Kemenperin Rangkul 117 Perusahaan Sukseskan Program Vokasi

Sabtu, 22 April 2017 - 22:07 WIB
Kemenperin Rangkul 117...
Kemenperin Rangkul 117 Perusahaan Sukseskan Program Vokasi
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng sebanyak 117 perusahaan untuk menandatangani perjanjian kerja sama dengan 389 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini dalam upaya menjalankan program pendidikan vokasi industri di wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

Program ini merupakan kelanjutan dari yang telah diluncurkan di Mojokerto, pada 28 Februari 2017 dengan melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 234 SMK di Jawa Timur.

Menperin Airlangga Hartarto mengungkapkan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu pilar utama dalam Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang diluncurkan pemerintah, dan direalisasikan melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian giat membangun pendidikan vokasi yang memiliki konsep link and match antara pelaku industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

“Langkah tersebut merupakan amanat dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK, yang juga untuk menyiapkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan dunia usaha saat ini,” kata Airlangga, seperti dalam rilis di Jakarta, Sabtu (22/4/2017).

Menurutnya, Indonesia saat ini sampai 10 tahun ke depan masih akan menikmati bonus demografi, di mana mayoritas penduduknya berada pada usia produktif. “Mereka harus menjadi aktor-aktor pembangunan. Jangan sampai menjadi pengangguran yang justru akan membawa dampak sosial yang besar dalam pembangunan,” tegasnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menambahkan, pihaknya memberikan apresiasi terhadap program pendidikan vokasi industri yang diluncurkan oleh Kemenperin sebagai salah satu realisasi visi pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM.

“Menperin sangat responsif dalam melaksanakan Inpres No 9 ini. Untuk revitalisasi SMK, kami telah menyiapkan orangnya, namun yang memakainya, yaitu dari sisi pelaku industri memang harus ikut terlibat agar sesuai kebutuhan,” tuturnya.

Menurut Muhadjir, langkah strategis dalam membangun SDM ke depan ini perlu digencarkan karena persaingan global yang semakin kompetitif dan akan lebih banyak variasi lapangan pekerjaan. Untuk mengantisipasi hal itu, program link and match antara dunia sekolah dengan pelaku industri, harus dilakukan secara kontinyu dan diperbarui.

“Misalnya, sarana dan prasarana pendidikan khususnya fasilitas praktikum, yang tidak saja kurang secara kuantitas, tetapi juga kualitas dan teknologi yang digunakan yang tertinggal dari kebutuhan pasar kerja industri saat ini," ujarnya

"Di sisi lain, saat ini guru SMK membutuhkan perhatian yang serius, karena keberadaan guru bidang produktif sangat penting dalam penguatan keterampilan siswa. Untuk itu perlu diberikan kecakapan baru agar bisa pegang mata pelajaran yang produktif,” tandas Muhadjir.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9013 seconds (0.1#10.140)