Wika Beton Resmikan Pabrik Produk Beton Senilai Rp150 Miliar
A
A
A
SUBANG - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) meresmikan pabrik produk beton ke-15 dengan nilai investasi sebesar Rp150 miliar.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) Beton, Wilfred A. Singkali mengatakan, peresmian pabrik produk beton yang dibangun di Desa Karangmukti Cipeundeu Kabupaten Subang Jawa Barat, tersebut diharapkan mampu menopang kebutuhan beton pracetak atau precast untuk pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
"Dengan tambahan pabrik baru ini, kapasitas produksi beton pracetak Wika Beton mencapai 3 juta ton per tahun," Ujar Wilfred usai meresmikan parik produk beton di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/3/2017).
Dia menyebutkan, kapasitas rata-rata nasional beton pracetak di dalam negeri saat ini baru mencapai 25 juta ton per tahun atau sekitar 20% dari kebutuhan beton nasional. "Kebutuhan nasional dari kapasitas kita itu sekitar 25 juta ton per tahun. Jumlah tersebut baru 15 sampai 20 persen dari kebutuhan rata-rata nasional per tahun," ucapnya.
Meski begitu, kekurangan kebutuhan pasokan beton di dalam negeri, kata Wilfred, masih terpenuhi melalui pembuatan beton secara konvensional.
"Namun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan penggunaan beton pracetak di dalam negeri bisa naik hingga 30 persen tahun ini, itu artinya kebutuhan masih tetap besar," ungkapnya.
Wilfred menjelaskan, pembangunan pabrik produk beton milik Wika Beton di Subang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangunan proyek Jalan Outer Ring Road Tahap 2, Light Rail Transit atau kereta api ringan Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun.
Selama ini pemanfaatan produk Wika Beton melalui produksi beton pracetak sejumlah proyek jalan tol juga digunakan untuk proyek jalan tol diantaranya untuk proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda, Proyek MRT Jakarta serta proyek tol Serang-Panimbang.
"Proyek-proyek tersebut sebagian besar kami dapatkan dari holding kami PT Wijaya Karya (persero/Tbk). Kami tinggal memasok kebutuhannya saja," ungkap dia.
Secara bertahap, Wika Beton akan meningkatkan kapasitas pabrik produk beton di Subang dengan memproduksi beton pracetak yang khusus digunakan untuk pembangunan gedung.
Menurut Wilfred, kebutuhan beton pracetak untuk pembangunan gedung masih sangat besar. "Pabrik di Subang ini masih tahap peratama. Tahap selanjutnya kita akan memproduksi pracetak khusus untuk gedung di Subang ini berdampingan dengan lokasi di Subang," ungkap dia.
Direktur Operasi Wika Beton, Fery Hendriyanto mengatakan, pemanfaatan betok pracetak untuk gedung mampu menekan efisiensi dari sisi biaya dan waktu. "Kami juga siapkan untuk pembangunan produk betok pracetak khusus gedung di Subang, lokasi yang sama. Total keseluruhan investasi di Subang ini termasuk untuk kebutuhan beton pracetak gedung mencapai Rp350 miliar," ujarnya.
Fery menambahkan, rencana pendirian pabrik beton pracetak khusus gedung di lokasi yang sama tersebut akan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain, untuk mendirikan perusahaan patungan. "Kita bikin perusahaan patungan nantinya dimana presentase saham kami di situ hanya sebesar 49 persen," pungkas dia.
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Wika) Beton, Wilfred A. Singkali mengatakan, peresmian pabrik produk beton yang dibangun di Desa Karangmukti Cipeundeu Kabupaten Subang Jawa Barat, tersebut diharapkan mampu menopang kebutuhan beton pracetak atau precast untuk pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
"Dengan tambahan pabrik baru ini, kapasitas produksi beton pracetak Wika Beton mencapai 3 juta ton per tahun," Ujar Wilfred usai meresmikan parik produk beton di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/3/2017).
Dia menyebutkan, kapasitas rata-rata nasional beton pracetak di dalam negeri saat ini baru mencapai 25 juta ton per tahun atau sekitar 20% dari kebutuhan beton nasional. "Kebutuhan nasional dari kapasitas kita itu sekitar 25 juta ton per tahun. Jumlah tersebut baru 15 sampai 20 persen dari kebutuhan rata-rata nasional per tahun," ucapnya.
Meski begitu, kekurangan kebutuhan pasokan beton di dalam negeri, kata Wilfred, masih terpenuhi melalui pembuatan beton secara konvensional.
"Namun pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan penggunaan beton pracetak di dalam negeri bisa naik hingga 30 persen tahun ini, itu artinya kebutuhan masih tetap besar," ungkapnya.
Wilfred menjelaskan, pembangunan pabrik produk beton milik Wika Beton di Subang akan dimanfaatkan untuk kebutuhan pembangunan proyek Jalan Outer Ring Road Tahap 2, Light Rail Transit atau kereta api ringan Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun.
Selama ini pemanfaatan produk Wika Beton melalui produksi beton pracetak sejumlah proyek jalan tol juga digunakan untuk proyek jalan tol diantaranya untuk proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda, Proyek MRT Jakarta serta proyek tol Serang-Panimbang.
"Proyek-proyek tersebut sebagian besar kami dapatkan dari holding kami PT Wijaya Karya (persero/Tbk). Kami tinggal memasok kebutuhannya saja," ungkap dia.
Secara bertahap, Wika Beton akan meningkatkan kapasitas pabrik produk beton di Subang dengan memproduksi beton pracetak yang khusus digunakan untuk pembangunan gedung.
Menurut Wilfred, kebutuhan beton pracetak untuk pembangunan gedung masih sangat besar. "Pabrik di Subang ini masih tahap peratama. Tahap selanjutnya kita akan memproduksi pracetak khusus untuk gedung di Subang ini berdampingan dengan lokasi di Subang," ungkap dia.
Direktur Operasi Wika Beton, Fery Hendriyanto mengatakan, pemanfaatan betok pracetak untuk gedung mampu menekan efisiensi dari sisi biaya dan waktu. "Kami juga siapkan untuk pembangunan produk betok pracetak khusus gedung di Subang, lokasi yang sama. Total keseluruhan investasi di Subang ini termasuk untuk kebutuhan beton pracetak gedung mencapai Rp350 miliar," ujarnya.
Fery menambahkan, rencana pendirian pabrik beton pracetak khusus gedung di lokasi yang sama tersebut akan dilakukan melalui kerja sama dengan pihak lain, untuk mendirikan perusahaan patungan. "Kita bikin perusahaan patungan nantinya dimana presentase saham kami di situ hanya sebesar 49 persen," pungkas dia.
(ven)