Pemerintah Anggarkan Konversi Elpiji untuk Nelayan Rp208 Miliar
A
A
A
KARANGASEM - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengemukakan, dana yang dialokasikan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk program konversi elpiji nelayan pada tahun ini Rp208 miliar. Angka ini meningkat dibanding tahun lalu sebesar Rp50 miliar.
“Karena manfaatnya banyak sekali kita langsung usulkan kepada DPR untuk dinaikkan sehingga tahun ini penerima manfaatnya lebih banyak,” ujarnya, Minggu (29/1/2017).
Dia menuturkan tahun ini untuk Pulau Bali akan menerima paket konversi sebanyak 1.116 unit. Paket konversi akan dibagikan di tiga kabupaten, di antaranya Karangasem, Tabanan dan Jembrana.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyambut baik atas perhatian pemerintah. Saat ini, kata dia masih terdapat 5.400 nelayan tradisional di Karangasem secara ekonomi masih perlu ditingkatkan. Dari jumlah tersebut, penerima manfaat nelayan di Karangasem baru 625 unit.
“Sesuai harapan pak menteri dalam waktu tiga sampai empat tahun ke depan tidak ada lagi nelayan miskin di daerah kami. Dengan bantuan konversi ini semoga dapat memompa semangat keluar dari kemiskinan,” katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Nyoman Rate, nelayan dari Karangasem mengaku terbantu dengan program konversi BBM ke gas dari pemerintah. Pasalnya dengan menggunakan gas pengeluaran untuk bahan bakar kapal lebih hemat dibanding menggunakan BBM sehingga hasil ikannya lebih meningkat.
“Kalau pakai bensin 2-3 jam pengeluarannya sampai Rp50.000-Rp60.000 tapi setelah menggunakan gas lebih murah Rp20.000-Rp30.000,” ungkap Nyoman.
Senada, Made Rumani juga mengatakan biaya operasional untuk bahan bakar gas lebih hemat dibanding menggunakan bensin. Namun pihaknya mengaku masih ada kendala menggunakan paket konversi dari pemerintah karena tidak ada indikator gasnya sehingga nelayan tidak dapat mengetahui jika kehabisan gas saat mencari ikan.
“Kendalanya mesinnya tidak ada indikator gas, atau tidak ada kilometernya. Jadi sering tidak ketahuan kalau gasnya habis saat mencari ikan,” tandasnya.
“Karena manfaatnya banyak sekali kita langsung usulkan kepada DPR untuk dinaikkan sehingga tahun ini penerima manfaatnya lebih banyak,” ujarnya, Minggu (29/1/2017).
Dia menuturkan tahun ini untuk Pulau Bali akan menerima paket konversi sebanyak 1.116 unit. Paket konversi akan dibagikan di tiga kabupaten, di antaranya Karangasem, Tabanan dan Jembrana.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri menyambut baik atas perhatian pemerintah. Saat ini, kata dia masih terdapat 5.400 nelayan tradisional di Karangasem secara ekonomi masih perlu ditingkatkan. Dari jumlah tersebut, penerima manfaat nelayan di Karangasem baru 625 unit.
“Sesuai harapan pak menteri dalam waktu tiga sampai empat tahun ke depan tidak ada lagi nelayan miskin di daerah kami. Dengan bantuan konversi ini semoga dapat memompa semangat keluar dari kemiskinan,” katanya.
Ditemui di tempat yang sama, Nyoman Rate, nelayan dari Karangasem mengaku terbantu dengan program konversi BBM ke gas dari pemerintah. Pasalnya dengan menggunakan gas pengeluaran untuk bahan bakar kapal lebih hemat dibanding menggunakan BBM sehingga hasil ikannya lebih meningkat.
“Kalau pakai bensin 2-3 jam pengeluarannya sampai Rp50.000-Rp60.000 tapi setelah menggunakan gas lebih murah Rp20.000-Rp30.000,” ungkap Nyoman.
Senada, Made Rumani juga mengatakan biaya operasional untuk bahan bakar gas lebih hemat dibanding menggunakan bensin. Namun pihaknya mengaku masih ada kendala menggunakan paket konversi dari pemerintah karena tidak ada indikator gasnya sehingga nelayan tidak dapat mengetahui jika kehabisan gas saat mencari ikan.
“Kendalanya mesinnya tidak ada indikator gas, atau tidak ada kilometernya. Jadi sering tidak ketahuan kalau gasnya habis saat mencari ikan,” tandasnya.
(dmd)