Perekonomian Masih Dapat Tumbuh Walau Anggaran K/L Dipangkas
A
A
A
JAKARTA - Mengutip data Badan Pusat Statistik, Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengungkapkan ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh kembali pada akhir tahun ini meski anggaran kementerian dan lembaga (K/L) dipotong Rp133,8 triliun. Kondisi perekonomian Indonesia hingga kuartal II tahun 2016 berhasil mencapai 5,18%.
Menurut Arif, bidang-bidang yang dapat menyokong pertumbuhan ekonomi ke depan salah satunya berasal dari sektor konstruksi. Alasannya, pembangunan infrastruktur akan terus berlangsung sampai akhir tahun 2016.
“Jadi peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat masih ada,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (9/8/2016)
Selain infrastruktur, bidang yang tak luput dari kajian KEIN adalah sektor kemaritiman dan perikanan. (Baca: KEIN: Pemangkasan Anggaran Tak Ganggu Program Pembangunan)
"Industri perikanan sedang dalam proses pembahasan kebijakan saat ini. Kami menganggap perikanan sebagai bagian kemaritiman Indonesia dapat bergerak cepat untuk mendukung perekonomian nasional," kata Arif.
Menurut Arif, KEIN coba mendorong para investor mengarahkan investasinya ke bidang usaha yang memiliki daya saing tinggi dan permanen. Dia mengatakan, untuk saat ini sektor kemaritiman yang salah satu bagiannya adalah perikanan memenuhi syarat tersebut.
"Selama ini fokus investasi diarahkan ke industri infrastruktur. Padahal yang diketahui, sumbangan dari industri infrastruktur ke pendapatan ekonomi nasional hanya 18%-19%," ujar Arif.
Menurutnya, investasi di sektor infrastruktur sifatnya hanya sesaat dan tidak kokoh. Perlu usulan kepada Presiden agar mengambil kebijakan mengarahkan investasi nantinya ke bidang manufaktur, seperti perikanan.
Arif mengungkapkan, melalui investasi di bidang manufaktur itu dapat menyumbang sekitar 35%-40% untuk perekonomian negara. Dia mengatakan, kebijakan investasi yang kuat harus diarahkan sesuai dengan potensi Indonesia di sumber daya alam dan manusianya.
Bidang lainnya berasal dari pertanian. Menurutnya, data dari Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) yang menyatakan tidak ada kemarau pada tahun berikutnya, bisa dimanfaatkan untuk menggenjot pertumbuhan palawija agar kondisi ekonomi Indonesia di kuartal III dan IV tetap stabil, bahkan menanjak.
Menurut Arif, bidang-bidang yang dapat menyokong pertumbuhan ekonomi ke depan salah satunya berasal dari sektor konstruksi. Alasannya, pembangunan infrastruktur akan terus berlangsung sampai akhir tahun 2016.
“Jadi peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat masih ada,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (9/8/2016)
Selain infrastruktur, bidang yang tak luput dari kajian KEIN adalah sektor kemaritiman dan perikanan. (Baca: KEIN: Pemangkasan Anggaran Tak Ganggu Program Pembangunan)
"Industri perikanan sedang dalam proses pembahasan kebijakan saat ini. Kami menganggap perikanan sebagai bagian kemaritiman Indonesia dapat bergerak cepat untuk mendukung perekonomian nasional," kata Arif.
Menurut Arif, KEIN coba mendorong para investor mengarahkan investasinya ke bidang usaha yang memiliki daya saing tinggi dan permanen. Dia mengatakan, untuk saat ini sektor kemaritiman yang salah satu bagiannya adalah perikanan memenuhi syarat tersebut.
"Selama ini fokus investasi diarahkan ke industri infrastruktur. Padahal yang diketahui, sumbangan dari industri infrastruktur ke pendapatan ekonomi nasional hanya 18%-19%," ujar Arif.
Menurutnya, investasi di sektor infrastruktur sifatnya hanya sesaat dan tidak kokoh. Perlu usulan kepada Presiden agar mengambil kebijakan mengarahkan investasi nantinya ke bidang manufaktur, seperti perikanan.
Arif mengungkapkan, melalui investasi di bidang manufaktur itu dapat menyumbang sekitar 35%-40% untuk perekonomian negara. Dia mengatakan, kebijakan investasi yang kuat harus diarahkan sesuai dengan potensi Indonesia di sumber daya alam dan manusianya.
Bidang lainnya berasal dari pertanian. Menurutnya, data dari Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) yang menyatakan tidak ada kemarau pada tahun berikutnya, bisa dimanfaatkan untuk menggenjot pertumbuhan palawija agar kondisi ekonomi Indonesia di kuartal III dan IV tetap stabil, bahkan menanjak.
(ven)