Tol Depok-Antasari Dorong Nilai Properti Kawasan TB Simatupang
A
A
A
JAKARTA - Proyek pembangunan ruas tol Depok-Antasari seksi I dinilai akan membawa efek ekonomi berupa terdongkraknya harga properti di kawasan TB Simatupang, Jakarta.
VP Properti Internasional Coldwell Banker Comercial Dani Indra mengatakan, efek hadirnya tol ini akan semakin mendorong nilai properti yang berada di kawasan TB Simatupang, Antasari dan sekitarnya.
"Penyelesaian pekerjaan proyek tol ini berdampak positif untuk wilayah sekitarnya karena akses menuju kawasan TB Simatupang dan Antasari menjadi lebih mudah," kata Dani kepada sejumlah media di Jakarta, Jumat (6/1/2017).
Dia optimistis melihat perkembangan kawasan TB Simatupang dan Antasari yang menurutnya memiliki potensi gemilang menjadi pusat distrik bisnis atau Central Business District (CBD) baru di Selatan Jakarta.
Pengamat Perkotaan Duy Nurdiansyah mengatakan, ruas Depok-Antasari seksi I yakni Antasari-Andara sepanjang 3,61 km pembebasan lahannya relatif lebih mudah. Terutama di sekitar Simpang Susun Antasari yang dekat lingkungan aktivitas bisnis.
"Pemerintah akan lebih mudah mencari solusi dengan pihak swasta, karena itu proses pembebasan di sekitar TB Simatupang dan Antasari relatif lancar," jelasnya.
Pihaknya juga mengapresiasi pengusaha swasta yang bersikap positf meski terkena dampak pembangunan proyek jalan tol ini. Misalnya sekolah HighScope, dan juga perusahaan properti lain yang harus menghentikan sementara pembangunan gedungnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Citra Waspphutowo Tri Agus sebagai pengelola ruas tol Depok-Antasari mengungkapkan tidak ada kesulitan dalam pekerjaan konstruksi karena yang paling menghambat adalah masalah pembebasan lahan.
"Pembebasan lahan terbilang sangat lambat, baik di tahap I atau tahap II, dan ini berdampak pada jadwal konstruksi," ucapnya.
Saat ini, konstruksi seksi I sudah mencapai 49% dengan tingkat pembebasan lahan sebesar 90%. Seksi ini diharapkan akan terus meningkat dan ditargetkan rampung pada Mei 2017. Hingga selanjutnya dapat beroperasi tiga bulan setelahnya.
VP Properti Internasional Coldwell Banker Comercial Dani Indra mengatakan, efek hadirnya tol ini akan semakin mendorong nilai properti yang berada di kawasan TB Simatupang, Antasari dan sekitarnya.
"Penyelesaian pekerjaan proyek tol ini berdampak positif untuk wilayah sekitarnya karena akses menuju kawasan TB Simatupang dan Antasari menjadi lebih mudah," kata Dani kepada sejumlah media di Jakarta, Jumat (6/1/2017).
Dia optimistis melihat perkembangan kawasan TB Simatupang dan Antasari yang menurutnya memiliki potensi gemilang menjadi pusat distrik bisnis atau Central Business District (CBD) baru di Selatan Jakarta.
Pengamat Perkotaan Duy Nurdiansyah mengatakan, ruas Depok-Antasari seksi I yakni Antasari-Andara sepanjang 3,61 km pembebasan lahannya relatif lebih mudah. Terutama di sekitar Simpang Susun Antasari yang dekat lingkungan aktivitas bisnis.
"Pemerintah akan lebih mudah mencari solusi dengan pihak swasta, karena itu proses pembebasan di sekitar TB Simatupang dan Antasari relatif lancar," jelasnya.
Pihaknya juga mengapresiasi pengusaha swasta yang bersikap positf meski terkena dampak pembangunan proyek jalan tol ini. Misalnya sekolah HighScope, dan juga perusahaan properti lain yang harus menghentikan sementara pembangunan gedungnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Citra Waspphutowo Tri Agus sebagai pengelola ruas tol Depok-Antasari mengungkapkan tidak ada kesulitan dalam pekerjaan konstruksi karena yang paling menghambat adalah masalah pembebasan lahan.
"Pembebasan lahan terbilang sangat lambat, baik di tahap I atau tahap II, dan ini berdampak pada jadwal konstruksi," ucapnya.
Saat ini, konstruksi seksi I sudah mencapai 49% dengan tingkat pembebasan lahan sebesar 90%. Seksi ini diharapkan akan terus meningkat dan ditargetkan rampung pada Mei 2017. Hingga selanjutnya dapat beroperasi tiga bulan setelahnya.
(izz)