Kendalikan Inflasi, BI Kembangkan 140 Klaster Pangan
Kendalikan Inflasi, BI Kembangkan 140 Klaster Pangan
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan pengembangan UMKM BI dalam rangka pengendalian inflasi dilakukan dengan pendekatan pengembangan klaster, yang difokuskan pada komoditas penyumbang utama inflasi volatile foods. Selain itu pengembangan UMKN juga jadi bagian proses interaksi langsung BI untuk mendorong potensi lokal dan meningkatkan aktivitas ekonomi baru.
Dia menambahkan selama kuartal I-2016, BI mengembangkan 140 klaster ketahanan pangan di 43 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN), dengan lahan seluas 12.288,8 ha, dan menyerap 23.592 tenaga kerja dengan total pembiayaan sebesar Rp12.5 miliar.
"Di luar itu, ditemukan beragam potensi lain. Melalui interaksi langsung BI dengan masyarakat, ditemukan begitu banyak potensi ekonomi dalam aktivitas kreatif masyarakat lokal yang dapat ditingkatkan melalui jenis intervensi yang tepat dan sesuai kebutuhan," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/8/2016).
(Baca Juga: BI Prediksi Agustus Alami Deflasi 0,04%)
Menurutnya aktivitas kreatif sebagian besar merupakan kegiatan yang telah dilakukan secara turun temurun sebagai bagian dari tradisi dan seni budaya yang hampir ditinggalkan, kemudian dikembangkan, dan diberikan sentuhan modern agar sejalan dengan gaya hidup masa kini.
Dia mencontohkan tenun ulos di Sumatera Utara yang semula hanya menjadi bagian dari kegiatan adat dan budaya, kemudian didorong untuk dilakukan pengembangan dan diversifikasi produknya menjadi bahan dasar pakaian, tas, dompet, dan perlengkapan sehari-hari lainnya.
"Tujuan dari kegiatan pengembangan UMKM BI adalah mendukung meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Secara lebih luas, meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat akan mendukung kegiatan ekonomi lokal dan pembangunan ekonomi daerah serta menyerap tenaga kerja," tandasnya.
Dia menambahkan selama kuartal I-2016, BI mengembangkan 140 klaster ketahanan pangan di 43 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN), dengan lahan seluas 12.288,8 ha, dan menyerap 23.592 tenaga kerja dengan total pembiayaan sebesar Rp12.5 miliar.
"Di luar itu, ditemukan beragam potensi lain. Melalui interaksi langsung BI dengan masyarakat, ditemukan begitu banyak potensi ekonomi dalam aktivitas kreatif masyarakat lokal yang dapat ditingkatkan melalui jenis intervensi yang tepat dan sesuai kebutuhan," ujarnya di Jakarta, Jumat (26/8/2016).
(Baca Juga: BI Prediksi Agustus Alami Deflasi 0,04%)
Menurutnya aktivitas kreatif sebagian besar merupakan kegiatan yang telah dilakukan secara turun temurun sebagai bagian dari tradisi dan seni budaya yang hampir ditinggalkan, kemudian dikembangkan, dan diberikan sentuhan modern agar sejalan dengan gaya hidup masa kini.
Dia mencontohkan tenun ulos di Sumatera Utara yang semula hanya menjadi bagian dari kegiatan adat dan budaya, kemudian didorong untuk dilakukan pengembangan dan diversifikasi produknya menjadi bahan dasar pakaian, tas, dompet, dan perlengkapan sehari-hari lainnya.
"Tujuan dari kegiatan pengembangan UMKM BI adalah mendukung meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Secara lebih luas, meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat akan mendukung kegiatan ekonomi lokal dan pembangunan ekonomi daerah serta menyerap tenaga kerja," tandasnya.
(akr)
Explore More