Indeks Dolar Tergelincir, Rupiah Perkasa 108 Poin
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan di pasar spot, Kamis (5/1/2017) dibuka menguat 0,54% atau 73 poin ke Rp13.367 per USD. Kemarin, rupiah di indeks Bloomberg ditutup dengan bertambah 0,27% atau 36 poin ke level Rp13.440/USD.
Sementara itu, data Yahoo Finance, Kamis ini, mata uang NKRI melompat 0,52% atau 70 poin ke Rp13.363 per USD. Sebelumnya, rupiah ditutup naik tinggi 95 poin atau 0,70% ke posisi Rp13.381/USD.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis (5/1/2017), mematok rupiah di Rp13.370 per USD atau terapresiasi 108 poin dari posisi Rp13.478/USD pada Rabu lalu.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan menguatnya rupiah, karena para pelaku pasar melakukan profit taking terhadap USD. Menguatnya indeks USD beberapa waktu lalu, membuat pelaku pasar mengambil kesempatan dan kini mereka melepas USD, karena sedang menanti rilis risalah The Fed dan data tenaga kerja AS di akhir pekan.
Melansir dari Reuters, Kamis (5/1/2017), indeks USD terhadap sekeranjang mata uang utama merosot ke 102,20 DXY, setelah sempat menguat hingga 103,82 DXY pada Selasa lalu, berkat survei manufaktur AS yang ekspansif. Kini, pelaku pasar sedang menanti pelantikan Presiden AS, dengan melepas taruhan mereka pada dolar.
Dolar AS dibuka melemah terhadap euro, menjadi USD1,0524 EUR, setelah sempat menguat di level 1,0340 pada Selasa. Mata uang George Washington itu juga merosot terhadap yen, menjadi ¥ 116,70 per USD, setelah mencapai puncak di ¥ 118,605 pada Selasa.
Sementara itu, data Yahoo Finance, Kamis ini, mata uang NKRI melompat 0,52% atau 70 poin ke Rp13.363 per USD. Sebelumnya, rupiah ditutup naik tinggi 95 poin atau 0,70% ke posisi Rp13.381/USD.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada Kamis (5/1/2017), mematok rupiah di Rp13.370 per USD atau terapresiasi 108 poin dari posisi Rp13.478/USD pada Rabu lalu.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan menguatnya rupiah, karena para pelaku pasar melakukan profit taking terhadap USD. Menguatnya indeks USD beberapa waktu lalu, membuat pelaku pasar mengambil kesempatan dan kini mereka melepas USD, karena sedang menanti rilis risalah The Fed dan data tenaga kerja AS di akhir pekan.
Melansir dari Reuters, Kamis (5/1/2017), indeks USD terhadap sekeranjang mata uang utama merosot ke 102,20 DXY, setelah sempat menguat hingga 103,82 DXY pada Selasa lalu, berkat survei manufaktur AS yang ekspansif. Kini, pelaku pasar sedang menanti pelantikan Presiden AS, dengan melepas taruhan mereka pada dolar.
Dolar AS dibuka melemah terhadap euro, menjadi USD1,0524 EUR, setelah sempat menguat di level 1,0340 pada Selasa. Mata uang George Washington itu juga merosot terhadap yen, menjadi ¥ 116,70 per USD, setelah mencapai puncak di ¥ 118,605 pada Selasa.
(ven)