Zurich Topas Life Luncurkan Digital Credit Protection
A
A
A
JAKARTA - Zurich Topas Life (ZTL) bekerja sama dengan salah satu perusahaan teknologi keuangan (fintech), Investree, meluncurkan Digital Credit Protection, program asuransi jiwa kredit yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan keamanan pengusaha kecil dan profesional.
Kolaborasi ini memungkinkan para debitur Investree, dalam hal ini Borrower, untuk mendapatkan proteksi dari risiko tidak terduga sekaligus memberikan keamanan bagi investasi kreditur selama periode angsuran pinjaman mereka.
Presiden Direktur Zurich Topas Life Peter Huber mengatakan, Digital Credit Protection dirancang khusus untuk pengusaha mikro dan profesional untuk menjaga masa depan finansial serta membantu mereka untuk fokus pada pertumbuhan bisnis dan menjalani aktivitas profesional mereka dengan pikiran yang tenang.
Selain itu, Digital Credit Protection menyasar pengusaha muda dan profesional, bagi pihaknya hal ini bukan sekadar bisnis tetapi juga misi sosial.
"Digital Credit Protection juga tersedia dengan produk utama Investree, yaitu pinjaman karyawan dan tagihan pembiayaan untuk pengusaha. Serta dilengkapi dengan berbagai macam manfaat termasuk cakupan yang berjangka hingga 70 tahun, tarif premium tetap selama periode asuransi dan pertanggungan total yang bernilai sampai dengan Rp100 juta," katanya di Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Dia memaparkan, perkembangan bisnis peer to peer lending (P2P) telah membawa alternatif baru bagi bisnis dan individu untuk mengakses pendanaan mereka. Indonesia Fintech Association (IFA) melihat pada akhir 2016 terdapat 150 perusahaan teknologi keuangan di Indonesia dengan 17% dari mereka yang berfokus pada bisnis pinjaman.
Selain itu, IFA juga mencatat bahwa bisnis P2P lending menghadapi peluang besar untuk bertumbuh mengingat kontribusi kredit baru untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari sektor perbankan masih berkisar di angka 34,77%.
Jika membicarakan pembiayaan, sambung dia, pinjaman yang diambil pengusaha mikro maupun profesional biasanya memiliki risiko dan ketergantungan yang lebih tinggi pada individu peminjam dibanding perusahaan yang lebih besar.
"Dengan demikian, akses ke layanan keuangan terutama asuransi sangat penting bagi mereka, ditambah adanya kebutuhan agar industri asuransi mampu berjalan dengan baik, mengurangi tingkat ketidakpastian, dan mengubahnya menjadi risiko yang dapat dikendalikan," paparnya.
Menurut Piter, Zurich Topas Life melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen kami dalam membantu seluas mungkin masyarakat Indonesia dalam memahami dan melindungi diri dari risiko.
"Kami sangat bangga atas kerja sama ini karena ini juga merupakan kolaborasi pertama di Indonesia yang dilakukan antara penyedia asuransi jiwa dan perusahaan fintech P2P lending," ungkap dia.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Asharyanto Gunadi pun mengapresiasi untuk kerja sama ini. Dia percaya kerja sama ini akan berkontribusi positif bagi bisnis perseroan di Indonesia.
"Ketentuan yang berlaku dalam Digital Credit Protection dapat meningkatkan rasa percaya dari sisi Lender untuk berinvestasi melalui marketplace kami. Di mana investasi mereka akan tetap aman apabila muncul risiko dari sisi debitur," tandasnya.
Kolaborasi ini memungkinkan para debitur Investree, dalam hal ini Borrower, untuk mendapatkan proteksi dari risiko tidak terduga sekaligus memberikan keamanan bagi investasi kreditur selama periode angsuran pinjaman mereka.
Presiden Direktur Zurich Topas Life Peter Huber mengatakan, Digital Credit Protection dirancang khusus untuk pengusaha mikro dan profesional untuk menjaga masa depan finansial serta membantu mereka untuk fokus pada pertumbuhan bisnis dan menjalani aktivitas profesional mereka dengan pikiran yang tenang.
Selain itu, Digital Credit Protection menyasar pengusaha muda dan profesional, bagi pihaknya hal ini bukan sekadar bisnis tetapi juga misi sosial.
"Digital Credit Protection juga tersedia dengan produk utama Investree, yaitu pinjaman karyawan dan tagihan pembiayaan untuk pengusaha. Serta dilengkapi dengan berbagai macam manfaat termasuk cakupan yang berjangka hingga 70 tahun, tarif premium tetap selama periode asuransi dan pertanggungan total yang bernilai sampai dengan Rp100 juta," katanya di Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Dia memaparkan, perkembangan bisnis peer to peer lending (P2P) telah membawa alternatif baru bagi bisnis dan individu untuk mengakses pendanaan mereka. Indonesia Fintech Association (IFA) melihat pada akhir 2016 terdapat 150 perusahaan teknologi keuangan di Indonesia dengan 17% dari mereka yang berfokus pada bisnis pinjaman.
Selain itu, IFA juga mencatat bahwa bisnis P2P lending menghadapi peluang besar untuk bertumbuh mengingat kontribusi kredit baru untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari sektor perbankan masih berkisar di angka 34,77%.
Jika membicarakan pembiayaan, sambung dia, pinjaman yang diambil pengusaha mikro maupun profesional biasanya memiliki risiko dan ketergantungan yang lebih tinggi pada individu peminjam dibanding perusahaan yang lebih besar.
"Dengan demikian, akses ke layanan keuangan terutama asuransi sangat penting bagi mereka, ditambah adanya kebutuhan agar industri asuransi mampu berjalan dengan baik, mengurangi tingkat ketidakpastian, dan mengubahnya menjadi risiko yang dapat dikendalikan," paparnya.
Menurut Piter, Zurich Topas Life melihat kondisi ini sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen kami dalam membantu seluas mungkin masyarakat Indonesia dalam memahami dan melindungi diri dari risiko.
"Kami sangat bangga atas kerja sama ini karena ini juga merupakan kolaborasi pertama di Indonesia yang dilakukan antara penyedia asuransi jiwa dan perusahaan fintech P2P lending," ungkap dia.
Co-Founder dan CEO Investree Adrian Asharyanto Gunadi pun mengapresiasi untuk kerja sama ini. Dia percaya kerja sama ini akan berkontribusi positif bagi bisnis perseroan di Indonesia.
"Ketentuan yang berlaku dalam Digital Credit Protection dapat meningkatkan rasa percaya dari sisi Lender untuk berinvestasi melalui marketplace kami. Di mana investasi mereka akan tetap aman apabila muncul risiko dari sisi debitur," tandasnya.
(izz)