Bank Syariah Mandiri Targetkan NPF di Bawah 4,5%
A
A
A
JAKARTA - Bank Syariah Mandiri (BSM) sepanjang tahun 2016 berhasil menurunkan NPF (nett) dari 4,1% per Desember 2015 menjadi 3,1% per Desember 2016.
Sementara Non Performing Financing/NPF (gross) dari 6,1% per Desember 2015 menjadi 4,9% per Desember 2016.
"Semoga tahun ini, kami bisa jaga NPF (gross) di bawah sekitar 4,5%. BSM juga berhasil mengumpulkan recovery ex write off termasuk margin per Desember 2016 sebesar Rp537 miliar," kata Direktur Utama BSM Agus Sudiarto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Adapun total pendapatan bersih BSM per Desember 2016 mencapai Rp4,96 triliun atau naik sebesar 12,72% dari Rp4,40 triliun per Desember 2015.
Senior Executive Vice President BSM, Ade Cahyo Nugroho menambahkan, aset BSM mengalami kenaikan sebesar 12,03% (yoy) dari Rp70,4 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp78,8 triliun.
Menurut Cahyo, peningkatan aset ini ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,62% (yoy) dari Rp62,1 triliun per Desember 2015 menjadi Rp69,9 triliun per Desember 2016. Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh tabungan yang tumbuh 11% menjadi Rp27,75 triliun.
Kemudian giro tumbuh 18,9% menjadi Rp6,93 triliun serta deposito naik 12,7% menjadi Rp35,27 triliun. Kedepan, lanjut Cahyo, BSM akan memperbaiki tabungan dan giro di atas 50% dengan perbanyak transaksi cabang dan melalui e-channel.
"Sekitar 49,58% atau sebesar Rp34,7 triliun dari total DPK merupakan Low Cost Fund (Giro dan Tabungan) atau dana murah," imbuh dia.
Sementara Non Performing Financing/NPF (gross) dari 6,1% per Desember 2015 menjadi 4,9% per Desember 2016.
"Semoga tahun ini, kami bisa jaga NPF (gross) di bawah sekitar 4,5%. BSM juga berhasil mengumpulkan recovery ex write off termasuk margin per Desember 2016 sebesar Rp537 miliar," kata Direktur Utama BSM Agus Sudiarto saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Adapun total pendapatan bersih BSM per Desember 2016 mencapai Rp4,96 triliun atau naik sebesar 12,72% dari Rp4,40 triliun per Desember 2015.
Senior Executive Vice President BSM, Ade Cahyo Nugroho menambahkan, aset BSM mengalami kenaikan sebesar 12,03% (yoy) dari Rp70,4 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp78,8 triliun.
Menurut Cahyo, peningkatan aset ini ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 12,62% (yoy) dari Rp62,1 triliun per Desember 2015 menjadi Rp69,9 triliun per Desember 2016. Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh tabungan yang tumbuh 11% menjadi Rp27,75 triliun.
Kemudian giro tumbuh 18,9% menjadi Rp6,93 triliun serta deposito naik 12,7% menjadi Rp35,27 triliun. Kedepan, lanjut Cahyo, BSM akan memperbaiki tabungan dan giro di atas 50% dengan perbanyak transaksi cabang dan melalui e-channel.
"Sekitar 49,58% atau sebesar Rp34,7 triliun dari total DPK merupakan Low Cost Fund (Giro dan Tabungan) atau dana murah," imbuh dia.
(ven)