Cabai Mahal, Petani Ponorogo Meraup Untung
A
A
A
PONOROGO - Mahalnya harga cabai membuat petani cabai di Ponorogo, Jawa Timur, meraup keuntungan. Bahkan keuntungan menanam cabai saat ini merupakan yang tertinggi dan belum pernah ada sebelumnya. Meski keuntungan tinggi namun hasil panen cabai sangat terbatas, karena tanaman cabai rusak akibat cuaca buruk.
Sumari, warga petani cabai di Desa Trisono, Kecamatan Babadan, Ponorogo ini, sibuk memanen cabai. Meski hasil panennya tidak banyak, hanya sekitar 30 kilogram namun ia senang karena harga cabai mahal. Harga dari petani Rp70.000 per kilogram. Menurut petani yang sudah puluhan tahun menanam cabai ini, harga saat ini termahal dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, harga jual cabai dari petani hanya di kisaran Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Namun sejak bulan Desember lalu, harga cabai di tingkat petani terus merangkak naik, dari Rp30.000, Rp50.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
“Ya diuntungkan. Dulu belum pernah, paling Rp15.000 hingga Rp20.000. Ini tertinggi Rp70.000. Cabai susah nanamnya, cuaca hujan tinggi, cabai mati,” ujarnya kepada MNC Media, Rabu (11/1/2017).
Pengakuan serupa juga disampaikan Rusni, petani cabai lainnya. Mahalnya harga cabai karena tanaman ini sangat terbatas. Akibat cuaca buruk belakangan ini, ratusan petani cabai gagal tanam dan gagal panen. Banyak cabai mati seusai ditanam dan cabai yang berbuah pun rontok. Alhasil, stok cabai di petani sangat terbatas bahkan langka sehingga terjadi lonjakan harga luar biasa. “Jadi kalau jual cabai sampai merah, itu lebih untung,” ujarnya.
Kecamatan Babadan sendiri merupakan salah satu sentra produksi cabai di Kabupaten Ponorogo. Namun karena cuaca buruk, curah hujan tak menentu dan tingginya serangan hama, ratusan petani cabai gagal tanam dan gagal panen sehingga stok cabai terbatas dan harga mahal.
Sumari, warga petani cabai di Desa Trisono, Kecamatan Babadan, Ponorogo ini, sibuk memanen cabai. Meski hasil panennya tidak banyak, hanya sekitar 30 kilogram namun ia senang karena harga cabai mahal. Harga dari petani Rp70.000 per kilogram. Menurut petani yang sudah puluhan tahun menanam cabai ini, harga saat ini termahal dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Sebelumnya, harga jual cabai dari petani hanya di kisaran Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Namun sejak bulan Desember lalu, harga cabai di tingkat petani terus merangkak naik, dari Rp30.000, Rp50.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
“Ya diuntungkan. Dulu belum pernah, paling Rp15.000 hingga Rp20.000. Ini tertinggi Rp70.000. Cabai susah nanamnya, cuaca hujan tinggi, cabai mati,” ujarnya kepada MNC Media, Rabu (11/1/2017).
Pengakuan serupa juga disampaikan Rusni, petani cabai lainnya. Mahalnya harga cabai karena tanaman ini sangat terbatas. Akibat cuaca buruk belakangan ini, ratusan petani cabai gagal tanam dan gagal panen. Banyak cabai mati seusai ditanam dan cabai yang berbuah pun rontok. Alhasil, stok cabai di petani sangat terbatas bahkan langka sehingga terjadi lonjakan harga luar biasa. “Jadi kalau jual cabai sampai merah, itu lebih untung,” ujarnya.
Kecamatan Babadan sendiri merupakan salah satu sentra produksi cabai di Kabupaten Ponorogo. Namun karena cuaca buruk, curah hujan tak menentu dan tingginya serangan hama, ratusan petani cabai gagal tanam dan gagal panen sehingga stok cabai terbatas dan harga mahal.
(ven)