Dana Kereta Cepat dari China Tertahan Masalah Lahan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, pinjaman dari China untuk pembangunan kereta cepat akan cair semua jika pembebesan lahan untuk proyek ini sudah tuntas. Sementara, hingga saat ini pemebebasan lahan masih menjadi kendala.
"Ah itu kan ada persyaratan saja yang harus diselesaikan. Persyaratannya diselesaikan pasti pinjamannya diberikan. Apa itu? Ya persoalan lahannya harus selesai semuanya," kata dia di Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Atas dasar itu, lanjut Darmin, pembangunan kereta cepat membutuhkan keputusan tegas soal lahan. Sehingga, pinjaman dari China untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini dapat segera cair.
Menurutnya, penyelesaian lahan sudah melewati batas waktu yang ditentukan dari target. Untuk itu, dibutuhkan kerja ekstra untuk mengatasi masalah lahan ini. "(Kalau target) Itu ya sudah lewat," ucapnya.
Darmin meminta semuanya bisa rampung agar proses pembangunannya bisa berjalan. Namun saat ini, dia belum dapat menjelaskan progresnya karena teknisnya semua ada di Kementerian BUMN. "Ya harus ditanya ke Bu Rini (Menteri BUMN). Saya enggak ikuti teknisnya seperti apa," ujar dia.
Seperti diketahui, komitmen pinjaman dari China Development Bank senilai USD4,5 miliar telah disepakati Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi Wiryawan dan Direktur Utama China Development Bank Hu Huaibang beberapa waktu lalu.
Saat ini, dana yang turun belum semuanya dan dana tersebut 75% berasal dari total biaya yang dibutuhkan. Sehingga, pembangunannya belum dapat dilakukan.
"Ah itu kan ada persyaratan saja yang harus diselesaikan. Persyaratannya diselesaikan pasti pinjamannya diberikan. Apa itu? Ya persoalan lahannya harus selesai semuanya," kata dia di Jakarta, Selasa (30/5/2017).
Atas dasar itu, lanjut Darmin, pembangunan kereta cepat membutuhkan keputusan tegas soal lahan. Sehingga, pinjaman dari China untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini dapat segera cair.
Menurutnya, penyelesaian lahan sudah melewati batas waktu yang ditentukan dari target. Untuk itu, dibutuhkan kerja ekstra untuk mengatasi masalah lahan ini. "(Kalau target) Itu ya sudah lewat," ucapnya.
Darmin meminta semuanya bisa rampung agar proses pembangunannya bisa berjalan. Namun saat ini, dia belum dapat menjelaskan progresnya karena teknisnya semua ada di Kementerian BUMN. "Ya harus ditanya ke Bu Rini (Menteri BUMN). Saya enggak ikuti teknisnya seperti apa," ujar dia.
Seperti diketahui, komitmen pinjaman dari China Development Bank senilai USD4,5 miliar telah disepakati Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi Wiryawan dan Direktur Utama China Development Bank Hu Huaibang beberapa waktu lalu.
Saat ini, dana yang turun belum semuanya dan dana tersebut 75% berasal dari total biaya yang dibutuhkan. Sehingga, pembangunannya belum dapat dilakukan.
(izz)