Prudential Bayarkan Klaim Rp5,2 Triliun
A
A
A
SEMARANG - Prudential Indonesia membayar klaim hingga Rp5,2 triliun di sepanjang kuartal pertama dan kedua 2016. Nilai klaim yang dibayarkan tersebut kemungkinan masih bisa meningkat.
Deputy Chief Operations Officer Prudential Indonesia, Dian Budiani mengatakan, nilai tersebut dibayarkan untuk sejumlah klaim dan jenis penyakit. "Klaim untuk pembiayaan penyakit berat hingga ringan," katanya saat roadshow ke Semarang, Kamis (2/3/2017).
Menurutnya, sejumlah klaim terbesar untuk para nasabah terdiri untuk penyakit kanker, jantung dan kelainan tulang. Kasus terakhir menyangkut pula kecelakaan. Rerata biaya pengobatan mencapai Rp30 juta-Rp60 juta untuk sekali rawat inap.
Dian mencontohkan, penyakit kanker dan jantung butuh biaya sekitar Rp60 juta bahkan lebih. Sedangkan, kelainan tulang mencapai biaya pengobatan sebesar Rp30 juta ke atas.
"Pasien menjalani rawat inap tidak hanya sekali, bahkan bisa berkali-kali. Biaya perawatan juga semakin bertambah karena berdasarkan Tower Watson Global Medical Trend Survey Report disebutkan, biaya kesehatan naik sekitar 79% selama periode 2010-2014," katanya.
Dia menambahkan, ribuan klaim sudah dibayarkan untuk pasien yang menjalani perawatan di luar negeri. Seperti tahun 2015, sudah dibayarkan klaim sebanyak 7157 untuk pengobatan di luar negeri. Penyakit yang sering ditemui adalah usus buntu, kelainan pernafasan dan pencernaan.
"Kebutuhan untuk berobat ke luar negeri Rp30 juta-Rp180 juta untuk sekali pengobatan. Angka tersebut untuk kasus penyakit ringan, penyakit berat bisa lebih banyak," katanya.
Dian menilai, kesiapan dana sangatlah penting untuk menghadapi kemungkinan harus rawat inap. Kebutuhan rawat inap akan diakomodasi dengan produk terbaru, Pruprime healthcare. Inovasi bagi pasien rawat inap yang komprehensif dan global.
"Produk rawat inap tersebut akan membayar biaya rumah sakit sesuai tagihan, sehingga nasabah lebih fokus terhadap pemulihan," katanya. Selain itu, lanjut dia, berlaku di berbagai belahan dunia sehingga nasabah dapat berpergian ke luar negeri dengan tenang.
Product Development Officer Prudential Indonesia, Paradikma Subawa melanjutkan, nasabah semakin dimudahkan bertransaksi dengan menggunakan sistem cashless. Hal ini bisa diterapkan di jaringan rumah sakit Indonesia, Malaysia dan Singapura. "Nasabah cukup menunjukkan kartu Pruprime healthcare tanpa harus mengeluarkan uang sendiri," katanya.
Deputy Chief Operations Officer Prudential Indonesia, Dian Budiani mengatakan, nilai tersebut dibayarkan untuk sejumlah klaim dan jenis penyakit. "Klaim untuk pembiayaan penyakit berat hingga ringan," katanya saat roadshow ke Semarang, Kamis (2/3/2017).
Menurutnya, sejumlah klaim terbesar untuk para nasabah terdiri untuk penyakit kanker, jantung dan kelainan tulang. Kasus terakhir menyangkut pula kecelakaan. Rerata biaya pengobatan mencapai Rp30 juta-Rp60 juta untuk sekali rawat inap.
Dian mencontohkan, penyakit kanker dan jantung butuh biaya sekitar Rp60 juta bahkan lebih. Sedangkan, kelainan tulang mencapai biaya pengobatan sebesar Rp30 juta ke atas.
"Pasien menjalani rawat inap tidak hanya sekali, bahkan bisa berkali-kali. Biaya perawatan juga semakin bertambah karena berdasarkan Tower Watson Global Medical Trend Survey Report disebutkan, biaya kesehatan naik sekitar 79% selama periode 2010-2014," katanya.
Dia menambahkan, ribuan klaim sudah dibayarkan untuk pasien yang menjalani perawatan di luar negeri. Seperti tahun 2015, sudah dibayarkan klaim sebanyak 7157 untuk pengobatan di luar negeri. Penyakit yang sering ditemui adalah usus buntu, kelainan pernafasan dan pencernaan.
"Kebutuhan untuk berobat ke luar negeri Rp30 juta-Rp180 juta untuk sekali pengobatan. Angka tersebut untuk kasus penyakit ringan, penyakit berat bisa lebih banyak," katanya.
Dian menilai, kesiapan dana sangatlah penting untuk menghadapi kemungkinan harus rawat inap. Kebutuhan rawat inap akan diakomodasi dengan produk terbaru, Pruprime healthcare. Inovasi bagi pasien rawat inap yang komprehensif dan global.
"Produk rawat inap tersebut akan membayar biaya rumah sakit sesuai tagihan, sehingga nasabah lebih fokus terhadap pemulihan," katanya. Selain itu, lanjut dia, berlaku di berbagai belahan dunia sehingga nasabah dapat berpergian ke luar negeri dengan tenang.
Product Development Officer Prudential Indonesia, Paradikma Subawa melanjutkan, nasabah semakin dimudahkan bertransaksi dengan menggunakan sistem cashless. Hal ini bisa diterapkan di jaringan rumah sakit Indonesia, Malaysia dan Singapura. "Nasabah cukup menunjukkan kartu Pruprime healthcare tanpa harus mengeluarkan uang sendiri," katanya.
(ven)