China Kalahkan AS Sebagai Negara Importir Minyak Terbesar
A
A
A
BEIJING - Impor minyak mentah China pada Maret 2017 melonjak tajam, mengalahkan Amerika Serikat sebagai pembeli minyak terbesar di dunia. Bloomberg melaporkan pada Kamis (13/4/2017), berdasarkan data bea cukai China bahwa impor minyak China mencapai 9,21 juta barel per hari pada bulan lalu.
Angka impor minyak itu meningkat dibanding bulan Februari sebanyak 8,28 juta barel per hari dan melebihi rekor sebelumnya, 8,57 juta barel per hari di Desember 2016. Dan pengiriman minyak selama kuartal I 2017 ini meningkat 15% menjadi hampir 105 juta ton.
Sementara itu, Administrasi Informasi Energi (EIA) melansir impor minyak AS pada Maret berada di angka 8 juta barel per hari, lebih rendah dari sebelumnya yaitu 8,15 juta barel per hari.
Tingginya pembelian minyak oleh China karena produksi dalam negeri mereka yang terus menurun sepanjang tahun ini. Selama tahun 2017, produksi minyak Negeri Tirai Bambu sudah menurun hingga 8%. Penurunan produksi ini terjadi sejak 2016 kemarin.
Di satu sisi, mereka tidak ingin mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengeksplorasi sumur-sumur minyak tua. Mengutip dari Reuters, Kamis (13/4), beberapa kilang kunci di China sedang memasuki perawatan pada kuartal ini, seperti kilang Yangzi milik Sinopec Shanghai dan kilang Dalian PetroChina.
Sehingga mereka memilih lebih mengimpor lebih banyak minyak demi mengisi kesenjangan. Dan pemerintah China pada pekan lalu mengizinkan penambahan impor minyak dari pasar internasional.
“Menurunnya produksi minyak memberi keuntungan bagi impor, yang mungkin akan terus meningkat di tahun ini. Kecuali harga minyak menembus di atas USD60 per barel,” ujar Gao Jian, analis komoditas di SCI International di Shandong.
Kekhawatiran meningkatnya harga minyak seiring dengan kesepakatan OPEC memangkas produksi, bisa menganggu permintaan minyak China.
Angka impor minyak itu meningkat dibanding bulan Februari sebanyak 8,28 juta barel per hari dan melebihi rekor sebelumnya, 8,57 juta barel per hari di Desember 2016. Dan pengiriman minyak selama kuartal I 2017 ini meningkat 15% menjadi hampir 105 juta ton.
Sementara itu, Administrasi Informasi Energi (EIA) melansir impor minyak AS pada Maret berada di angka 8 juta barel per hari, lebih rendah dari sebelumnya yaitu 8,15 juta barel per hari.
Tingginya pembelian minyak oleh China karena produksi dalam negeri mereka yang terus menurun sepanjang tahun ini. Selama tahun 2017, produksi minyak Negeri Tirai Bambu sudah menurun hingga 8%. Penurunan produksi ini terjadi sejak 2016 kemarin.
Di satu sisi, mereka tidak ingin mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengeksplorasi sumur-sumur minyak tua. Mengutip dari Reuters, Kamis (13/4), beberapa kilang kunci di China sedang memasuki perawatan pada kuartal ini, seperti kilang Yangzi milik Sinopec Shanghai dan kilang Dalian PetroChina.
Sehingga mereka memilih lebih mengimpor lebih banyak minyak demi mengisi kesenjangan. Dan pemerintah China pada pekan lalu mengizinkan penambahan impor minyak dari pasar internasional.
“Menurunnya produksi minyak memberi keuntungan bagi impor, yang mungkin akan terus meningkat di tahun ini. Kecuali harga minyak menembus di atas USD60 per barel,” ujar Gao Jian, analis komoditas di SCI International di Shandong.
Kekhawatiran meningkatnya harga minyak seiring dengan kesepakatan OPEC memangkas produksi, bisa menganggu permintaan minyak China.
(ven)