Perkembangan Sistem Pembayaran Dorong Fintech
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengatakan, dalam 10 tahun terakhir peran sistem pembayaran semakin penting. Hal ini untuk mendukung kebijakan moneter dan finansial yang juga mengikuti perkembangan zaman dengan pembayaran nontunai yang semakin maju.
(Baca: Bank Indonesia Luncurkan BI Fintech)
Ini juga akan memajukan perkembangan teknologi dan mendorong tumbuhnya industri financial technologi (fintech). Pertumbuhan fintech tercermin dari transaksi hingga Agustus 2016 mencapai USD14,6 miliar.
"Dari sisi lain, kita melihat transaksi fintech di Indonesia berkembang pesat. Pada 2016 data statistik mencatat USD14 miliar atau 0,6% dari total transaksi mitra global USD2356 miliar, angka ini diproyeksi makin besar ke depannya," kata Kepala Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Departemen BI Eni V Panggabean di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Dia menuturkan, perlu penyikapan khusus dalam mendukung perkembangan industri fintech di Indonesia. Berbagai pihak dalam hal regulator dirasa perlu mengawasi berjalannya fintech untuk memitigasi risiko yang bisa ditimbulkan. Untuk itu, hari ini Bank Indonesia meluncurkan BI Fintech Office.
"Menyikapi berkembangnya Fintech regulator perlu cermati dengan seksama, satu sisi meningkatkan optimisme banyak manfaat seperti efisiensi, namun kita juga perlu mitigasi risiko yang bisa timbul dari fenomena ini," tambahnya.
Menurut data, hingga Agustus transaksi ATM nontunai dari debit mencapai 5,4 juta transaksi per hari dengan nominal Rp9,2 triliun per hari. Transaksi kartu kredit 823.000 transaksi per hari dengan nominal Rp743 miliar per hari. Uang elektronik 1,9 juta transaski dengan nominal Rp20 miliar per hari.
(Baca: Bank Indonesia Luncurkan BI Fintech)
Ini juga akan memajukan perkembangan teknologi dan mendorong tumbuhnya industri financial technologi (fintech). Pertumbuhan fintech tercermin dari transaksi hingga Agustus 2016 mencapai USD14,6 miliar.
"Dari sisi lain, kita melihat transaksi fintech di Indonesia berkembang pesat. Pada 2016 data statistik mencatat USD14 miliar atau 0,6% dari total transaksi mitra global USD2356 miliar, angka ini diproyeksi makin besar ke depannya," kata Kepala Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Departemen BI Eni V Panggabean di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Dia menuturkan, perlu penyikapan khusus dalam mendukung perkembangan industri fintech di Indonesia. Berbagai pihak dalam hal regulator dirasa perlu mengawasi berjalannya fintech untuk memitigasi risiko yang bisa ditimbulkan. Untuk itu, hari ini Bank Indonesia meluncurkan BI Fintech Office.
"Menyikapi berkembangnya Fintech regulator perlu cermati dengan seksama, satu sisi meningkatkan optimisme banyak manfaat seperti efisiensi, namun kita juga perlu mitigasi risiko yang bisa timbul dari fenomena ini," tambahnya.
Menurut data, hingga Agustus transaksi ATM nontunai dari debit mencapai 5,4 juta transaksi per hari dengan nominal Rp9,2 triliun per hari. Transaksi kartu kredit 823.000 transaksi per hari dengan nominal Rp743 miliar per hari. Uang elektronik 1,9 juta transaski dengan nominal Rp20 miliar per hari.
(izz)