Pelni Optimistis Mampu Hadapi Tarif Murah Pesawat

Rabu, 04 Januari 2017 - 16:39 WIB
Pelni Optimistis Mampu Hadapi Tarif Murah Pesawat
Pelni Optimistis Mampu Hadapi Tarif Murah Pesawat
A A A
JAKARTA - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) memiliki manuver tersendiri dalam menghadapi pesawat terbang yang terus melesat dengan tarif semakin terjangkau. Pelni akan menyasar pendapatan dari pengiriman barang ke wilayah Indonesia Timur.

(Baca: Pelni Perkuat Konektivitas Kepulauan Seribu dan Jakarta)

Direktur Utama Pelni Elfien Goentoro mengatakan, jika Pelni masih konsentrasi hanya sampai ke tujuan maka akan ditinggal jauh oleh maskapai Low Cost Carrier (LCC). Namun, mayoritas kebutuhan logistik Indonesia bagian timur masih menggunakan kapal laut.

"Naik Pelni enggak hanya sampai tujuan, kalau itu sudah mulai ditinggalkan karena harga LCC lebih murah dan lebih cepat dari kapal. Karena dibutuhkan di daerah timur, mayoritas masih kapal dan kelasnya diusahakan naik. Jadi, kapal kita masih bisa digunakan saat ini ke sana terutama kelas ekonomi," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Elfien menuturkan, perusahaan tetap optimistis menatap tahun 2017 di tengah ramainya industri transportasi. Kapal perintis sudah disiapkan untuk konektivitas antar pulau.

"Pada 2017 optimis karena kita ketahui penugasan pertama kapal perintis 18 Januari baru dimulai, belum semua berjalan. Begitu diperintahkan akhir 2015 jalankan tahun 2016, kita siap tapi tidak bisa operasikan semua. Jadi, satu tahun full belum penuh beroperasi termasuk tol laut, kita PMN terlambat, kita adakan sendiri, kita sewa. Sehingga, baru beroperasi 6 Mei 2016, total pendapatan kami tak maksimal," terang dia.

Selain itu, kapal Pelni dapat mengoperasikan seluruh armadanya secara penuh tahun ini. Kinerja tol laut yang makin lancar juga memengaruhi pelayaran ke Indonesia Timur.

"Kalau 2017 kita start Januari operasi lancar, kinerja tol laut semakin bulan, semakin hari makin penuh ke arah timur kecuali Natuna karena enggak pernah penuh dari kebutuhan. Harus pakai kapal gede kalau mau sampai ke Natuna tapi kapal yang dipakai jauh lebih besar dari kebutuhan 500 ton, kapalnya kapasitas bawa 2.000 ton. Gudang belum ada, jalan belum ada, siapa yang mau konsumsi?" tutur Elfien.

Optimisme Pelni ini terlihat dari laba bersih pada 2017 yang ditargetkan meningkat 60% menjadi Rp305 miliar dari sebelumnya Rp199,7 miliar. Guna mendukung kinerja tersebut, perusahaan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp1,16 triliun.

"Kinerja keuangan 2016 kita perkirakan dua kali lipat dari tahun lalu, laba sebelum diaudit Rp199,7 miliar dan per November Rp195 miliar, mudah-mudahan lebih dari Rp200 miliar. Langkah tahun depan Pelni targetkan laba berish Rp305 miliar, naik 60% dari 2016. Capex 2017 Rp1,16 triliun, ada beberapa yang kita perlu mulai dari pendanaan dan ada yang multiyears," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6106 seconds (0.1#10.140)