IHSG Diproyeksi Kembali Menguji Harga Tertinggi
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan mencoba kembali menguji harga tertinggi tahun ini dan resistance atas dari indikator bollinger bands yakni upper bollinger bands range pergerakan 5.355-5.480, dengan kecenderung positif melihat indikator Stochstic yang golden-cross tepat pada area jenuh jual.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal selama sepekan ini IHSG bergerak sesuai pola, setelah tidak mampu mengkonfirmasi break out resistance harga tertinggi tahun ini. Sehingga, pulled back terkoreksi menguji support rata-rata 25 hari dan 50 hari.
"Hal tersebut membuat pergerakan indikator stochastic jangka pendek decline hingga area jenuh jual. Pada perdagangan diakhir pekan IHSG berhasil kembali mencoba whipsaw pada support, namun masih terlihat tertahan pada resistance terdekat," ujarnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Sementara, IHSG akhir pekan lalu bergerak cenderung mixed terkonsolidasi pada pekan ini dan perdagangan pada Jumat kemarin berhasil menutupi tekanan yang terjadi sejak awal sesi dengan ditutup menguat 59,48 Poin sebesar 1,11% di level 5.399,88 dengan volume moderate. Sehingga, selama sepekan IHSG terhitung naik 0,36%.
Sektor komoditas menjadi yang terfavorit pekan ini dengan harga komoditas yang relatif menguat menjelang musim dingin. Data ekonomi Indonesia yang mampu menahan tekanan eksternal pada pekan ini seperti cadangan devisa, tingkat penjualan ritel, rilisnya beberapa laporan kinerja keuangan perbankkan dan sentimen pengangkatan menteri baru yang dinilai pro market.
"Capital inflow investor asing pun naik turun pada perdagangan pekan ini, di mana pada awal pekan investor asing terlihat optimis dengan catatan net buy tertinggi sejak bulan lalu dan diakhir pekan terekap capital flow mingguan IHSG masih terlihat net sell Rp751,46 miliar," pungkasnya.
Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal selama sepekan ini IHSG bergerak sesuai pola, setelah tidak mampu mengkonfirmasi break out resistance harga tertinggi tahun ini. Sehingga, pulled back terkoreksi menguji support rata-rata 25 hari dan 50 hari.
"Hal tersebut membuat pergerakan indikator stochastic jangka pendek decline hingga area jenuh jual. Pada perdagangan diakhir pekan IHSG berhasil kembali mencoba whipsaw pada support, namun masih terlihat tertahan pada resistance terdekat," ujarnya di Jakarta, Senin (17/10/2016).
Sementara, IHSG akhir pekan lalu bergerak cenderung mixed terkonsolidasi pada pekan ini dan perdagangan pada Jumat kemarin berhasil menutupi tekanan yang terjadi sejak awal sesi dengan ditutup menguat 59,48 Poin sebesar 1,11% di level 5.399,88 dengan volume moderate. Sehingga, selama sepekan IHSG terhitung naik 0,36%.
Sektor komoditas menjadi yang terfavorit pekan ini dengan harga komoditas yang relatif menguat menjelang musim dingin. Data ekonomi Indonesia yang mampu menahan tekanan eksternal pada pekan ini seperti cadangan devisa, tingkat penjualan ritel, rilisnya beberapa laporan kinerja keuangan perbankkan dan sentimen pengangkatan menteri baru yang dinilai pro market.
"Capital inflow investor asing pun naik turun pada perdagangan pekan ini, di mana pada awal pekan investor asing terlihat optimis dengan catatan net buy tertinggi sejak bulan lalu dan diakhir pekan terekap capital flow mingguan IHSG masih terlihat net sell Rp751,46 miliar," pungkasnya.
(izz)