Indonesia Jajaki Kerja Sama Vokasi dan IKM dengan Prancis
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan menjajaki kerja sama dengan Prancis di bidang pendidikan vokasi serta pengembangan industri kecil dan menengah (IKM). Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan bilateral antara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Menteri Muda urusan Industri, Digital dan Inovasi pada Kementerian Ekonomi dan Keuangan Prancis, Christophe Sirugue.
"Kami menyampaikan bahwa Indonesia tengah fokus pada pengembangan industri melalui pendidikan vokasi dan pendalaman struktur, termasuk pengembangan di sektor IKM," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/3/2017).
Airlangga menuturkan, pihaknya sedang membangun program pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan di dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang terampil. “Jadi, para lulusan SMK nanti sudah siap kerja sesuai kompetensinya di bidang industri yang mereka telah pelajari,” jelasnya.
Dalam program pendidikan vokasi, menurut Airlangga, Prancis siap mengirimkan para tenaga ahli atau pakar di sektor industri untuk memberikan pelatihan di Indonesia. “Kami ingin ada expert dari Prancis yang bisa bantu meningkatkan capacity building untuk desain dan model produk-produk IKM kita agar berdaya saing global," ungkapnya.
Airlangga juga berharap IKM dalam negeri dapat berkontribusi pada rantai pasok industri-industri besar asal Prancis. IKM komponen akan didorong bermitra dengan perusahaan penerbangan Airbus Group. Selain itu, menjalin kerja sama dengan Airbus Group untuk mendirikan engineering center, mengingat besarnya kebutuhan industri MRO di Indonesia.
Airlangga menegaskan, pihaknya memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan IKM karena berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sektor ini mendominasi dari jumlah populasi industri di Indonesia sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan devisa.
Di samping itu, Airlangga memandang Prancis sebagai mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan sektor industri. Terlebih lagi, Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki inovasi teknologi di bidang kedirgantaraan, pertahanan, dan transportasi.
"Kerja sama bilateral akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam menyiapkan revolusi industri selanjutnya, yakni industry 4.0 dengan mengikuti tren terkini otomasi dan pertukaran data teknologi manufaktur," tuturnya.
Airlangga menyebutkan, beberapa penjajakan kerja sama kedua negara yang telah dilakukan, antara lain Airbus dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam pembangunan peluncur satelit dengan kemampuan di atas 100-500 km dan Assembly Integrated Test (AIT) di atas 500-1000 km.
Selanjutnya, kerja sama Airbus dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk sektor industri penerbangan, terutama dalam memproduksi komponen, peralatan, dan perbaikan beberapa tipe pesawat Airbus. Selama ini, PT DI merupakan mitra perakitan Airbus untuk helikopter militer serta menjadi bagian integral dari rantai nilai Airbus di Asia Tenggara.
“Kami juga memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan ban Prancis, Michelin untuk mendorong akses pasar ban Indonesia ke luar negeri, serta membangun bisnis retreading dan ban bekas,” kata Airlangga. Menurutnya, teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia.
Selain itu, Michelin diharapkan dapat membantu pemanfaatan ban bekas untuk diolah menjadi unsur pembangunan jalan sehingga Indonesia bisa menggunakan limbah ban bekas untuk pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan.
"Guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dan Prancis, diperlukan inisiasi penyelenggaraan Working Group Meeting on Industry and Investment untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya dalam dokumen Joint Declaration on Strategic Partnership Indonesia-France yang dideklarasikan pada 1 Juli 2011,” papar Airlangga.
Prancis merupakan investor negara Eropa ketiga terbesar di Indonesia setelah Inggris dan Swiss, serta menduduki peringkat ke-16 dalam daftar peringkat realisasi investasi Penanaman Modal Asing di Indonesia. Total nilai investasi Prancis di Indonesia dari tahun 2014-2016 sebanyak USD352 juta dengan jumlah 671 proyek. Pada 2016, porsi investasi terbesar Perancis dari sektor industri logam, mesin dan elektronika dengan nilai mencapai USD49,6 juta.
"Kami menyampaikan bahwa Indonesia tengah fokus pada pengembangan industri melalui pendidikan vokasi dan pendalaman struktur, termasuk pengembangan di sektor IKM," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/3/2017).
Airlangga menuturkan, pihaknya sedang membangun program pendidikan vokasi dengan konsep link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan di dunia kerja terhadap sumber daya manusia yang terampil. “Jadi, para lulusan SMK nanti sudah siap kerja sesuai kompetensinya di bidang industri yang mereka telah pelajari,” jelasnya.
Dalam program pendidikan vokasi, menurut Airlangga, Prancis siap mengirimkan para tenaga ahli atau pakar di sektor industri untuk memberikan pelatihan di Indonesia. “Kami ingin ada expert dari Prancis yang bisa bantu meningkatkan capacity building untuk desain dan model produk-produk IKM kita agar berdaya saing global," ungkapnya.
Airlangga juga berharap IKM dalam negeri dapat berkontribusi pada rantai pasok industri-industri besar asal Prancis. IKM komponen akan didorong bermitra dengan perusahaan penerbangan Airbus Group. Selain itu, menjalin kerja sama dengan Airbus Group untuk mendirikan engineering center, mengingat besarnya kebutuhan industri MRO di Indonesia.
Airlangga menegaskan, pihaknya memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan IKM karena berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sektor ini mendominasi dari jumlah populasi industri di Indonesia sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan devisa.
Di samping itu, Airlangga memandang Prancis sebagai mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan sektor industri. Terlebih lagi, Prancis dikenal sebagai negara yang memiliki inovasi teknologi di bidang kedirgantaraan, pertahanan, dan transportasi.
"Kerja sama bilateral akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam menyiapkan revolusi industri selanjutnya, yakni industry 4.0 dengan mengikuti tren terkini otomasi dan pertukaran data teknologi manufaktur," tuturnya.
Airlangga menyebutkan, beberapa penjajakan kerja sama kedua negara yang telah dilakukan, antara lain Airbus dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam pembangunan peluncur satelit dengan kemampuan di atas 100-500 km dan Assembly Integrated Test (AIT) di atas 500-1000 km.
Selanjutnya, kerja sama Airbus dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk sektor industri penerbangan, terutama dalam memproduksi komponen, peralatan, dan perbaikan beberapa tipe pesawat Airbus. Selama ini, PT DI merupakan mitra perakitan Airbus untuk helikopter militer serta menjadi bagian integral dari rantai nilai Airbus di Asia Tenggara.
“Kami juga memfasilitasi kerja sama dengan perusahaan ban Prancis, Michelin untuk mendorong akses pasar ban Indonesia ke luar negeri, serta membangun bisnis retreading dan ban bekas,” kata Airlangga. Menurutnya, teknologi dan keahlian Michelin dapat membantu pengembangan industri vulkanisir ban pesawat di Indonesia.
Selain itu, Michelin diharapkan dapat membantu pemanfaatan ban bekas untuk diolah menjadi unsur pembangunan jalan sehingga Indonesia bisa menggunakan limbah ban bekas untuk pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan.
"Guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dan Prancis, diperlukan inisiasi penyelenggaraan Working Group Meeting on Industry and Investment untuk menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya dalam dokumen Joint Declaration on Strategic Partnership Indonesia-France yang dideklarasikan pada 1 Juli 2011,” papar Airlangga.
Prancis merupakan investor negara Eropa ketiga terbesar di Indonesia setelah Inggris dan Swiss, serta menduduki peringkat ke-16 dalam daftar peringkat realisasi investasi Penanaman Modal Asing di Indonesia. Total nilai investasi Prancis di Indonesia dari tahun 2014-2016 sebanyak USD352 juta dengan jumlah 671 proyek. Pada 2016, porsi investasi terbesar Perancis dari sektor industri logam, mesin dan elektronika dengan nilai mencapai USD49,6 juta.
(ven)