Ekonomi Amerika Serikat Melambat Secara Dramatis
A
A
A
NEW YORK - Ekonomi Amerika Serikat (AS) melambat secara dramatis dalam tiga bulan pertama tahun ini, menurut data resmi. Produk Domestik Bruto (PDB) secara tahunan berada di level 0,7% untuk kuartal I tahun 2017, atau menjadi yang paling lambat sejak kuartal pertama tahun 2014, lalu.
Seperti dilansir BBC, Sabtu (29/4/2017) kondisi tersebut akan menjadi berita yang paling tidak diinginkan untuk Presiden AS Donald Trump, yang selama kampanye pemilu lalu membuat sumpah untuk meningkatkan pertumbuhan pada level 4%. Dalam upaya memenuhi janji tersebut, tengah pekan sebelumnya Gedung Putih mengusulkan pemotongan tingkat pajak
Menteri Keuangan (Menkeu) Steven Mnuchin mengatakan konsep perpajakan Presiden Trump bertujuan untuk mengurangi pajak sektor bisnis dari 35% menjadi 15%. Dalam rencana tersebut juga diusulkan insentif bagi perusahaan yang mengembalikan dana mereka di luar negeri dan pemotongan pajak secara individu, meski belum ada detail dari rencana itu.
Meski begitu pelemahan ekonomi AS di awal tahun diyakini sesuai dengan tren dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan angka-angka pertumbuhan menjadi depresi di kuartal pertama, tetapi kemudian membaik pada akhir tahun. "Angka-angka PDB AS biasanya lemah di kuartal pertama. Sehingga hal ini dilihat sejalan dengan tren musiman," ujar Kepala Investasi Close Brothers Asset Management Nancy Curtin.
"Kami belum memiliki stimulus fiskal seperti yang diharapkan dari Trump, efek yang tidak dapat dilihat sampai akhir tahun ini atau awal 2018," sambungnya terkait kondisi ekonomi AS.
Tingkat pertumbuhan secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini 0,7% atau kurang dari 1%, jauh dari yang diharapkan analis yang jika dibandingkan pada triwulan akhir tahun lalu 2,1%. Menurut ekonom perlambatan ini dipengaruhi oleh pengeluaran konsumen yang stagnan. "Pengeluaran rumah tangga terlihat menurun, terlihat penjualan kendaraan bermotor menyusut dari rekor tinggi pada akhir tahun lalu," ucap Kepala Ekonom Capital Economics Paul Ashworth.
Menurutnya peralihan musim hangat ke musim dingin juga menekan utilitas pengeluaran. Namun dia memperkirakan pengeluaran konsumen akan rebound ketika pendapatan pribadi menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen tetap tinggi. Pasar tenaga kerja juga diyakini bakal menjadi sentimen penguat ekonomi AS.
Seperti dilansir BBC, Sabtu (29/4/2017) kondisi tersebut akan menjadi berita yang paling tidak diinginkan untuk Presiden AS Donald Trump, yang selama kampanye pemilu lalu membuat sumpah untuk meningkatkan pertumbuhan pada level 4%. Dalam upaya memenuhi janji tersebut, tengah pekan sebelumnya Gedung Putih mengusulkan pemotongan tingkat pajak
Menteri Keuangan (Menkeu) Steven Mnuchin mengatakan konsep perpajakan Presiden Trump bertujuan untuk mengurangi pajak sektor bisnis dari 35% menjadi 15%. Dalam rencana tersebut juga diusulkan insentif bagi perusahaan yang mengembalikan dana mereka di luar negeri dan pemotongan pajak secara individu, meski belum ada detail dari rencana itu.
Meski begitu pelemahan ekonomi AS di awal tahun diyakini sesuai dengan tren dalam beberapa tahun terakhir yang menunjukkan angka-angka pertumbuhan menjadi depresi di kuartal pertama, tetapi kemudian membaik pada akhir tahun. "Angka-angka PDB AS biasanya lemah di kuartal pertama. Sehingga hal ini dilihat sejalan dengan tren musiman," ujar Kepala Investasi Close Brothers Asset Management Nancy Curtin.
"Kami belum memiliki stimulus fiskal seperti yang diharapkan dari Trump, efek yang tidak dapat dilihat sampai akhir tahun ini atau awal 2018," sambungnya terkait kondisi ekonomi AS.
Tingkat pertumbuhan secara tahunan pada kuartal pertama tahun ini 0,7% atau kurang dari 1%, jauh dari yang diharapkan analis yang jika dibandingkan pada triwulan akhir tahun lalu 2,1%. Menurut ekonom perlambatan ini dipengaruhi oleh pengeluaran konsumen yang stagnan. "Pengeluaran rumah tangga terlihat menurun, terlihat penjualan kendaraan bermotor menyusut dari rekor tinggi pada akhir tahun lalu," ucap Kepala Ekonom Capital Economics Paul Ashworth.
Menurutnya peralihan musim hangat ke musim dingin juga menekan utilitas pengeluaran. Namun dia memperkirakan pengeluaran konsumen akan rebound ketika pendapatan pribadi menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan data menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen tetap tinggi. Pasar tenaga kerja juga diyakini bakal menjadi sentimen penguat ekonomi AS.
(akr)