Kementerian Perindustrian Rintis Material Center Industri Mebel

Jum'at, 16 Juni 2017 - 03:00 WIB
Kementerian Perindustrian Rintis Material Center Industri Mebel
Kementerian Perindustrian Rintis Material Center Industri Mebel
A A A
SOLO - Kementerian Perindustrian bersiap mendirikan material center guna meningkatkan daya saing industri mebel, rotan, dan bambu. Industri Kecil Menengah (IKM) di sektor itu daya tawarnya masih rendah ketika mendatangkan bahan baku.

Direktur Industri Kecil dan Menengah Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur Kementerian Perindustrian Sudarto mengatakan, pengembangan material center diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi industri mebel dan kerajinan, khususnya IKM.

Selama ini, IKM bargaining powernya masih rendah dan kesulitan ketika akan membeli bahan baku. “Mereka tidak bisa ikut lelang ke Perhutani,” kata Sudarto di Solo, Kamis (15/6/2017).

Sedangkan apabila membeli langsung ke petani, ternyata lebih mahal karena harus mengeluarkan sejumlah biaya tambahan. Pihaknya berharap material center dapat segera terealisasi karena akan memberi banyak manfaat bagi IKM.

Dia juga menegaskan bahwa material center tidak mengarah ke praktik monopoli. Dalam pengamanan bahan baku, Kementrian Perindustrian akan menjalin kerja sama dengan perusahaan perdagangan Indonesia (PPI) yang merupakan salah satu BUMN.

“Kami juga fokus mengenai persoalan permodalan yang selama ini menjadi kendala industri kecil,” lanjutnya.

IKM di sektor rotan, mebel dan bambu memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha perdagangan lainnya. Mereka punya peluang pasar yang besar, khususnya ekspor namun kualitasnya harus dijamin. Ketika tengah sepi order, maka harus memiliki tambahan modal kerja. Sehingga perlu kerja sama dengan perbankan untuk membuat skema kredit agar peluang pasar tertangkap oleh IKM.

Sehingga industri besar, menengah maupun mikro di sektor itu harus diberikan dukungan. Seperti di Solo telah dibentuk koperasi industri mebel dan kerajinan Soloraya (KIMKAS) guna meningkatkan daya tawar.

Dengan demikian, IKM ke depan dapat memiliki perilaku dan berubah menjadi usaha besar. Sekaligus meningkatkan kepercayaan importir agar transaksi menjadi lebih besar. Selain itu juga bisa masuk ke lelang bahan baku dan perbankan terarah dalam memberikan kredit.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soloraya Adi Dharma mengatakan, KIMKAS yang didirikan sebagai showroom dan diperkuat dengan proses penunjang dan perbaikan sistem produksi, dan memperluas jaringan untuk pemasaran produk bagi anggotanya.

“Dalam pemasaran bersama, ada kelebihan dari jenis dan modelnya. Produsen yang menjual langsung dalam showroom itu,” tandas Adi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4137 seconds (0.1#10.140)