Optimistis Reshuffle Jilid II Bakal Dongkrak IHSG

Kamis, 28 Juli 2016 - 08:31 WIB
Optimistis Reshuffle Jilid II Bakal Dongkrak IHSG
Optimistis Reshuffle Jilid II Bakal Dongkrak IHSG
A A A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan oleh Analis Reliance Securities Lanjar Nafi masih akan menjaga tren penguatan. Data ekonomi selanjutnya masih akan diwarnai sentimen reshuffle kabinet dari dalam negeri dan beberapa data index kepercayan konsumen dan tingkat inflasi di Jepang dan Eropa.

"Pergerakan IHSG secara teknikal mampu rebound pada support MA7 dan mencoba kembali break out resistance upper bollinger bands dengan gap up yang terbentuk awal perdagangan," terang dia di Jakarta, Kamis (28/7/2016).

(Baca Juga: IHSG Ditutup Jaga Tren Positif, Bursa Jepang Melompat)

Lanjut dia Indikator stochastic yang bearish movement mulai bergerak terkonsolidasi dengan momentum RSI yang cukup tinggi. Tekanan jual sewaktu-waktu masih dapat terlihat sehingga Investor dianjurkan waspada dan mulai melakukan sell on strength di beberapa saham yang sudah cukup tinggi.

Range pergerakan IHSG pada hari ini akan bergerak berada pada kisaran 5220-5300. Seperti sebelumnya optimistis Reshuffle Kabinet Kerja Jilid II yang menarik nama-nama besar dan dinilai pro pasar mampu membuat IHSG menguat sepanjang perdagangan kemarin hingga ditutup naik 49,96 poin sebesar 0,96% dilevel 5.274,36.

Saham-saham berkapitalisasi besar terlihat laris diperdagangkan kemarin, terbukti dari volume yang tidak terlalu besar hingga berbanding 2 kali lipat dengan value perdagangan. Investor asing kembali tercatat net buy sebesar Rp617.55 miliar. Sementara Bursa Eropa dibuka positif menguat seiring spekulasi bank sentral AS yang menjaga biaya pinjaman pada pertemuan minggu ini.

Indeks tingkat kepercayaan konsumen di Jerman dan data pertumbuhan import mampu menjadi pendorong aksi beli investor. Kemarin bursa Asia ditutup bervariasi dengan penguatan dipimpin oleh bursa Jepang yang sebelumnya tertekan.

Pelemahan yen akibat rilisnya rencana stimulus Abe berupa kebijakan fiskal mampu mendorong aksi beli investor pada ekuitas. Sedangkan bursa di China berbalik terkoreksi setelah pemerintah menetapkan batas pada beberapa produk wealth management yang dapat berinvestasi pada saham.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5570 seconds (0.1#10.140)