Konsep Bisnis 7-Eleven Dinilai Tak Cocok di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Konsep bisnis gerai waralaba 7-Eleven sebagai tempat nongkrong tidak hanya supermarket, sempat menjadi favorit konsumen dalam beberapa tahun terakhir. Namun terkait persaingan serta beberapa aturan yang berlaku membuat pertumbuhan bisnis 7-Eleven perlahan memudar justru karena para kaum milenial itu sendiri.
(Baca Juga: Penyebab 7-Eleven Mulai Berguguran
Hobi nongkrong berjam-jam di 7-Eleven yang telah lama menjadi tren, kini diyakini menjadi penyebab banyak gerai tutup. Konsep bisnis 7-Eleven dianggap tak lagi cocok di Indonesia.
Berbeda dengan di Indonesia, konsumen 7-Eleven di luar negeri lebih banyak didominasi kaum eksekutif muda. Mereka memanfaatkan 7-Eleven sebagai tempat berkumpul dengan sesama rekannya.
"Di luar negeri yang banyak nongkrong itu justru orang-orang pekerja. Setelah kerja, kumpul-kumpul sama rekan-rekannya," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (25/4/2017).
(Baca Juga: Charoen Pokphand Akuisisi 7-Eleven Indonesia Rp1 Triliun
Perbedaan segmentasi konsumen ini cukup mencolok dibandingkan dengan di Indonesia. Di Tanah Air, gerai 7-Eleven terkadang diserbu oleh anak sekolahan.
"Di luar negeri, selain pekerja juga orang tua yang kebetulan janjian dengan rekan atau koleganya. Lah kalau di sini coba cek rata-rata anak-anak kan yang nongkrong, rata-rata yang datang malah anak-anak sekolahan," pungkasnya.
(Baca Juga: Penyebab 7-Eleven Mulai Berguguran
Hobi nongkrong berjam-jam di 7-Eleven yang telah lama menjadi tren, kini diyakini menjadi penyebab banyak gerai tutup. Konsep bisnis 7-Eleven dianggap tak lagi cocok di Indonesia.
Berbeda dengan di Indonesia, konsumen 7-Eleven di luar negeri lebih banyak didominasi kaum eksekutif muda. Mereka memanfaatkan 7-Eleven sebagai tempat berkumpul dengan sesama rekannya.
"Di luar negeri yang banyak nongkrong itu justru orang-orang pekerja. Setelah kerja, kumpul-kumpul sama rekan-rekannya," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (25/4/2017).
(Baca Juga: Charoen Pokphand Akuisisi 7-Eleven Indonesia Rp1 Triliun
Perbedaan segmentasi konsumen ini cukup mencolok dibandingkan dengan di Indonesia. Di Tanah Air, gerai 7-Eleven terkadang diserbu oleh anak sekolahan.
"Di luar negeri, selain pekerja juga orang tua yang kebetulan janjian dengan rekan atau koleganya. Lah kalau di sini coba cek rata-rata anak-anak kan yang nongkrong, rata-rata yang datang malah anak-anak sekolahan," pungkasnya.
(akr)