Keran Impor Jagung Ditutup, Pengusaha Pakan Ternak Menjerit
A
A
A
SEJAK pemerintah memutuskan menutup keran impor jagung mulai tahun ini, para pengusaha ternak langsung terkena imbasnya. Mereka menjerit lantaran harga dalam negeri dirasa mencekik.
Inilah yang jadi pekerjaan berat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Di sisi lain, pemerintah juga harus memperhatikan para petani jagung yang selama ini kalah bersaing dengan jagung impor.
Beberapa tahun lalu, Presiden Joko Widodo mendengar langsung keluh kesah para petani jagung saat berkunjung ke Magetan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kala itu, petani marah karena jagung dihargai Rp1.500 - Rp1.700 per kilogram. Itu gara-gara jagung impor yang membanjiri pasar dalam negeri.
"Kita rugi besar karena harganya jatuh," tutur Jokowi berkisah tentang keluhan petani dua daerah itu saat membuka Pekan Nasional Petani Nelayan ke-15 Tahun 2017 di Banda Aceh pada 6 Mei lalu.
Pemerintah pun langsung menerbitkan instruksi presiden (inpres) tentang patokan harga jagung. Dengan adanya payung hukum tersebut para petani pun bergairah menanam jagung karena menguntungkan.
Tapi kondisi tersebut tetap dirasa berat oleh pengusaha pakan ternak. Bagaimana keluh kesah dan apa yang jadi keinginan mereka? Simak ulasan lengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 13/VI/2017 yang terbit Senin (29/5/2017).
Inilah yang jadi pekerjaan berat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Di sisi lain, pemerintah juga harus memperhatikan para petani jagung yang selama ini kalah bersaing dengan jagung impor.
Beberapa tahun lalu, Presiden Joko Widodo mendengar langsung keluh kesah para petani jagung saat berkunjung ke Magetan dan Dompu, Nusa Tenggara Barat. Kala itu, petani marah karena jagung dihargai Rp1.500 - Rp1.700 per kilogram. Itu gara-gara jagung impor yang membanjiri pasar dalam negeri.
"Kita rugi besar karena harganya jatuh," tutur Jokowi berkisah tentang keluhan petani dua daerah itu saat membuka Pekan Nasional Petani Nelayan ke-15 Tahun 2017 di Banda Aceh pada 6 Mei lalu.
Pemerintah pun langsung menerbitkan instruksi presiden (inpres) tentang patokan harga jagung. Dengan adanya payung hukum tersebut para petani pun bergairah menanam jagung karena menguntungkan.
Tapi kondisi tersebut tetap dirasa berat oleh pengusaha pakan ternak. Bagaimana keluh kesah dan apa yang jadi keinginan mereka? Simak ulasan lengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 13/VI/2017 yang terbit Senin (29/5/2017).
(bbk)