Pertumbuhan Ekonomi Jepang Direvisi Lebih Rendah

Jum'at, 09 Juni 2017 - 14:09 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Jepang Direvisi Lebih Rendah
Pertumbuhan Ekonomi Jepang Direvisi Lebih Rendah
A A A
TOKYO - Perekonomian Jepang tumbuh lebih lambat daripada perkiraan awal dalam tiga bulan pertama tahun ini, berdasarkan data resmi yang direvisi pemerintah. Produk domestik bruto (PDB) berekspansi 1% secara tahunan pada kuartal pertama. Angka ini lebih rendah dari data awal dengan pertumbuhan sebesar 2,2%.

Seperti dilansir BBC, Jumat (9/6/2017) pelemahan data ekonomi daripada yang diharapkan, disebabkan karena penurunan tak terduga persediaan minyak mentah dan konsumsi swasta. Meski begitu investasi bisnis meningkat sebesar 0,6% dibandingkan dengan prediksi sebelumnya pada kuartal pertama 0,2%.

Tingkat konsumsi swasta, yang berkontribusi sekitar 60% dari PDB, naik 0,3% atau lebih kecil dari data pendahuluan untuk kenaikan 0,4%. Sedangkan persediaan swasta berkurang 0,1 persentase poin dari pertumbuhan kuartalan atau lebih kecil dari angka pendahuluan dengan kenaikan 0,1 poin persentase.

Bank Sentral Jepang dijadwalkan menggelar pertemuan pekan depan dan saat ini diharapkan kebijakan yang telah ada tidak berubah mengikuti data terbaru. Meski begitu para analis tetap menebar optimistis dengan mengatakan outlook ekonomi terbesar ketiga di dunia itu positif dan pemulihan terus berjalan.

"Kedua, penjualan ritel dan belanja rumah tangga inti mencatat keuntungan terkuat pada bulan April, dan produksi industri akhirnya melampaui puncak mencapai sebelum kenaikan pajak penjualan 2014. Ekspansi (ekonomi) saat ini berada dalam jalur terpanjang, di lebih dari satu dekade," ujar Marcel Thieliant dari Capital Economics.

Sementara Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe telah mendorong konsumen Jepang dan perusahaan untuk menghabiskan lebih banyak dalam Olimpiade Tokyo pada tahun 2020. Konsumsi swasta sendiri menyumbang sekitar 60% dari PDB. Di sisi lain eksportir telah terbantu dengan pelemahan mata uang, sehingga membuat produk mereka lebih kompetitif dan mendorong keuntungan lebih besar di luar negeri.

Menurut pemerintah Jepang yang merilis data ini, penurunan pada penyimpanan minyak merupakan faktor terbesar dalam revisi penurunan persediaan. Kenaikan harga minyak menyebabkan penurunan permintaan, yang dikombinasikan dengan perawatan tangki dan kilang secara teratur untuk mengurangi volume minyak yang tersimpan di Jepang.

Di saat investasi bisnis berkembang akibat kekuatan permintaan luar negeri, kunci untuk pemulihan berkelanjutan adalah tentang apakah tingkat upah mulai tumbuh cukup kuat untuk mendorong konsumsi swasta menjadi lebih baik.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5267 seconds (0.1#10.140)