Investasi Migas Lesu, Jonan Menaruh Harapan ke OPEC
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berharap Organisasi Negara Pengeskspor Minyak Dunia (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) kembali memangkas produksi minyaknya pada semester II/2017. Hal ini demi membuat investasi khususnya di sektor hulu migas kembali membaik.
(Baca Juga: Sumbang Rp66,5 T ke Kas Negara, Enam Jual Beli Gas Bumi Diteken
Dia mengungkapkan, investasi sektor hulu migas di Tanah Air tahun ini jauh lebih kecil dibanding tahun lalu. Salah satu faktor pemicunya adalah harga minyak dunia yang masih lesu, sehingga membuat investor enggan untuk berinvestasi di sektor tersebut.
"Satu driver paling besar adalah harga minyak dunia yang enggak mungkin kita kelola sendiri. It's a global market," katanya dalam acara The 41th IPA Convention and Exhibition di JCC, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Oleh sebab itu, mantan Menteri Perhubungan ini berharap OPEC kembali melanjutkan pemangkasan produksinya di semester II tahun ini. Jika harga minyak dunia mulai merangkak ke level USD60 per barel, dia meyakini investor akan kembali bersemangat untuk menanamkan modal di sektor hulu migas.
"Kan nanti ada sidang (OPEC) di Wina 25 Mei. Ini driver yang besar. Kalau harga minyak naik USD60 atau USD70 mungkin semangat nya beda," imbuh dia.
Pemerintah sendiri, katanya, juga terus melakukan sejumlah cara agar investasi sektor hulu migas kembali bergairah. Salah satunya dengan mempercepat proses perizinan yang sebelumnya cukup berbelit.
"Laporan Pak Amien (Kepala SKK Migas) perizinan dua sampai sepuluh halaman. Kalau saya di kantor nggak pakai surat. Pakai disposisi aja setuju. Kalau sangat technical, Pak Wamen yang review. Paling seminggu kurang ya," tuturnya.
Jonan juga berjanji akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mendukung proses perizinan investasi sektor hulu migas bisa lebih cepat. "Saya akan mulai bicara dengan kementerian terkait untuk mendukung ini lebih cepat. Itu aja yang bisa dilakukan," tandasnya.
(Baca Juga: Sumbang Rp66,5 T ke Kas Negara, Enam Jual Beli Gas Bumi Diteken
Dia mengungkapkan, investasi sektor hulu migas di Tanah Air tahun ini jauh lebih kecil dibanding tahun lalu. Salah satu faktor pemicunya adalah harga minyak dunia yang masih lesu, sehingga membuat investor enggan untuk berinvestasi di sektor tersebut.
"Satu driver paling besar adalah harga minyak dunia yang enggak mungkin kita kelola sendiri. It's a global market," katanya dalam acara The 41th IPA Convention and Exhibition di JCC, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Oleh sebab itu, mantan Menteri Perhubungan ini berharap OPEC kembali melanjutkan pemangkasan produksinya di semester II tahun ini. Jika harga minyak dunia mulai merangkak ke level USD60 per barel, dia meyakini investor akan kembali bersemangat untuk menanamkan modal di sektor hulu migas.
"Kan nanti ada sidang (OPEC) di Wina 25 Mei. Ini driver yang besar. Kalau harga minyak naik USD60 atau USD70 mungkin semangat nya beda," imbuh dia.
Pemerintah sendiri, katanya, juga terus melakukan sejumlah cara agar investasi sektor hulu migas kembali bergairah. Salah satunya dengan mempercepat proses perizinan yang sebelumnya cukup berbelit.
"Laporan Pak Amien (Kepala SKK Migas) perizinan dua sampai sepuluh halaman. Kalau saya di kantor nggak pakai surat. Pakai disposisi aja setuju. Kalau sangat technical, Pak Wamen yang review. Paling seminggu kurang ya," tuturnya.
Jonan juga berjanji akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mendukung proses perizinan investasi sektor hulu migas bisa lebih cepat. "Saya akan mulai bicara dengan kementerian terkait untuk mendukung ini lebih cepat. Itu aja yang bisa dilakukan," tandasnya.
(akr)