Kuartal I 2017, Penjualan Sritex Capai USD180,2 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) membukukan penjualan USD180,2 juta pada kuartal I 2017 atau naik 6,8% dari kuartal I 2016 sebesar USD168,7 juta. Sedangkan laba bersih Sritex pada kuartal I 2017 tercatat USD17,7 juta atau naik 7,8% dari US$16,4 juta pada kuartal I 2016.
Peningkatan penjualan selama kuartal I 2017 disumbangkan penjualan segmen kain jadi dan garmen yang tumbuh 38%. Sementara kontribusi ekspor meningkat menjadi 53% di kuartal I 2017 dari 47% pada kuartal I 2016.
Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, peningkatan terutama disumbangkan dari segmen pakaian jadi yang meningkat sebesar 150,3% selama kuartal I 2017, dibandingkan penjualan di tahun sebelumnya.
"Pesanan dari pelanggan sangat besar dan langsung dapat dipenuhi lini produksi dari penambahan kapasitas produksi yang telah dilakukan Persero," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2017).
Menurut Iwan, peningkatan kapasitas produksi guna menopang permintaan pelanggan menyebabkan penjualan dari kain jadi dan garmen juga meningkat 38% (USD24 juta) di kuartal I 2017 menjadi USD87,9 juta dibandingkan kuartal I 2016 sebesar USD63,5 juta.
Kontribusi kedua segmen terhadap total penjualan pun terkerek. Pada kuartal I 2016, kontribusi dari kedua produk adalah USD63,5 juta atau sebesar 38% dari total penjualan. Sedangkan kuartal I 2017 meningkat menjadi USD87,9 juta atau 48% dari total penjualan.
Peningkatan penjualan sebesar 38% dari kedua produk tersebut terutama dari produk pakaian jadi yang meningkat sebesar 150%, sedangkan untuk produk kain jadi mengalami penurunan akibat kapasitas produksi yang baru akan mulai beroperasi pertengahan 2017.
Strategi Sritex untuk melakukan efisiensi pada proses produksi dan biaya-biaya pada 2016 terus menunjukkan hasil. "Terjadi peningkatan margin laba operasi di kuartal I 2017 menjadi 18,5% di bandingkan kuartal I 2016 sebesar 16,9%,” jelas Iwan.
Iwan melanjutkan, Sritex menargetkan pertumbuhan penjualan 8%-12% selama 2017. Tahun ini, Sritex memfokuskan strategi pada upaya normalisasi kapasitas produksi yang baru, efisiensi produksi dan operasional, inovasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi, pengembangan dan peningkatan SDM, serta memperkuat struktur modal dan likuiditas.
"Dengan dukungan pesanan dari pelanggan serta tersedianya kapasitas produksi, kami optimistis dapat mencapai target tersebut," ungkapnya.
Terkait perluasan pasar ekspor, kata Iwan, bahwa program tersebut cukup berhasil mengingat adanya peningkatan kontribusi penjualan ekspor menjadi 53% dari total penjualan selama kuartal I 2017 dari sebelumya 49% (kuartal I 2016).
“Dengan bertambahnya kapastitas produksi di tahun 2017, kami menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi sampai 56% dari total penjualan. Selain itu, kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan menambah portofolio pelanggan global,” tegasnya.
Penambahan portfolio pelanggan global didukung oleh program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produk-produk baru seperti tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, IPP set (Integrated Personal Protection set) yang digunakan oleh tentara khusus, pakaian CBRN (chemical, biological, radiation and nuclear) dan juga pakaian anti-stain yang digunakan oleh juru masak serta produk-produk lainnya.
“Sedangkan untuk pakaian militer, Perseroan telah memproduksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi seperti anti-infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api dan tahan basah," tandas Iwan.
Peningkatan penjualan selama kuartal I 2017 disumbangkan penjualan segmen kain jadi dan garmen yang tumbuh 38%. Sementara kontribusi ekspor meningkat menjadi 53% di kuartal I 2017 dari 47% pada kuartal I 2016.
Direktur Utama Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, peningkatan terutama disumbangkan dari segmen pakaian jadi yang meningkat sebesar 150,3% selama kuartal I 2017, dibandingkan penjualan di tahun sebelumnya.
"Pesanan dari pelanggan sangat besar dan langsung dapat dipenuhi lini produksi dari penambahan kapasitas produksi yang telah dilakukan Persero," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5/2017).
Menurut Iwan, peningkatan kapasitas produksi guna menopang permintaan pelanggan menyebabkan penjualan dari kain jadi dan garmen juga meningkat 38% (USD24 juta) di kuartal I 2017 menjadi USD87,9 juta dibandingkan kuartal I 2016 sebesar USD63,5 juta.
Kontribusi kedua segmen terhadap total penjualan pun terkerek. Pada kuartal I 2016, kontribusi dari kedua produk adalah USD63,5 juta atau sebesar 38% dari total penjualan. Sedangkan kuartal I 2017 meningkat menjadi USD87,9 juta atau 48% dari total penjualan.
Peningkatan penjualan sebesar 38% dari kedua produk tersebut terutama dari produk pakaian jadi yang meningkat sebesar 150%, sedangkan untuk produk kain jadi mengalami penurunan akibat kapasitas produksi yang baru akan mulai beroperasi pertengahan 2017.
Strategi Sritex untuk melakukan efisiensi pada proses produksi dan biaya-biaya pada 2016 terus menunjukkan hasil. "Terjadi peningkatan margin laba operasi di kuartal I 2017 menjadi 18,5% di bandingkan kuartal I 2016 sebesar 16,9%,” jelas Iwan.
Iwan melanjutkan, Sritex menargetkan pertumbuhan penjualan 8%-12% selama 2017. Tahun ini, Sritex memfokuskan strategi pada upaya normalisasi kapasitas produksi yang baru, efisiensi produksi dan operasional, inovasi pengembangan produk yang bernilai tambah tinggi, pengembangan dan peningkatan SDM, serta memperkuat struktur modal dan likuiditas.
"Dengan dukungan pesanan dari pelanggan serta tersedianya kapasitas produksi, kami optimistis dapat mencapai target tersebut," ungkapnya.
Terkait perluasan pasar ekspor, kata Iwan, bahwa program tersebut cukup berhasil mengingat adanya peningkatan kontribusi penjualan ekspor menjadi 53% dari total penjualan selama kuartal I 2017 dari sebelumya 49% (kuartal I 2016).
“Dengan bertambahnya kapastitas produksi di tahun 2017, kami menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi sampai 56% dari total penjualan. Selain itu, kami juga mengembangkan pasar ekspor baru dengan menambah portofolio pelanggan global,” tegasnya.
Penambahan portfolio pelanggan global didukung oleh program diversifikasi perusahaan yang mengembangkan inovasi produk-produk baru seperti tas, ransel, sleeping bag, sarung tangan, tenda, IPP set (Integrated Personal Protection set) yang digunakan oleh tentara khusus, pakaian CBRN (chemical, biological, radiation and nuclear) dan juga pakaian anti-stain yang digunakan oleh juru masak serta produk-produk lainnya.
“Sedangkan untuk pakaian militer, Perseroan telah memproduksi pakaian militer dengan spesifikasi tinggi seperti anti-infra merah, anti nyamuk, anti bakteri, tahan api dan tahan basah," tandas Iwan.
(ven)