Gross Split Kontrak Migas Didorong Perkuat Industri Nasional

Senin, 02 Januari 2017 - 17:52 WIB
Gross Split Kontrak...
Gross Split Kontrak Migas Didorong Perkuat Industri Nasional
A A A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerangkan, pemerintah masih menyiapkan skema kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi (Migas) Gross Split. Menurutnya lewat skema ini akan terdapat efisiensi pengelolaan biaya, menyederhanakan birokrasi serta mempercepat dan mengefektifkan eksplorasi juga eksploitasi.

“Skema bagi hasil gross split migas disusun dengan tetap mendorong penguatan industri di dalam negeri,” terang Menteri Jonan seperti dilansir situs resmi ESDM.

(Baca Juga: Arcandra 'Kuliahi' Bos-bos Migas Soal Skema Gross Split)

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pemerintah senantiasa mendorong iklim investasi di sub sektor migas agar menjadi lebih bergairah, salah satunya dengan melakukan Revisi atas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 terkait Cost Recovery. Dalam 2 tahun terakhir, industri migas mengalami tantangan rendahnya harga minyak, sehingga berdampak pada aktifitas migas khususnya eksplorasi.

Revisi PP tersebut, diharapkan olehnya dapat membuat aktifitas eksplorasi migas meningkat, sehingga peluang penemuan cadangan migas lebih tinggi. Di sisi lain Jonan memberikan apresiasi terkait realisasi produksi migas diperkirakan mencapai 114% dari target tahun 2016. Sepanjang tahun 2016, rata-rata produksi minyak bumi sebesar 831 MBOPD (Thousand Barrels of Oil per Day) dan produksi gas bumi mencapai 1.418 MBOEPD (Thousand Barrels of Oil Equivalents per Day).

“Total produksi migas sebesar 2.249 MBOEPD atau 114% dari target pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016 sebesar 1.970 MBOEPD,” ungkapnya

Sementara untuk lifting migas, lanjut Menteri Jonan, mencapai 2.000 MBOEPD atau lebih tinggi dari target 2016 yang sebesar 1.970 MBOEPD. "Lifting minyak bumi sebesar 820,3 MBOPD dan gas bumi 1.181,5 MBOEPD atau 102% dari target. Dalam APBNP 2016 ditargetkan 820 MBOPD untuk minyak dan 1.150 MBOEPD untuk gas. Apresiasi saya untuk kerja keras seluruh pihak,” ungkap dia.

Produksi dan lifting migas yang melebihi target tersebut, terjadi d itengah rendahnya harga minyak dunia. Realisasi harga minyak Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) hingga akhir 2016 diperkirakan sekitar USD39,5 per barel dengan asumsi harga di APBN-P 2016 USD40 per barel.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)