BI Ajak Umat Muslim Perangi Kemiskinan
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengajak umat muslim di Indonesia untuk memerangi tingkat kemiskinan yang masih tinggi. Hal ini lantaran sebagian besar penduduk Indonesia masih berada di garis kemiskinan.
Apalagi populasi penduduk muslim di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Kondisi inilah yang mendorong umat muslim memiliki tanggung jawab untuk ikut mengentaskan kemiskinan.
Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Syariah Nasional sekaligus Anggota Dewan Pengawas Syariah Allianz Life Syariah Rahmat Hidayat, yang memberikan khutbah Idul Adha di lapangan Bank Indonesia (BI).
"Ada pesan moral dari ibadah haji dan ibadah kurban jika dikaitkan dengan kondisi kebangsaan Indonesia saat ini sangat relevan. Bangsa Indonesia menghadapi berbagai persoalan terutama kemiskinan, ketimpangan, penurunan kinerja ekonomi, dan korupsi, serta kasus narkoba yang masih saja kerap terjadi," ujarnya, dalam khutbah di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2016).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada Maret 2015 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,22%. Angka ini bertambah 860 ribu orang dibanding jumlah penduduk miskin pada 2014 sebanyak 27,73 juta orang atau 10,96%.
"Jumlah tersebut belum termasuk yang tergolong sangat miskin (fuqara) dan hampir miskin yang jumlahnya sangat besar," katanya.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga memiliki tren meningkat sejak 2012. Rahmat menilai, dari jumlah penduduk miskin tersebut dapat dipastikan bahwa sebagian besar adalah umat Muslim.
Belum lagi tingkat ketimpangan yang tergambar dalam rasio gini yang masih tinggi. Indeks angka gini di kuartal kedua tahun ini sebesar 0,42 dan pertumbuhan ekonomi masih di level 5,18%.
"Karenanya, umat Islam sebagai bagian terbesar dari bangsa ini memiliki tanggung jawab yang besar pula untuk memperbaiki ini," tandasnya.
Apalagi populasi penduduk muslim di Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Kondisi inilah yang mendorong umat muslim memiliki tanggung jawab untuk ikut mengentaskan kemiskinan.
Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Syariah Nasional sekaligus Anggota Dewan Pengawas Syariah Allianz Life Syariah Rahmat Hidayat, yang memberikan khutbah Idul Adha di lapangan Bank Indonesia (BI).
"Ada pesan moral dari ibadah haji dan ibadah kurban jika dikaitkan dengan kondisi kebangsaan Indonesia saat ini sangat relevan. Bangsa Indonesia menghadapi berbagai persoalan terutama kemiskinan, ketimpangan, penurunan kinerja ekonomi, dan korupsi, serta kasus narkoba yang masih saja kerap terjadi," ujarnya, dalam khutbah di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2016).
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada Maret 2015 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,22%. Angka ini bertambah 860 ribu orang dibanding jumlah penduduk miskin pada 2014 sebanyak 27,73 juta orang atau 10,96%.
"Jumlah tersebut belum termasuk yang tergolong sangat miskin (fuqara) dan hampir miskin yang jumlahnya sangat besar," katanya.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga memiliki tren meningkat sejak 2012. Rahmat menilai, dari jumlah penduduk miskin tersebut dapat dipastikan bahwa sebagian besar adalah umat Muslim.
Belum lagi tingkat ketimpangan yang tergambar dalam rasio gini yang masih tinggi. Indeks angka gini di kuartal kedua tahun ini sebesar 0,42 dan pertumbuhan ekonomi masih di level 5,18%.
"Karenanya, umat Islam sebagai bagian terbesar dari bangsa ini memiliki tanggung jawab yang besar pula untuk memperbaiki ini," tandasnya.
(dmd)