AS Keluar dari TPP, Peluang RI Dongkrak Daya Saing
A
A
A
JAKARTA - Hengkangnya Amerika Serikat (AS) dari kerja sama kemitraan trans pasifik (Trans Pacific Partnership/TPP) menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani menjadi peluang untuk Indonesia meningkatkan daya saing produknya. Pasalnya, dia menilai Indonesia selama ini kalah saing dengan Vietnam karena mereka merupakan anggota TPP, sehingga lebih mudah memasukkan produknya.
"Ekspor kita ke AS nomor satu itu garmen. Baru kemudian disusul alas kaki, rubber dan lain-lain. Sehingga dengan ini kan berarti level playing fieldnya sama nih dengan Vietnam. Yang dulu kita musti bayar tarif, terus Vietnam nol. Sekarang sama-sama bayar. Jadi hal seperti itu yang membuat kita bisa lebih kompetitif lagi," tegasnya di Jakarta, Jumat (27/1/2017).
(Baca Juga: Indonesia Untung AS Hengkang dari TPP)
Apalagi, sambung Rosan, Indonesia juga telah memiliki perjanjian dagang dengan banyak negara di dunia. Misalnya European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"Itu mungkin yang bisa ditingkatkan dalam rangka meningkatkan perdagangan kita dengan China. Karena dengan China, perdagangan kita minusnya cukup lumayan. Jadi setiap kebijakan Trump harus dilihat dari dua sisi. Tidak selalu kebijakan dampaknya negatif, walaupun dari Trump mengatakan American First, Inward looking, proteksionisme," paparnya.
Sebelumnya Kepala Ekonom Treasury & Capital Market CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai, keputusan Presiden AS Donald Trump hengkang dari perjanjian dagang lintas pasifik perlu disikapi positif oleh Indonesia. Hengkangnya AS dari TPP, menurut dia justru dapat menjadi keuntungan bagi perdagangan di Tanah Air.
"Dengan tarik dirinya AS dari TPP mungkin Indonesia malah diuntungkan. Karena global value chance yang menguntungkan Vietnam sekarang mungkin menguntungkan Indonesia," ucap Adrian.
"Ekspor kita ke AS nomor satu itu garmen. Baru kemudian disusul alas kaki, rubber dan lain-lain. Sehingga dengan ini kan berarti level playing fieldnya sama nih dengan Vietnam. Yang dulu kita musti bayar tarif, terus Vietnam nol. Sekarang sama-sama bayar. Jadi hal seperti itu yang membuat kita bisa lebih kompetitif lagi," tegasnya di Jakarta, Jumat (27/1/2017).
(Baca Juga: Indonesia Untung AS Hengkang dari TPP)
Apalagi, sambung Rosan, Indonesia juga telah memiliki perjanjian dagang dengan banyak negara di dunia. Misalnya European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
"Itu mungkin yang bisa ditingkatkan dalam rangka meningkatkan perdagangan kita dengan China. Karena dengan China, perdagangan kita minusnya cukup lumayan. Jadi setiap kebijakan Trump harus dilihat dari dua sisi. Tidak selalu kebijakan dampaknya negatif, walaupun dari Trump mengatakan American First, Inward looking, proteksionisme," paparnya.
Sebelumnya Kepala Ekonom Treasury & Capital Market CIMB Niaga Adrian Panggabean menilai, keputusan Presiden AS Donald Trump hengkang dari perjanjian dagang lintas pasifik perlu disikapi positif oleh Indonesia. Hengkangnya AS dari TPP, menurut dia justru dapat menjadi keuntungan bagi perdagangan di Tanah Air.
"Dengan tarik dirinya AS dari TPP mungkin Indonesia malah diuntungkan. Karena global value chance yang menguntungkan Vietnam sekarang mungkin menguntungkan Indonesia," ucap Adrian.
(akr)