Gerah Kritikan Van Der Kamp, Istana Layangkan Surat ke SCMP
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia cukup terganggu dengan kritikan ekonom Hong Kong, Jake Vam Der Kamp terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peringkat ekonomi Indonesia. Akhirnya, istana pun melayangkan surat kepada South China Morning Post menanggapi kritikan tersebut.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengemukakan, pihaknya telah mengirim surat berisi tanggapan istana terkait pernyataan Van Der Kamp tersebut. Van Der Kamp sendiri menyatakan Presiden Jokowi telah berbohong dengan menyatakan ekonomi Indonesia berada pada peringkat ketiga dunia.
"Kami telah mengirimkan penjelasan melalui surat elektronik kepada pihak South China Morning Post untuk segera dimuat," katanya dalam keterangan resmi kepada media di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Dia menjelaskan, Presiden Jokowi mengutarakan angka perbandingan pertumbuhan ekonomi dalam konteks posisi Indonesia diantara negara-negara anggota G-20.
Pada saat Presiden Joko Widodo berbicara tentang peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, di layar sedang terpampang tayangan mengenai pertumbuhan ekonomi negara-negara G-20 yang menunjukkan Indonesia berada pada posisi ketiga setelah India dan China.
"Inilah konteks penjelasan Presiden kepada sekitar 5.000 warga Indonesia yang hadir di Asia World Expo, Hong Kong, 30 April 2017," imbuh dia.
Dalam artikelnya, Van Der Kamp menyatakan Presiden keliru karena peringkat Indonesia bukan ketiga, melainkan ke-13 di dunia. Menurutnya, kritik ini justru yang keliru dan menganggap Van Der Kamp tidak mengetahui latar belakang penjelasan Presiden.
"Kemungkinan besar tidak hadir di ruangan saat Presiden Joko Widodo menjelaskan tayangan itu. Van Der Kamp sudah mengambil kesimpulan yang sangat keliru tanpa memahami konteks pembicaraannya," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi Jawab Kritikan Ekonom Asing Soal Peringkat Ekonomi RI Kolumnis Ekonomi SCMP Kritik Peringkat PDB Jokowi
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengemukakan, pihaknya telah mengirim surat berisi tanggapan istana terkait pernyataan Van Der Kamp tersebut. Van Der Kamp sendiri menyatakan Presiden Jokowi telah berbohong dengan menyatakan ekonomi Indonesia berada pada peringkat ketiga dunia.
"Kami telah mengirimkan penjelasan melalui surat elektronik kepada pihak South China Morning Post untuk segera dimuat," katanya dalam keterangan resmi kepada media di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Dia menjelaskan, Presiden Jokowi mengutarakan angka perbandingan pertumbuhan ekonomi dalam konteks posisi Indonesia diantara negara-negara anggota G-20.
Pada saat Presiden Joko Widodo berbicara tentang peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, di layar sedang terpampang tayangan mengenai pertumbuhan ekonomi negara-negara G-20 yang menunjukkan Indonesia berada pada posisi ketiga setelah India dan China.
"Inilah konteks penjelasan Presiden kepada sekitar 5.000 warga Indonesia yang hadir di Asia World Expo, Hong Kong, 30 April 2017," imbuh dia.
Dalam artikelnya, Van Der Kamp menyatakan Presiden keliru karena peringkat Indonesia bukan ketiga, melainkan ke-13 di dunia. Menurutnya, kritik ini justru yang keliru dan menganggap Van Der Kamp tidak mengetahui latar belakang penjelasan Presiden.
"Kemungkinan besar tidak hadir di ruangan saat Presiden Joko Widodo menjelaskan tayangan itu. Van Der Kamp sudah mengambil kesimpulan yang sangat keliru tanpa memahami konteks pembicaraannya," tandasnya.
Baca Juga: Jokowi Jawab Kritikan Ekonom Asing Soal Peringkat Ekonomi RI Kolumnis Ekonomi SCMP Kritik Peringkat PDB Jokowi
(ven)