Wall Street Melemah Karena Ekonomi Kuartal IV 2016 Jeblok
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat alias Wall Street pada Jumat, (27/1/2017) waktu AS berakhir melemah setelah data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 hanya 1,9%, jatuh dari perkiraan.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 7,13 poin atau 0,04% menjadi 20.093,78, dengan saham Chevron dan Goldman Sachs mengalami koreksi tajam. Saham Chevron tekor setelah hasil kuartalan perusahaan yang mengecewakan.
Melansir dari CNBC, Sabtu (28/1), indeks S & P 500 tergelincir 1,99 poin atau 0,09% ke level 2.294,69, akibat menurunnya saham energi dan saham real estat. Sedangkan indeks Nasdaq ditutup naik tipis 5,61 poin atau 0,1% ke 5.660,78.
Departemen Perdagangan AS mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 yang melambat lebih dari perkiraan, salah satunya karena melemahnya pengiriman kedelai untuk ekspor. Dan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi AS pada 2016 hanya mampu tumbuh 1,6%, terlemah sejak tahun 2011.
Kepala Strategi Investasi di State Street Global Advisors, Michael Arone mengatakan, data pertumbuhan domestik bruto yang dilansir kembali menegaskan bahwa ekonomi AS terjebak dalam kisaran tidak lebih dari 2%.
“Kita semua sudah tahu ekonomi AS terjebak dalam kisaran pertumbuhan sebesar itu. Kini pasar melihat ke depan untuk kebijakan fiskal dalam rangka meningkatkan perekonomian,” ujarnya.
Konsumen, pebisnis, dan investor di Amerika kini mengalihkan perhatian kepada kebijakan Presiden Donald Trump. Pasar saham AS telah reli panjang sejak kemenangan Trump pada 8 November, dimana Trump akan melakukan pemotongan pajak perusahaan, belanja fiskal yang lebih tinggi, dan deregulasi di sejumlah sektor.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 7,13 poin atau 0,04% menjadi 20.093,78, dengan saham Chevron dan Goldman Sachs mengalami koreksi tajam. Saham Chevron tekor setelah hasil kuartalan perusahaan yang mengecewakan.
Melansir dari CNBC, Sabtu (28/1), indeks S & P 500 tergelincir 1,99 poin atau 0,09% ke level 2.294,69, akibat menurunnya saham energi dan saham real estat. Sedangkan indeks Nasdaq ditutup naik tipis 5,61 poin atau 0,1% ke 5.660,78.
Departemen Perdagangan AS mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2016 yang melambat lebih dari perkiraan, salah satunya karena melemahnya pengiriman kedelai untuk ekspor. Dan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi AS pada 2016 hanya mampu tumbuh 1,6%, terlemah sejak tahun 2011.
Kepala Strategi Investasi di State Street Global Advisors, Michael Arone mengatakan, data pertumbuhan domestik bruto yang dilansir kembali menegaskan bahwa ekonomi AS terjebak dalam kisaran tidak lebih dari 2%.
“Kita semua sudah tahu ekonomi AS terjebak dalam kisaran pertumbuhan sebesar itu. Kini pasar melihat ke depan untuk kebijakan fiskal dalam rangka meningkatkan perekonomian,” ujarnya.
Konsumen, pebisnis, dan investor di Amerika kini mengalihkan perhatian kepada kebijakan Presiden Donald Trump. Pasar saham AS telah reli panjang sejak kemenangan Trump pada 8 November, dimana Trump akan melakukan pemotongan pajak perusahaan, belanja fiskal yang lebih tinggi, dan deregulasi di sejumlah sektor.
(ven)