Heru pada Idul Fitri tahun ini, ingin mengajak isteri dan anak-anaknya bersilaturahmi dan mengenal asal mereka.
Agenda pulang kampung tahun ini dijadwalkan dengan menggunakan pesawat terbang. Pemilihan moda transportasi ini, kata Heru, karena dirinya ingin menghindari Brexit. “Untung kami naik pesawat terbang, kalau naik kendaraan pribadi, saya ndak sanggup. Jadi ndak kena Brexit,” dengan aksen Jawa yang sangat kental kepada Sindonews, Senin (4/7/2016).
Brexit yang dimaksud tentu bukan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa namun jalur darat Brebes Exit yang situasi macetnya menguras energi dan stres penumpang.
Heru lantas bercerita baru tiba di kampung halamannya pada Minggu (2/7) malam. Yaitu 15 kilometer lagi dari Kota Bondowoso. Dan sesampai di rumah ibundanya, ia langsung melepaskan rindu akan sanak keluarga dan tentunya makanan favorit saat Idul Fitri. Tape kuning yang disuguhkan di dalam besek bambu.
“Tape yang dibungkus pakai besek, kalau di Bondowoso, setiap musim lebaran ya musimnya tape itu. Apalagi di sini kan hawanya dingin seperti puncak, tape hangat jadi makanan favorit,” katanya. Selain kuliner ringan, tidak lupa dengan kuliner lainnya khas Idul Fitri seperti rendang dan opor ayam yang menjadi menu wajib.
Selama mudik dan silaturahmi, Heru menjadwalkan hingga hari Sabtu (9/7/2016), dimana ia sudah menyiapkan sejumlah kegiatan rutin bersama keluarga selama Idul Fitri. Mulai dari ziarah hingga jalan-jalan ke kediaman sanak keluarga. Hal tersebut merupakan agenda rutin keluarganya.
"Kan bapak saya sudah wafat, yang ada tinggal ibu saya. Jadi yang utama itu ziarah dulu, baru kemudian silaturahmi ke tempat kakak-kakak, saudara-saudara yang lebih tua. Itu agenda wajibnya di sini," pungkas dia.
Agenda pulang kampung tahun ini dijadwalkan dengan menggunakan pesawat terbang. Pemilihan moda transportasi ini, kata Heru, karena dirinya ingin menghindari Brexit. “Untung kami naik pesawat terbang, kalau naik kendaraan pribadi, saya ndak sanggup. Jadi ndak kena Brexit,” dengan aksen Jawa yang sangat kental kepada Sindonews, Senin (4/7/2016).
Brexit yang dimaksud tentu bukan keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa namun jalur darat Brebes Exit yang situasi macetnya menguras energi dan stres penumpang.
Heru lantas bercerita baru tiba di kampung halamannya pada Minggu (2/7) malam. Yaitu 15 kilometer lagi dari Kota Bondowoso. Dan sesampai di rumah ibundanya, ia langsung melepaskan rindu akan sanak keluarga dan tentunya makanan favorit saat Idul Fitri. Tape kuning yang disuguhkan di dalam besek bambu.
“Tape yang dibungkus pakai besek, kalau di Bondowoso, setiap musim lebaran ya musimnya tape itu. Apalagi di sini kan hawanya dingin seperti puncak, tape hangat jadi makanan favorit,” katanya. Selain kuliner ringan, tidak lupa dengan kuliner lainnya khas Idul Fitri seperti rendang dan opor ayam yang menjadi menu wajib.
Selama mudik dan silaturahmi, Heru menjadwalkan hingga hari Sabtu (9/7/2016), dimana ia sudah menyiapkan sejumlah kegiatan rutin bersama keluarga selama Idul Fitri. Mulai dari ziarah hingga jalan-jalan ke kediaman sanak keluarga. Hal tersebut merupakan agenda rutin keluarganya.
"Kan bapak saya sudah wafat, yang ada tinggal ibu saya. Jadi yang utama itu ziarah dulu, baru kemudian silaturahmi ke tempat kakak-kakak, saudara-saudara yang lebih tua. Itu agenda wajibnya di sini," pungkas dia.
(ven)