Pengurangan Target Proyek Listrik 35 Ribu MW Bakal Berdampak Fatal
A
A
A
JAKARTA - Dewan Energi Nasional (DEN) menyatakan, kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan listrik di Indonesia akan terganggu jika target pembangunan mega proyek listrik 35.000 Mega Watt (MW) atau 35 Giga Watt (GW) tidak tercapai. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun bersikeras supaya program ini bisa sukses terlaksana.
(Baca Juga: Dewan Energi Nasional Gandeng Pemda Sukseskan Program Listrik)
Anggota DEN Tumiran mengatakan, Jokowi telah menegaskan bahwa pengurangan target pembangunan 35.000 MW akan berdampak fatal. Kebutuhan listrik nasional jadi terganggu dan harganya mahal.
"Setelah paripurna, Presiden bilang enggak boleh pengurangan target 35 GW karena dikhawatirkan pada 2025 target bangun 114 GW enggak tercapai. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan listrik akan terganggu, dipaksa sewa diesel atau PLTG terapung. Mahal dan yang nanggung masyarakat, harga naik," ujarnya di Jakarta, Senin (23/1/2017).
(Baca Juga: DEN: Harga Energi Terbarukan Maksimal 85% dari Biaya Produksi)
Dari pengalaman yang ada sebelumnya, dia menjelaskan, Jokowi tidak ingin lagi mengutak-atik target tersebut. Sehingga, konsumsi listrik nasional bisa menembus Rp2.500/Kwh/kapita. "Berdasarkan pengalaman, Presiden putuskan jangan kurang tapi strategiskan. Target 35 GW enggak boleh dikurangi. Sehingga, konsumsi bisa Rp2500/Kwh/kapita," katanya.
Dia menambahkan, evaluasi target pembangunan yang hanya jadi 20 GW cukup pesimistis. Revisi ini disebutkannya tidak berlaku lagi. "Tentang 35 GW dan 114 GW pada 2025 dari sidang anggota DEN hasil evaluasi, jadi bukan itu targetnya berdasarkan evaluasi hanya 20 GW pada 2019," paparnya.
(Baca Juga: Dewan Energi Nasional Gandeng Pemda Sukseskan Program Listrik)
Anggota DEN Tumiran mengatakan, Jokowi telah menegaskan bahwa pengurangan target pembangunan 35.000 MW akan berdampak fatal. Kebutuhan listrik nasional jadi terganggu dan harganya mahal.
"Setelah paripurna, Presiden bilang enggak boleh pengurangan target 35 GW karena dikhawatirkan pada 2025 target bangun 114 GW enggak tercapai. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan listrik akan terganggu, dipaksa sewa diesel atau PLTG terapung. Mahal dan yang nanggung masyarakat, harga naik," ujarnya di Jakarta, Senin (23/1/2017).
(Baca Juga: DEN: Harga Energi Terbarukan Maksimal 85% dari Biaya Produksi)
Dari pengalaman yang ada sebelumnya, dia menjelaskan, Jokowi tidak ingin lagi mengutak-atik target tersebut. Sehingga, konsumsi listrik nasional bisa menembus Rp2.500/Kwh/kapita. "Berdasarkan pengalaman, Presiden putuskan jangan kurang tapi strategiskan. Target 35 GW enggak boleh dikurangi. Sehingga, konsumsi bisa Rp2500/Kwh/kapita," katanya.
Dia menambahkan, evaluasi target pembangunan yang hanya jadi 20 GW cukup pesimistis. Revisi ini disebutkannya tidak berlaku lagi. "Tentang 35 GW dan 114 GW pada 2025 dari sidang anggota DEN hasil evaluasi, jadi bukan itu targetnya berdasarkan evaluasi hanya 20 GW pada 2019," paparnya.
(akr)