BI: Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 8,5%
A
A
A
JAKARTA - Penyaluran kredit oleh perbankan tumbuh dari 8,1% pada bulan Mei 2016 menjadi 8,5% pada Juni 2016. Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada kredit untuk kegiatan produktif berupa kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, KMK yang disalurkan perbankan pada Juni 2016 tercatat Rp1.958,1 triliun atau tumbuh sebesar 6,6% lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2016 yang tumbuh 5,9%.
"Berdasarkan sektornya, peningkatan pertumbuhan tersebut antara lain terjadi pada sektor konstruksi serta perdagangan, hotel, dan restoran yang masing masing tumbuh 17,8% dan 7,4%," kata Tirta dalam rilis Senin (1/8/2016).
Hal serupa juga terjadi pada KI yang tumbuh 11,1% pada Mei 2016 menjadi 12% pada Juni 2016. Secara sektoral, lanjut dia, peningkatan pertumbuhan kredit investasi antara lain terjadi pada sektor konstruksi serta perdagangan, hotel, dan restoran.
Menurut Tirta, hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan masyarakat pada sektor konstruksi dan perdagangan, hotel, restoran (PHR) ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Adapun posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum, tercatat sebesar Rp774,6 triliun atau naik 9% lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,9%.
Berdasarkan skala usahanya, peningkatan penyaluran kredit terutama terjadi pada skala usaha kecil dan menengah. Dia menuturkan, kredit yang disalurkan bank pada skala usaha kecil tercatat sebesar Rp232,8 triliun atau naik 14,3%.
"Selain itu kredit yang disalurkan bank kepada skala usaha menengah tercatat sebesar Rp361,7 triliun atau tumbuh sebesar 2,8%," papar dia.
Pertumbuhan juga terjadi pada kredit yang disalurkan pada sektor properti, dimana Juni 2016 posisi kredit sektor properti tercatat sekitar Rp665,2 triliun atau naik 13,5%.
Menurut Tirta, peningkatan kredit properti terutama terjadi pada KPR dan KPA, konstruksi,dan real estat. Sisi lain, BI juga mencatatkan pertumbuhan likuiditas perekonomian pada bulan Juni yang mengalami kenaikan. Posisi uang beredar luas pada Juni 2016 mencapai Rp4.738,4 triliun atau naik 8,7%.
"Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham," paparnya. Uang kuasi pada Juni 2016 tercatat sebesar Rp3.540,2 triliun atau naik 7,1%. Sedangkan surat berharga selain saham tumbuh sebesar 1,1%.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK), mengalami perlambatan pada Juni 2016, dimana total simpanan masyarakat di bank umum dan BPR tercatat sebesar Rp4.456,8 triliun atau tumbuh 5,5%. Tirta menuturkan, berdasarkan jenisnya perlambatan tersebut dipicu oleh melambatnya pertumbuhan simpanan masyarakat berupa giro dan simpanan berjangka.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, KMK yang disalurkan perbankan pada Juni 2016 tercatat Rp1.958,1 triliun atau tumbuh sebesar 6,6% lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2016 yang tumbuh 5,9%.
"Berdasarkan sektornya, peningkatan pertumbuhan tersebut antara lain terjadi pada sektor konstruksi serta perdagangan, hotel, dan restoran yang masing masing tumbuh 17,8% dan 7,4%," kata Tirta dalam rilis Senin (1/8/2016).
Hal serupa juga terjadi pada KI yang tumbuh 11,1% pada Mei 2016 menjadi 12% pada Juni 2016. Secara sektoral, lanjut dia, peningkatan pertumbuhan kredit investasi antara lain terjadi pada sektor konstruksi serta perdagangan, hotel, dan restoran.
Menurut Tirta, hal ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan masyarakat pada sektor konstruksi dan perdagangan, hotel, restoran (PHR) ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi. Adapun posisi kredit UMKM yang disalurkan bank umum, tercatat sebesar Rp774,6 triliun atau naik 9% lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 8,9%.
Berdasarkan skala usahanya, peningkatan penyaluran kredit terutama terjadi pada skala usaha kecil dan menengah. Dia menuturkan, kredit yang disalurkan bank pada skala usaha kecil tercatat sebesar Rp232,8 triliun atau naik 14,3%.
"Selain itu kredit yang disalurkan bank kepada skala usaha menengah tercatat sebesar Rp361,7 triliun atau tumbuh sebesar 2,8%," papar dia.
Pertumbuhan juga terjadi pada kredit yang disalurkan pada sektor properti, dimana Juni 2016 posisi kredit sektor properti tercatat sekitar Rp665,2 triliun atau naik 13,5%.
Menurut Tirta, peningkatan kredit properti terutama terjadi pada KPR dan KPA, konstruksi,dan real estat. Sisi lain, BI juga mencatatkan pertumbuhan likuiditas perekonomian pada bulan Juni yang mengalami kenaikan. Posisi uang beredar luas pada Juni 2016 mencapai Rp4.738,4 triliun atau naik 8,7%.
"Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan komponen uang kuasi dan surat berharga selain saham," paparnya. Uang kuasi pada Juni 2016 tercatat sebesar Rp3.540,2 triliun atau naik 7,1%. Sedangkan surat berharga selain saham tumbuh sebesar 1,1%.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK), mengalami perlambatan pada Juni 2016, dimana total simpanan masyarakat di bank umum dan BPR tercatat sebesar Rp4.456,8 triliun atau tumbuh 5,5%. Tirta menuturkan, berdasarkan jenisnya perlambatan tersebut dipicu oleh melambatnya pertumbuhan simpanan masyarakat berupa giro dan simpanan berjangka.
(ven)