Bank Dunia Soroti Pengentasan Kemiskinan Dunia 2030

Senin, 03 Oktober 2016 - 10:52 WIB
Bank Dunia Soroti Pengentasan Kemiskinan Dunia 2030
Bank Dunia Soroti Pengentasan Kemiskinan Dunia 2030
A A A
JAKARTA - World Bank (Bank Dunia) kali ini tengah menyoroti masalah pengentasan kemiskinan di tengah kelesuan ekonomi global. Pasalnya, kendati kelesuan perekenomian dunia, kemiskinan ekstrem di dunia terus berkurang.

Hal tersebut dilaporkan menurut data terbaru Bank Dunia terkait isu kemiskinan dan kesejahteraan bersama. Namun, seiring proyeksi tren pertumbuhan, laporan tersebut mengingatkan bahwa pengurangan ketimpangan yang tinggi semakin penting agar tercapai target pengentasan kemiskinan ekstrem di 2030.

"Menurut laporan kemiskinan dan kesejahteraan bersama, sebuah paparan baru data terkini dan akurat terkait kemiskinan dan kesejahteraan bersama di dunia, sekitar 800 juta orang bertahan hanya dengan kurang dari USD1,9 per hari di 2013. Jumlah tersebut sekitar 100 juta lebih sedikit dibanding 2012," ujar Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam rilisnya di Jakarta, Senin (3/10/2016).

Perbaikan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem, ujar Kim, lebih banyak didorong oleh kawasan Asia Timur dan Pasifik, terutama China, Indonesia, dan India. Setengah dari penduduk miskin ekstrem di dunia berasal dari kawasan Afrika Sub-Sahara dan sepertiga-nya lagi di Asia Selatan.

Sebanyak 60 dari 83 negara yang tercakup oleh laporan tersebut, sejak 2008 pendapatan rata-rata rakyat yang hidup di 40% terbawah telah meningkat, walaupun terjadi krisis keuangan di masa itu. Lebih penting lagi, negara-negara ini mewakili 67% dari penduduk dunia.

"Cukup mengesankan bagaimana negara-negara terus mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan walaupun perekonomian dunia kurang mendukung, namun masih terlalu banyak rakyat bertahan dengan penghasilan yang terlalu kecil," lanjut Kim.

Tak hanya itu, Kim memperjelas, risiko tidak mencapai target pengentasan kemiskinan ekstrem di 2030, tetap ada, kecuali dengan kembalinya laju pertumbuhan yang lebih cepat agar mengurangi ketimpangan.

"Yang diperlukan cukup jelas untuk sata ini, kita perlu memperluas lapangan kerja agar masyarakat termiskin terbantu. Salah satu cara yang paling meyakinkan adalah pengurangan ketimpangan yang tinggi, terutama di negara-negara di mana banyak rakyat miskin," tutup dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5739 seconds (0.1#10.140)