Peringkat Investasi Naik Bukti Fundamental Ekonomi RI Membaik
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Bank Pembangunan Singapura (Development Bank of Singapore/DBS) Gundy Cahyadi ikut mengomentari hasil penilaian lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P), yang menaikkan peringkat investasi Indonesia dari BB+ menjadi BBB-.
(Baca Juga: S&P Naikkan Peringkat RI Jadi Layak Investasi)
Meski sedikit terlambat, namun kenaikan peringkat tersebut menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia membaik. Dia mengungkapkan, kenaikan peringkat tersebut menunjukkan bahwa investor mengakui fundamental ekonomi Indonesia membaik. Hal ini baik dalam rangka menggiring investor dunia untuk masuk ke Indonesia.
"Upgrade S&P mungkin sedikit terlambat, tapi jelas merupakan indikasi yang jelas mengenai fundamental Indonesia membaik dalam beberapa tahun terakhir dan pengakuan investor terhadapnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Minggu (21/5/2017).
Menurutnya, DBS sejak Januari 2017 juga telah memperkirakan peningkatan tersebut. Kenaikan peringkat ini akan memberikan dampak terkereknya investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, kata Gundy, hal tersebut juga mengasumsikan bahwa stabilitas ekonomi tetap ada. Pemerintah pun dianggap telah menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi kebijakan.
"Menyangkut pasar keuangan, kami merasa bahwa sebagian besar berita positif ini telah diperhitungkan sebelumnya. Karena itu, kami mungkin hanya melihat dampak positif tersebut hanya spontan di pasar keuangan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga pemeringkat Standard & Poor's menaikkan peringkat utang negara jangka panjang Indonesia tahun ini dari BB+ menjadi BBB-. Kenaikan peringkat tersebut menandakan Indonesia kini menjadi negara yang layak investasi.
S&P memandang pemerintah Indonesia telah berhasil menata Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara lebih efektif sehingga membuat keuangan negara pun menjadi lebih stabil.
"Akibatnya, kami memperkirakan bahwa utang Indonesia akan stabil di tingkat rendah, dan defisit anggaran secara perlahan akan mulai menurun," demikian dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat kemarin.
S&P juga mengerek peringkat utang negara jangka pendek dari peringkat B menjadi A-3. Selain itu, lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat (AS) tersebut juga menaikkan peringkat skala jangka panjang regional ASEAN dari axBBB+ menjadi axA dan skala jangka pendek ASEAN menjadi axA-2.
Sementara untuk outlook rating jangka panjang, Indonesia memperoleh predikat stabil. Karena lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York tersebut melihat risiko positif dan negatif secara luas seimbang.
(Baca Juga: S&P Naikkan Peringkat RI Jadi Layak Investasi)
Meski sedikit terlambat, namun kenaikan peringkat tersebut menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia membaik. Dia mengungkapkan, kenaikan peringkat tersebut menunjukkan bahwa investor mengakui fundamental ekonomi Indonesia membaik. Hal ini baik dalam rangka menggiring investor dunia untuk masuk ke Indonesia.
"Upgrade S&P mungkin sedikit terlambat, tapi jelas merupakan indikasi yang jelas mengenai fundamental Indonesia membaik dalam beberapa tahun terakhir dan pengakuan investor terhadapnya," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Minggu (21/5/2017).
Menurutnya, DBS sejak Januari 2017 juga telah memperkirakan peningkatan tersebut. Kenaikan peringkat ini akan memberikan dampak terkereknya investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, kata Gundy, hal tersebut juga mengasumsikan bahwa stabilitas ekonomi tetap ada. Pemerintah pun dianggap telah menunjukkan komitmennya untuk melakukan reformasi kebijakan.
"Menyangkut pasar keuangan, kami merasa bahwa sebagian besar berita positif ini telah diperhitungkan sebelumnya. Karena itu, kami mungkin hanya melihat dampak positif tersebut hanya spontan di pasar keuangan," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lembaga pemeringkat Standard & Poor's menaikkan peringkat utang negara jangka panjang Indonesia tahun ini dari BB+ menjadi BBB-. Kenaikan peringkat tersebut menandakan Indonesia kini menjadi negara yang layak investasi.
S&P memandang pemerintah Indonesia telah berhasil menata Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara lebih efektif sehingga membuat keuangan negara pun menjadi lebih stabil.
"Akibatnya, kami memperkirakan bahwa utang Indonesia akan stabil di tingkat rendah, dan defisit anggaran secara perlahan akan mulai menurun," demikian dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews di Jakarta, Jumat kemarin.
S&P juga mengerek peringkat utang negara jangka pendek dari peringkat B menjadi A-3. Selain itu, lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat (AS) tersebut juga menaikkan peringkat skala jangka panjang regional ASEAN dari axBBB+ menjadi axA dan skala jangka pendek ASEAN menjadi axA-2.
Sementara untuk outlook rating jangka panjang, Indonesia memperoleh predikat stabil. Karena lembaga pemeringkat yang bermarkas di New York tersebut melihat risiko positif dan negatif secara luas seimbang.
(izz)