Menperin Airlangga Hartarto, Like Father Like Son
A
A
A
SALAH satu sosok yang menarik dalam reshuffle Kabinet Kerja jilid II adalah Airlangga Hartarto. Dari nama belakangnya, ia menyandang nama Hartarto, sosok penting dalam bidang perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV dan V era Presiden Soeharto.
Ya, Airlangga merupakan putera kedua dari pasangan Ir. Hartarto Sastrosoenarto dengan Hartini, yang merupakan puteri dari RH. Didi Soekardi (pengusaha dan pejuang asal Sukabumi, Jawa Barat).
Sang ayah, Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian 1983-1993, sejak dekade 1960-an sudah berkecimpung dalam dunia industri di Tanah Air. Berawal dari Koordinator Teknik Proyek Perluasan Pabrik Kertas Leces, Probolinggo, Jawa Timur, kemudian beranjak menjadi direktur hingga kemudian dipercaya Presiden Soeharto dalam kabinet.
Tidak mengherankan pula, harapan besar ditaruh dipundak Airlangga saat mengisi jabatan baru sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin. Ia melanjutkan jejak sang ayah dan bisa dikata Like Father Like Son.
“Beliau adalah putera Hartarto yang pernah menjadi Menperin. Pengalamannya panjang di DPR, selalu di Komisi Industri. Dengan demikian, penugasan ke Airlangga bisa dilakukan dengan baik,” kata Sekretaris Kabinet, Pramono Anung saat membacakan profil singkat Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Airlangga yang merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, berkarier sebagai pengusaha dan mendapatkan gelar MBA dari Monash University Australia pada 1996 dan Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia, pada 1997.
Pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 ini masuk ke DPR sejak 2004. Pada periode 2009-2014, Airlangga bertugas menjadi Ketua Komisi VI DPR-RI yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM dan BUMN. Periode 2014-2019, Airlangga bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral, lingkungan hidup dan riset dan teknologi.
Di partai berlambang beringin, Airlangga pernah menjadi Wakil Bendahara hingga Ketua DPP. Pada Munaslub 2016 lalu, dia mencalonkan diri sebagai salah satu Calon Ketua Umum Golkar. Namun kalah dari Setya Novanto, Airlangga lalu mendapat posisi sebagai Kepala Koordinator bidang Perekonomian Golkar.
Ya, Airlangga merupakan putera kedua dari pasangan Ir. Hartarto Sastrosoenarto dengan Hartini, yang merupakan puteri dari RH. Didi Soekardi (pengusaha dan pejuang asal Sukabumi, Jawa Barat).
Sang ayah, Hartarto yang pernah menjabat Menteri Perindustrian 1983-1993, sejak dekade 1960-an sudah berkecimpung dalam dunia industri di Tanah Air. Berawal dari Koordinator Teknik Proyek Perluasan Pabrik Kertas Leces, Probolinggo, Jawa Timur, kemudian beranjak menjadi direktur hingga kemudian dipercaya Presiden Soeharto dalam kabinet.
Tidak mengherankan pula, harapan besar ditaruh dipundak Airlangga saat mengisi jabatan baru sebagai Menteri Perindustrian menggantikan Saleh Husin. Ia melanjutkan jejak sang ayah dan bisa dikata Like Father Like Son.
“Beliau adalah putera Hartarto yang pernah menjadi Menperin. Pengalamannya panjang di DPR, selalu di Komisi Industri. Dengan demikian, penugasan ke Airlangga bisa dilakukan dengan baik,” kata Sekretaris Kabinet, Pramono Anung saat membacakan profil singkat Airlangga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Airlangga yang merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, berkarier sebagai pengusaha dan mendapatkan gelar MBA dari Monash University Australia pada 1996 dan Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne, Australia, pada 1997.
Pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 ini masuk ke DPR sejak 2004. Pada periode 2009-2014, Airlangga bertugas menjadi Ketua Komisi VI DPR-RI yang membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM dan BUMN. Periode 2014-2019, Airlangga bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral, lingkungan hidup dan riset dan teknologi.
Di partai berlambang beringin, Airlangga pernah menjadi Wakil Bendahara hingga Ketua DPP. Pada Munaslub 2016 lalu, dia mencalonkan diri sebagai salah satu Calon Ketua Umum Golkar. Namun kalah dari Setya Novanto, Airlangga lalu mendapat posisi sebagai Kepala Koordinator bidang Perekonomian Golkar.
(ven)