IMF Ramal Momentum Kebangkitan Ekonomi Dunia
A
A
A
WASHINGTON - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memperkirakan ekonomi dunia bakal mendapatkan momentum untuk melakukan perbaikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeldt dalam tulisan mengenai pandangannya terhadap ekonomi global ke depannya.
(Baca Juga: Ekonomi China Kuartal I/2017 Tumbuh 6,9% di Luar Prediksi
Seperti dilansir BBC, laporan yang disampaikan memperlihatkan pertumbuhan global tahun ini berada pada level 3,5% atau meningkat dari perkiraan 3,1% pada tahun 2016, lalu. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris berada di angka 2%, atau berarti lebih kuat dari lebih buat dari beberapa negara besar lainnya.
Maurice Obstfeldt mengatakan ini bisa menjadi titik balik, meski IMF tetap memperingatkan masih ada sentimen yang bisa melemahkan proyeksi global. Organisasi internasional beranggotakan 189 negara ini juga menyoroti kemungkinan munculnya kebijakan proteksionisme serta menimbulkan perang dagang.
Prediksi secara dominan diterangkan bakal lebih baik dalam beberapa waktu, untuk sebagian besar periode sejak krisis keuangan 2008, silam. IMF sendiri tetap khawatir bahwa pemulihan gagal untuk menghasilkan momentum.
Kali ini IMF melihat pasar keuangan stabil ditopang siklus pemulihan pada sektor manufaktur dan perdagangan. Kenaikan harga beberapa komoditas juga membantu menghapus ketakutan deflasi atau penurunan harga yang dipandang sebagai bahaya terutama di negara maju.
Deflasi dinilai dalam beberapa keadaaan dapat memperburuk ekonomi. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini sedikit mengejutkan karena melewati 3,1%, bahkan tidak ada satu pun yang memperkirakan kegiatan ekonomi alami penurunan. Brasil dan Rusia, dimana dua negara tersebut telah mengalami pelemahan seiring suhu politik dan domestik diramalkan pertumbuhannya membaik, meski tidak terlalu kuat.
(Baca Juga: Ekonomi China Kuartal I/2017 Tumbuh 6,9% di Luar Prediksi
Seperti dilansir BBC, laporan yang disampaikan memperlihatkan pertumbuhan global tahun ini berada pada level 3,5% atau meningkat dari perkiraan 3,1% pada tahun 2016, lalu. Sementara pertumbuhan ekonomi Inggris berada di angka 2%, atau berarti lebih kuat dari lebih buat dari beberapa negara besar lainnya.
Maurice Obstfeldt mengatakan ini bisa menjadi titik balik, meski IMF tetap memperingatkan masih ada sentimen yang bisa melemahkan proyeksi global. Organisasi internasional beranggotakan 189 negara ini juga menyoroti kemungkinan munculnya kebijakan proteksionisme serta menimbulkan perang dagang.
Prediksi secara dominan diterangkan bakal lebih baik dalam beberapa waktu, untuk sebagian besar periode sejak krisis keuangan 2008, silam. IMF sendiri tetap khawatir bahwa pemulihan gagal untuk menghasilkan momentum.
Kali ini IMF melihat pasar keuangan stabil ditopang siklus pemulihan pada sektor manufaktur dan perdagangan. Kenaikan harga beberapa komoditas juga membantu menghapus ketakutan deflasi atau penurunan harga yang dipandang sebagai bahaya terutama di negara maju.
Deflasi dinilai dalam beberapa keadaaan dapat memperburuk ekonomi. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini sedikit mengejutkan karena melewati 3,1%, bahkan tidak ada satu pun yang memperkirakan kegiatan ekonomi alami penurunan. Brasil dan Rusia, dimana dua negara tersebut telah mengalami pelemahan seiring suhu politik dan domestik diramalkan pertumbuhannya membaik, meski tidak terlalu kuat.
(akr)