Cabai Penyebab Deflasi Jawa Tengah

Selasa, 04 April 2017 - 00:16 WIB
Cabai Penyebab Deflasi Jawa Tengah
Cabai Penyebab Deflasi Jawa Tengah
A A A
SEMARANG - Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,12% pada Maret 2017. Penurunan harga cabai menjadi salah satu penyebab deflasi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Margo Yuwono mengatakan, sejumlah harga bahan pangan di propinsi ini mengalami penurunan pada Maret lalu.

Hal ini mendorong deflasi Jawa Tengah hingga 0,12% dibandingkan bulan sebelumnya. "Bahkan, deflasi Jateng lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar 0,02%," katanya, Senin (3/4/2017).

Dia melanjutkan, penurunan beberapa harga bahan pangan memberikan andil cukup besar dalam deflasi Maret mencapai 1,49%. Kelompok bahan pangan meliputi cabai rawit yang memiliki andil dalam deflasi hingga 0,972%, cabai merah 0,784%, beras sebesar 0,05% dan bawang putih hingga 0,02%.

"Selain kelompok bahan makanan, penurunan tarif ponsel pada Maret lalu juga turut berkontribusi terhadap deflasi di Jawa Tengah mencapai 0,03%," tuturnya.

Di samping itu, lanjut dia, beberapa kelompok lainnya mengalami kenaikan harga. Diantaranya tarif listrik non subsidi, kenaikan tersebut dipicu kebijakan pemerintah mencabut sebagian subsidi. Disusul kenaikan upah tukang bukan mandor. Kenaikan tarif tersebut disebabkan kebijakan kenaikan upah minimum.

"Selain itu, ada rokok kretek yang mengalami kenaikan harga karena dipengaruhi oleh kenaikan cukai," katanya.

Dia mengatakan, harga batu bata juga mengalami kenaikan karena selama musim hujan stok terbatas sedangkan permintaan tinggi. Bahan bakar juga menyumbang inflasi karena adanya kenaikan harga pertamax dan pertalite.

Berdasarkan deflasi tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,15%, Kota Semarang 0,14%, Kota Tegal dan Kota Cilacap masing- masing sebesar 0,11%, Kota Kudus sebesar 0,05%. Deflasi terendah di Kota Purwokerto sebesar 0,01%.

Sedangkan, dari enam ibukota propinsi di Pulau Jawa sebanyak empat kota mengalami deflasi dan dua kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,14% diikuti Surabaya dan Yogyakarta masing- masing 0,06%. Deflasi terendah di Bandung sebesar 0,02%.

Laju inflasi tahun kalender Maret 2017 sebesar 1,55% lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Maret 2016 sebesar 0,63%. Sedangkan, laju inflasi 'year on year' Maret 2017 sebesar 3,30% lebih rendah dibandingkan laju inflasi 'year on year' Maret 2016 sebesar 4,21%.

Kasie Harga Konsumen dan Harga Perdagangan Besar Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, Rita Umami menambahkan, tarif listik memang memicu terjadinya inflasi namun harga kelompok bahan makanan memberikan sumbangsih deflasi lebih besar.

"Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2017 secara umum mengalami penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan terjadi deflasi di Jateng cukup besar termasuk diikuti di Kota Semarang," terangnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7652 seconds (0.1#10.140)