Isu Reshuffle Mencuat, Saleh Husin Pilih Fokus Kerja
A
A
A
JAKARTA - Rencana perombakan (reshuffle) dalam Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat. Kabar yang berkembang, reshuffle kabinet akan dilakukan seiring dengan rencana pelantikan Jenderal Tito Karnavian sebagai Kepala Polri.
Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengaku tak mau ambil pusing dengan kabar perombakan kabinet tersebut. Menurutnya, saat ini dirinya lebih memilih untuk fokus bekerja dan menunjukkan kinerja terbaik ketimbang harus memikirkan kabar burung tersebut.
Apalagi, perombakan kabinet sepenuhnya hak prerogatif Jokowi. Politisi Partai Hanura ini pun tidak mengetahui kabar tersebut. "Saya enggak tahu ah (perombakan kabinet). Kerja aja dulu. Kerja yang benar," kata dia di kantornya, Rabu (13/7/2016).
Isu perombakan kabinet kembali mencuat setelah merapatnya Partai Golkar ke kubu pemerintahan. Perombakan yang menyasar beberapa pos menteri itu dikabarkan menjadi pintu masuk wakil Partai Golkar sebagai partai pendukung pemerintah.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham menegaskan bahwa dukungan kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diberikan Golkar tanpa syarat.
Dukungan tidak didasarkan pada harapan untuk mendapatkan jatah kursi di kabinet. Namun demikian, jika reshuffle tetap dilakukan oleh Presiden, Idrus mengatakan, Golkar berkepentingan untuk menjamin pergantian menteri berdampak positif bagi kerja pemerintah.
"Kepentingan Partai Golkar adalah bagaimana agar reshuffle itu menjamin adanya peningkatan kinerja kabinet, adanya produktivitas untuk kepentingan rakyat," kata Idrus di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta, belum lama ini.
Idrus membeberkan, hingga kini pihaknya belum pernah diajak berbicara dengan Presiden terkait isu reshuffle tersebut. Idrus menampik informasi yang menyebutkan kursi Menteri Desa bakal diserahkan kepada Golkar dalam perombakan kabinet nantinya.
"Ah, enggak. Golkar sekali lagi tanpa syarat, bila diberikan kesempatan maka Golkar akan memanfaatkan kesempatan itu sebesar-sebesarnya meningkatkan kabinet dan untuk kepentingan rakyat," ujar Idrus.
Menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengaku tak mau ambil pusing dengan kabar perombakan kabinet tersebut. Menurutnya, saat ini dirinya lebih memilih untuk fokus bekerja dan menunjukkan kinerja terbaik ketimbang harus memikirkan kabar burung tersebut.
Apalagi, perombakan kabinet sepenuhnya hak prerogatif Jokowi. Politisi Partai Hanura ini pun tidak mengetahui kabar tersebut. "Saya enggak tahu ah (perombakan kabinet). Kerja aja dulu. Kerja yang benar," kata dia di kantornya, Rabu (13/7/2016).
Isu perombakan kabinet kembali mencuat setelah merapatnya Partai Golkar ke kubu pemerintahan. Perombakan yang menyasar beberapa pos menteri itu dikabarkan menjadi pintu masuk wakil Partai Golkar sebagai partai pendukung pemerintah.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham menegaskan bahwa dukungan kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diberikan Golkar tanpa syarat.
Dukungan tidak didasarkan pada harapan untuk mendapatkan jatah kursi di kabinet. Namun demikian, jika reshuffle tetap dilakukan oleh Presiden, Idrus mengatakan, Golkar berkepentingan untuk menjamin pergantian menteri berdampak positif bagi kerja pemerintah.
"Kepentingan Partai Golkar adalah bagaimana agar reshuffle itu menjamin adanya peningkatan kinerja kabinet, adanya produktivitas untuk kepentingan rakyat," kata Idrus di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta, belum lama ini.
Idrus membeberkan, hingga kini pihaknya belum pernah diajak berbicara dengan Presiden terkait isu reshuffle tersebut. Idrus menampik informasi yang menyebutkan kursi Menteri Desa bakal diserahkan kepada Golkar dalam perombakan kabinet nantinya.
"Ah, enggak. Golkar sekali lagi tanpa syarat, bila diberikan kesempatan maka Golkar akan memanfaatkan kesempatan itu sebesar-sebesarnya meningkatkan kabinet dan untuk kepentingan rakyat," ujar Idrus.
(izz)