Ini Penyebab Sektor Perfilman Indonesia Jalan Ditempat

Kamis, 21 Juli 2016 - 14:42 WIB
Ini Penyebab Sektor...
Ini Penyebab Sektor Perfilman Indonesia Jalan Ditempat
A A A
JAKARTA - Berbeda dengan negara lain seperti India yang punya Bollywood bahkan negara di Afrika, Uganda dengan Wakaliwood, sektor perfilman di Indonesia boleh dikata jalan ditempat. Direktur Pemberdayaan Usaha Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Pratito Soeharyo mengungkapkan alasan dibalik sepinya sektor perfilman di Tanah Air. Padahal, investor yang berminat mengucurkan modalnya di sektor film Indonesia tidak sedikit.

Tito mengatakan, meski pemerintah sudah membuka 100% investasi asing, namun di sektor perfilman belum ada investasi yang masuk. Musababnya investor asing di bidang ini masih menanyakan soal kepastian usaha di sektor perfilman. (Baca: BKPM: Sektor Perfilman Alternatif Investasi yang Prospektif)

"Banyak sekali sebetulnya minat asing di sektor perfilman untuk masuk ke Indonesia. Tapi kembali lagi, regulasi kita masih digodog. Karena mereka menanyakan, kepastian hukumnya, teknisnya akan bagaimana," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (21/7/2016).

Jika modal asing ini bisa masuk, akan menjadi keuntungan tersendiri untuk Indonesia. Yakni dengan tumbuhnya jumlah tenaga kerja yang akan bekerja di sektor perfilman Indonesia, baik di produksinya maupun di infrastrukturnya.

"Dengan masuknya modal asing di sektor perfilman, tenaga kerja kita di bidang tersebut akan terlatih, karena kan pasti mereka akan bangun produksi film dan infrastruktur di sini. Ini akan meningkatkan tenaga kerja kita," kata dia.

Sebetulnya, jika Indonesia membiarkan seluas-luasnya investasi sektor perfilman, dengan regulasi yang sudah lengkap, tak ubahnya Indonesia akan menjadi seperti India, Korea Selatan dan negara-negara tetangga yang sudah maju perfilmannya, seperti Thailand dan Vietnam.

"Karena begitu investor masuk ke Korea Selatan, Vietnam, Thailand, itu memang industri film mereka maju, yang menjadi pemain orang-orang lokal juga, bukan asing," katanya.

Masyarakat Indonesia, kata dia, terlalu takut untuk menerima asing di sektor perfilman, lantaran ada kemungkinan yang mereka takutkan adalah film Indonesia akan "dibajak" dari segi pemainnya.

"Mereka takut, kalau film Indonesia nanti yang berperan malah asing. Sebetulnya tidak begitu. Bercermin saja sama negara-negara tetangga yang tetap menggunakan pemain lokal mereka meskipun investasi film dari asing masuk," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6544 seconds (0.1#10.140)