2017, Kredit Bank Mulai Ramah Lingkungan

Jum'at, 02 Desember 2016 - 07:33 WIB
2017, Kredit Bank Mulai...
2017, Kredit Bank Mulai Ramah Lingkungan
A A A
NUSA DUA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) siap mengatur portofolio kredit perbankan di 2017 yang sesuai dengan konsep keuangan berkelanjutan (sustainability finance). Kedepannya, seluruh lembaga keuangan harus mempunyai platform 3P (people, planet, profit) dalam bisnisnya.

Sebanyak delapan bank telah menjadi peserta pilot project on sustainable bank dalam Roadmap Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dicanangkan sejak Desember 2014. Delapan bank tersebut antara lain Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Central Asia (BCA), Bank ArthaGraha, BPD Jabar-Banten (BJB), Bank Muamalat, dan Bank BRI Syariah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menyatakan, pihaknya akan mendesain model penyaluran kredit guna meningkatkan perhatian dan tanggung jawab perbankan dan lembaga keuangan terhadap aspek lingkungan. Pasalnya penting bagi bank dan lembaga keuangan untuk memberikan perhatian terhadap aspek lingkungan dan sosial untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.

"Seluruh lembaga keuangan akan kita libatkan. Aturannya sudah ada sejak 2014, akan kita ekskalasi aturannya. Kita sudah tahap sosialisasi aturan itu," ujar Muliaman dalam jumpa pers International Sustainable Finance Forum 2016 di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/12/2016).

Penerapan keuangan berkelanjutan di Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Selama dua tahun setelah roadmap dicanangkan. Bertujuan meningkatkan awareness di industri keuangan. Dua tahun berikutnya adalah proses perumusan regulasi, setelah itu penerapan regulasi.

Kedepannya, OJK berkomitmen memaksimalkan penyusunan acuan sebagai pedoman untuk pembuatan kebijakan terkait sustainability finance. Untuk menjalankan rencana ini, OJK menggandeng anak usaha Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC) dan Sustainable Banking Network (SBN).

Vice President Corporate Risk and Sustainability IFC Ethiopis Tafara mengatakan, SBN telah menjadi kekuatan besar dalam mempercepat pengadopsian praktik lingkungan sosial."Pembangunan berkelanjutan tidak akan bisa terlaksana tanpa sistem keuangan yang kuat dan bertanggung jawab," ujar Ethiopis dalam kesempatan yang sama.

Chief Economist Bank Mandiri Anton Hermanto Gunawan mendukung agenda keuangan berkesinambungan. Anton melanjutkan, pihaknya juga melaksanakan program green banking dan green office sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial dan kelestarian lingkungan.

Pada program green banking misalnya, Bank Mandiri membiayai pembangunan delapan pembangkit listrik tenaga Biogas (PLTBG) oleh perusahaan yang telah memperoleh CER (Certified Emmision Reduction) dari UNFCCC (United Nation Framework Convention in Climate Change). Perseroan juga membiayai pembangunan Pembangkit Listrik Mini Hidro berkapasitas 3x3 MW senilai Rp93,6 miliar.

Sedangkan untuk green office, Bank Mandiri telah mengurangi penggunaan kertas untuk formulir aplikasi transaksi penyetoran, penarikan, pemindah bukuan, pembayaran-pembayaran lainnya. “Kami juga berinisiatif mendorong peningkatan partisipasi para penyandang disabilitas atau difabel melalui program Mandiri Sahabat Difabel. Di sini, kami merekrut penyandang disabilitas tuna daksa untuk membantu proses pelayanan di call center. Bahkan saat ini, kami telah memiliki 120 karyawan kriya difabel di unit tersebut,” ungkap Anton.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2580 seconds (0.1#10.140)