Penyesuaian Tarif Listrik Picu Inflasi April di Jateng

Rabu, 03 Mei 2017 - 00:37 WIB
Penyesuaian Tarif Listrik...
Penyesuaian Tarif Listrik Picu Inflasi April di Jateng
A A A
SEMARANG - Penyesuaian tarif untuk pelanggan 900 VA nonsubsidi menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi pada April 2017. BPS mencatat inflasi Jawa Tengah pada April 2017 mencapai 0,15%.

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Sri Herawati mengatakan, pemberlakuan kebijakan 900 VA non subsidi mulai Maret 2017. "Sehingga bulan April mulai pembayaran dengan tarif baru dan memicu inflasi," katanya, Selasa (2/5/2017).

Badan Pusat Statistik mencatat Kota Semarang mengalami inflasi tertinggi dibandingkan 35 kabupaten/kota lain di provinsi ini. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017 yang mengalami deflasi 0,12% dengan IHK 126,65.

"Inflasi tertinggi di Kota Semarang sebesar 0,22% dengan IHK 126,63 dan inflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 130,60," jelasnya.

Dia menambahkan, deflasi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,04% dengan IHK 125,17. Laju inflasi tahun kalender April 2017 sebesar 1,71%, lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender April 2016 sebesar 0,71%. Demikian pula laju inflasi 'year on year' April 2017 sebesar 3,93% lebih tinggi dibandingkan laju inflasi 'year on year' April 2016 sebesar 3,56%.

Sri melanjutkan, komoditas penyumbang inflasi adalah tarif listrik, bawang putih, angkutan udara, daging ayam ras dan ayam goreng. Inflasi disebabkan naiknya harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,09%.

"Komoditas volatile food patut diwaspadai karena diprediksi naik menjelang Hari Raya. Namun, kami mengharapkan kenaikan tidak signifikan karena beberapa bulan terakhir harga stabil. Komoditas yang diprediksi naik, cabai merah, cabai rawit, bawang," katanya.

Sedangkan kelompok terendah pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06%. Deflasi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1%.

Sedangkan, lanjut dia, komoditas yang berkontribusi terjadinya deflasi adalah bawang merah, cabai rawit, cabai merah, gula pasir dan minyak goreng.

Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah, Hamid Ponco Wibowo mengatakan, menjelang Ramadhan, beberapa komoditas diprediksi mengalami peningkatan. Diantaranya harga gula, beras, bawang merah dan cabai. Hal ini bisa diantisipasi dengan punya stok dan menilik periode panen.

"Saya sudah mengobrol dengan kepala dinas terkait ini dan dipastikan aman. Harga pasti akan naik karena permintaan di atas normal. Tentu akan membuat komoditas banyak dicari konsumen sehingga memicu kenaikan harga. Terkait harga belum bisa diprediksi," terangnya.
(ven)
Berita Terkait
Tarif Listrik Kalangan...
Tarif Listrik Kalangan Atas Naik, Orang Miskin yang Kena Setrumnya
Ekonomi Membaik, Stimulus...
Ekonomi Membaik, Stimulus Listrik Dipangkas 50%, Ini Rinciannya
Inflasi Jateng Lebih...
Inflasi Jateng Lebih Tinggi dari DKI Jakarta
Tarif Listrik 3.500...
Tarif Listrik 3.500 VA ke Atas Naik Mulai 1 Juli 2022, ESDM: Dampak Inflasinya Kecil
Ternyata Tarif Potong...
Ternyata Tarif Potong Rambut Picu Inflasi di Jawa Timur pada Mei 2021
Jateng Masuk Provinsi...
Jateng Masuk Provinsi dengan Inflasi Terkendali, Ganjar: Ini Pertumbuhan Bagus
Berita Terkini
SIG Pasok 76.000 Ton...
SIG Pasok 76.000 Ton Semen Dukung Pembangunan Bendungan Sidan di Bali
2 jam yang lalu
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
8 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
8 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
9 jam yang lalu
Hilirisasi dan EBT Bakal...
Hilirisasi dan EBT Bakal Jadi Fokus Investasi Danantara
9 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
9 jam yang lalu
Infografis
Negara Paling Korup...
Negara Paling Korup di Asia Tenggara, Indonesia Nomor Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved