Demi Swasembada BBM, Pertamina Genjot Percepatan Enam Kilang
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menargetkan pengembangan kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur tahap pertama selesai pada 2019 mendatang. Hal itu sejalan dengan rencana pemerintah mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.
“Kita harapkan groundbreaking atau peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan kilang dapat dilakukan oleh Presiden (Joko Widodo) pada akhir Februari 2017,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di kantor Pertamina Pusat Jakarta, Senin (30/1/2017).
(Baca Juga: Jokowi Sebut Indonesia Tak Bisa Terus Andalkan Impor BBM)
Menurutnya terdapat dua kilang baru dan empat pengembangan proyek kilang yang akan diwujudkan Pertamina. Dari empat proyek pengembangan itu di antaranya kilang Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Balongan. Sedangkan untuk dua proyek kilang baru, yaitu kilang Tuban dan Bontang.
“Untuk kilang Tuban kita harapkan groundbreaking pada Kuartal III dan untuk kilang Cilacap pada Kuartal IV tahun ini. Kami harapkan ke tiga proyek di antaranya Balikpapan, Tuban dan Cilacap dapat dilihat aktivitas lapangannya tahun ini,” tutur Dwi.
Lebih lanjut dia menambahkan pembangunan kilang bukan lagi wacana karena sejalan dengan program pemerintah mengurangi impor BBM. Pertamina memproyeksikan pada 2023 Indonesia akan swasembada BBM. Tidak hanya itu, pembangunan dan pengembangan kilang berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Membangun kilang bukan lagi angan-angan bagi kita, tapi sudah dapat di eksekusi. Tinggal bekerja keras menyelesaikannya,” tutur Dwi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmat Hardadi menerangkan, pengembangan tahap pertama kapasitas enam unit kilang Balikpapan ditargetkan selesai pada 2019 dengan penambahan kapasitas produksi sebesar 360.000 barel per hari dari semula 260.000 bph.
Salah satunya revitalisasi akan dilakukan untuk kilang residual fuel catalyctic cracking/RFCC dengan kapasitas produksi 90.000 bph. Adapun kilang RFCC digunakan untuk mengolah minyak menjadi produk BBM bernilai oktan tinggi seperti pertamax.
Lebih lanjut Hardadi mengatakan, desain dasar (Basic Engineering Design/BED) kilang Balikpapan sudah selesai lalu diikuti dengan desainnya (Front End Engineering Design/FEED). Sedangkan untuk pembangunan kilang Balikpapan tahap ke dua direncanakan selesai 2021. Investasi tahap pertama sebesar USD2,6 miliar sementara untuk investasi tahap ke dua sebesar USD2 miliar.
(Baca Juga: Fokus Capai Target 2017, Pertamina Alokasi Belanja Modal USD6,6 M)
Guna menunjang pembangunan kilang Balikpapan, perseroan membangun apartemen untuk karyawan yang dijadwalkan akan selesai 31 Maret 2017. Selain itu Pertamina juga membangun dermaga dengan panjang 200 meter dan berkapasitas 200.000 ton ditargetkan selesai Desember 2017. “Sementara tahun depan Pertamina akan mendatangkan mesin kilang untuk di rakit di dalam negeri,” paparnya.
“Kita harapkan groundbreaking atau peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan kilang dapat dilakukan oleh Presiden (Joko Widodo) pada akhir Februari 2017,” ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di kantor Pertamina Pusat Jakarta, Senin (30/1/2017).
(Baca Juga: Jokowi Sebut Indonesia Tak Bisa Terus Andalkan Impor BBM)
Menurutnya terdapat dua kilang baru dan empat pengembangan proyek kilang yang akan diwujudkan Pertamina. Dari empat proyek pengembangan itu di antaranya kilang Balikpapan, Cilacap, Dumai dan Balongan. Sedangkan untuk dua proyek kilang baru, yaitu kilang Tuban dan Bontang.
“Untuk kilang Tuban kita harapkan groundbreaking pada Kuartal III dan untuk kilang Cilacap pada Kuartal IV tahun ini. Kami harapkan ke tiga proyek di antaranya Balikpapan, Tuban dan Cilacap dapat dilihat aktivitas lapangannya tahun ini,” tutur Dwi.
Lebih lanjut dia menambahkan pembangunan kilang bukan lagi wacana karena sejalan dengan program pemerintah mengurangi impor BBM. Pertamina memproyeksikan pada 2023 Indonesia akan swasembada BBM. Tidak hanya itu, pembangunan dan pengembangan kilang berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Membangun kilang bukan lagi angan-angan bagi kita, tapi sudah dapat di eksekusi. Tinggal bekerja keras menyelesaikannya,” tutur Dwi.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmat Hardadi menerangkan, pengembangan tahap pertama kapasitas enam unit kilang Balikpapan ditargetkan selesai pada 2019 dengan penambahan kapasitas produksi sebesar 360.000 barel per hari dari semula 260.000 bph.
Salah satunya revitalisasi akan dilakukan untuk kilang residual fuel catalyctic cracking/RFCC dengan kapasitas produksi 90.000 bph. Adapun kilang RFCC digunakan untuk mengolah minyak menjadi produk BBM bernilai oktan tinggi seperti pertamax.
Lebih lanjut Hardadi mengatakan, desain dasar (Basic Engineering Design/BED) kilang Balikpapan sudah selesai lalu diikuti dengan desainnya (Front End Engineering Design/FEED). Sedangkan untuk pembangunan kilang Balikpapan tahap ke dua direncanakan selesai 2021. Investasi tahap pertama sebesar USD2,6 miliar sementara untuk investasi tahap ke dua sebesar USD2 miliar.
(Baca Juga: Fokus Capai Target 2017, Pertamina Alokasi Belanja Modal USD6,6 M)
Guna menunjang pembangunan kilang Balikpapan, perseroan membangun apartemen untuk karyawan yang dijadwalkan akan selesai 31 Maret 2017. Selain itu Pertamina juga membangun dermaga dengan panjang 200 meter dan berkapasitas 200.000 ton ditargetkan selesai Desember 2017. “Sementara tahun depan Pertamina akan mendatangkan mesin kilang untuk di rakit di dalam negeri,” paparnya.
(akr)